25. Luka

344 38 7
                                    

Beberapa hari berlalu dengan Chaka yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan Jian dan kawan-kawan. Bahkan ia merasa lebih hidup sampai-sampai kadang ia terlupa dengan kewajibannya sebagai kapten basket. Berbicara tentang turnamen waktu itu, tenang saja, Chaka dan teman-teman sudah memenangkannya tepat sehari setelah pembagian rapor.

Pagi ini Chaka menerima sebuah berkas dari Jevar. Chaka terdiam dan berjalan tepat ke hadapan kaca yang ada di hadapannya. Chaka berdiri dengan apik di depan cermin yang menampilkan setengah badannya. Ingatannya berlabuh saat terakhir kali bertemu sang papa.

//flashback on

Chaka dan sang papa duduk berhadapan di dalam ruang kerja sang papa.

"Jadi apa, Pa?" Menatap wajah sang papa dengan serius

"Boy, kamu sudah tau bukan jika Fariz bukan anak kandung Papa?" Tanya papa

"Iya, lalu?"

"Boy.... semua bermula saat dimana kakekmu menjodohkan Papa dengan mama yang saat itu sedang mengandung Fariz."

"Mama dan Papa menikah saat mamamu baru saja melahirkan Fariz tanpa Papa tahu kalau mamamu masih terikat pernikahan dengan suami pertamanya meskipun hanya pernikahan siri."

Bungkam

Chaka dibuat bungkam dengan fakta terbaru yang baru saja ia dapatkan dari sang papa.

"Lalu?" Tanya Chaka yang kini semakin ingin mengetahui seluruh fakta yang tersimpan selama bertahun-tahun dengan apik

"Chaka," menggenggam erat tangan Chaka

"Anak Papa hanya tinggal kamu saja setelah kepergian Hana dan Gian, hanya kamu salah satu pewaris yang diakui oleh kakek dan nenekmu."

"Tu-tunggu Pa, i-ini maksudnya gimana?" Chaka terbingung dengan perkataan papa

Chaka ini 6 bersaudara dengan 2 saudara yang sudah meninggal. Ia tau jika Fariz bukan anak kandung sang papa, tapi kenapa sang papa malah berkata jika hanya dia saja anak kandungnya?

"Papa sadar cepat atau lambat kamu pasti akan mengetahui ini Chaka. Yudha dan Fahrezi adalah anak biologis dari suami pertama mamamu."

"Nenek dan kakek mu sudah mewariskan semuanya kepada kamu, Hana dan Gian karena hanya kalian bertiga anak biologis papa, Chaka."

"Itulah mengapa nenekmu tak akan segan untuk menyakiti Fariz, Yudha dan Fahrezi jika mama mu sampai berani menyerahkan perusahaan kepada mereka bertiga."

"Papa melakukan itu agar kamu cepat terbebas dari mamamu karena jika sampai mamamu tau kalau kamu mempunyai kepribadian ganda, papa yakin jika mamamu akan memanfaatkan itu."

"Chaka nggak peduliin semua warisan itu," tekannya

"Papa tahu tapi apa kamu siap jika Fariz, Yudha dan Fahrezi disakiti oleh nenek mu?"

//flashback off

Bugh.... prang.....

Hantaman yang Chaka berikan membuat kaca di hadapannya retak dan pecah menjadi beberapa keping. Pecahan tajam bahkan sampai menyentuh punggung kakinya tapi tak dihiraukan oleh sang empu. Pikirannya terlalu kalut karena fakta-fakta yang menimpanya.

"Sial....sial......" gumamnya dengan tatapan mengarah tajam ke arah kaca yang sudah retak dan pecah

Bugh..... prang......

Lagi dan lagi Chaka memukul kaca yang sudah hancur itu menjadi bertambah hancur dengan pecahan yang banyak menusuk punggung kakinya.

Chaka jatuh bersimpuh dengan tangan yang tepat memegang serpihan kaca. Ia menggenggam erat serpihan kaca tanpa peduli tangannya yang bersimbah darah. Jangan lupakan jika terdapat sebuah berkas yang berada apik di samping Chaka.

Chaka, Congrats!! || ZHONG CHENLE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang