16. Kantin

384 41 6
                                    

Pagi-pagi buta Chaka sudah memacu kendaraannya menuju rumah sebelum penghuni rumahnya terbangun. Tepat pukul setengah lima pagi Chaka tiba di rumahnya dan langsung berlalu menuju kamarnya. Chaka mulai membersihkan tubuhnya dan turun kebawah menuju meja makan. Sesampainya disana, sudah ada Fariz dan Yudha.

"Tengah malem keluyuran kenapa nggak sekalian minggat aja?" Tanya Fariz mengintimidasi

"Bukan lo doang yang punya urusan."

"Bocah kelas 1 SMA kek lo punya urusan apa sampe keluar malem."

"Biarin aja, Bang."

"Lo sekarang dipihak dia, Yud?" Menunjuk Chaka

"Bukan gitu, Bang. Toh mama juga nggak meduliin dia kenapa kita repot-repot meduliin dia?"

"Cih, kalo emang mau ngebela dia ya terus terang aja jangan bawa-bawa mama."

"Terserah lo aja dah, Bang."

"Pagi-pagi brisik banget," sindir Chaka sambil fokus pada ponselnya

"Sialan," gumam Fariz

Fariz tak bisa membalas omongan Chaka lebih karena mama nya sudah datang bersama Fahrezi.

"Yudha, mulai lah fokus dengan sekolahmu. Sebentar lagi kamu lulus."

"Iya, Ma."

"Mama tau kamu sering membolos, tapi jangan terlalu sering."

"Iya Ma, Yudha kurangin."

"Bagus, kamu juga Fahrezi, baru SMP aja sudah demen membolos."

"Yaelah Ma, namanya juga anak muda."

"Terserah. Dan kamu, Fariz," melihat ke arah Fariz

"Kenapa, Ma?"

"Tidak ada."

Chaka muak dengan suasana pagi ini sehingga ia memutuskan pergi terlebih dahulu tanpa pamit.

....

Chaka tiba disekolah mepet dengan bunyi bel masuk. Sengaja ia melakukan itu untuk menenangkan pikirannya.

"Woi Chak," merangkul pundak Chaka

"Hmm," menaikkan salah satu alisnya

Orang itu tak menjawab dan hanya diam masuk ke kelas bersama Chaka. Jian, orang yang merangkul pundak Chaka tadi.

"Psstt Chak," bisik Jian

"Hmm."

"Berdua dong bukunya, gua lupa bawa," ucapnya diakhiri cengiran

Chaka menghela napas dan memindahkan buku-buku menjadi di antara ia dan Jian. Chaka mulai fokus mendengarkan penjelasan guru dan mengabaikan Jian yang bertingkah random. Sebenarnya Chaka juga sedang menahan tawa melihat kelakuan Jian. Memajukan bibir dan menaruh pulpen di atas bibir, itu yang sedang dilakukan Jian dan terlihat oleh Chaka yang ada di sebelahnya.

Tipis, Chaka tersenyum sangat tipis melihat kelakuan Jian yang membuat mood-nya sedikit membaik. Hingga tanpa sadar bel berbunyi dan Chaka masih mencuri pandang ke arah Jian.

"Eh bel," menaruh pulpennya di meja dan berdiri

"Yok Chak kantin," ajaknya

"Duluan."

"Enggak, enggak ada duluan-duluan, ayok ahh...." menarik lengan Chaka

Chaka hanya diam tanpa memberontak dan membiarkan Jian membawanya entah kemana kaki Jian melangkah. Kantin yang nyatanya menjadi tujuan utama Jian menarik Chaka. Disana sudah ada Mark, Rendi, Galang, Hernes dan Nabil yang sepertinya menunggu Jian dan Chaka. Kelima pemuda yang sedang duduk itu lantas melambaikan tangannya kala melihat Jian dan Chaka. Sesederhana itu tapi bisa membuat Chaka seperti terlihat.

Chaka, Congrats!! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang