20. Lingkar zona milik Chaka

379 37 7
                                    

Setelah keberangkatan Chaka menuju Batam, mereka berenam memilih menunda perkumpulan mereka agar Chaka bisa ikut berkumpul dengan mereka. Hingga tanpa terasa mereka malah sudah berkumpul di bandara untuk menunggu Chaka yang tiba hari ini. Ternyata mereka tiba 1 jam lebih awal dan membuat mereka menunggu di cafe.

"Udah sampe belum ya?" Tanya Jian yang gelisah

"Tenang aja Ji, kita datang 1 jam lebih cepat dari seharusnya," kata-kata Mark tak berhasil menenangkan Jian

Ting....

Notifikasi itu berasal dari hp Jian. Setelah melihat isi dari notifikasi melalui lockscreen, Jian bergegas mengajak yang lain untuk menemui Chaka.



Waw...

Benak mereka semua saat menatap Chaka. Jas yang membalut kemeja serta dasi yang terpasang apik ditubuhnya dan celana bahan serta pantofel yang membuat pesona Chaka 2× lipat terpancarkan.

"Tolong tampar gua."

Plak....

"Bngke, kekencengan kampret," mengelus pipinya yang meninggalkan bekas tamparan

"Not my fault, that's your wish, dude," ucap Mark santai

Tanpa mereka sadar, Chaka sudah berada dihadapan mereka dengan 2 koper yang memenuhi 2 tangannya.

"Apa kalian masih ingin menjadi tontonan orang-orang?" Suara itu berhasil menginterupsi mereka berenam

"Ohh ma bro Chakarana...." memeluk Chaka

"Lepas," ucapnya sedikit menggoyangkan bahu

Sang pelaku pemelukan hanya tersenyum canggung dan melepaskan pelukannya.

"Dude, bagaimana jika kita bersenang-senang malam ini?" Perkataan Mark terdengar ambigu ditelinga mereka

"MARK ISTIGFAR NJIR, YA ALLAH NGGAK NYANGKA GUA," teriak Rendi hiperbola

"Bukan gitu bodoh," menjitak dahi Rendi

"Kita ngapain gitu sekalian menikmati liburan," menjelaskan

"Ya boleh sih."

"Ayok kita kacauin dapur Nabil," seru Hernes

"Emang biadab manusia ini," desisnya

"Hehehe kapan lagi coy," menggaruk tengkuknya yang tak gatal

"How 'bout you, Chaka?"

"Bukan ide buruk, nanti gua kabarin," ucapnya setelah lepas fokus dari ponsel

"Lo pulang kemana?"

"Rumah Papa."

"Ikut," ucap mereka serempak

Melihat keantusiasan mereka membuat Chaka tak tega untuk menolak. Apalagi tatapan seperti kucing minta dipungut itu membuatnya jengah dan akan semakin merasa malu. Tatapan orang-orang sekitar juga mulai mengarah ke mereka.

"Oke," final Chaka
.

.

.

.

Dan disinilah mereka saat ini. Bangunan sederhana 2 lantai yang merupakan rumah dari papa Chaka.

"Lama tidak bertemu, boy," sambutnya sembari memeluk anak bungsu kesayangannya

"Berhenti kekanakan, Papa," ucapnya datar

"Ayolah boy, kenapa kamu masih saja bersikap seperti itu pada Papa, apakah Papamu ini kurang menarik dari buku-bukumu?"

Chaka, Congrats!! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang