chap 54

1.2K 68 4
                                    

**✿❀ 𝑠𝑎𝑤𝑎𝑑𝑑𝑖 𝑘ℎ𝑎 𝑡ℎ𝑢𝑘ℎ𝑢𝑛❀✿**

𝐽𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑝𝑎 𝑣𝑜𝑡𝑒, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑦𝑎😉👍

𝐹𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑛𝑦𝑎 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑘😘


Habis mengantar Lengso, blue kembali ke kantor. la masih terngiang-ngiang dengan kejadian tadi, dan menyesalinya kemudian.

"Hufftt ... Blue, blue, kau memang bodoh."

"Bodoh kenapa kak?" pria itu melirik ke kiri, ia berpapasan dengan Nanon dalam lift. Pria itu tersenyum lebar.

"Eh ada sih cantik rupanya." Nanon ikut tersenyum. la berani menyapa akrab Blue kalau tidak ada siapa-siapa saja. Makhlum, walau baru beberapa hari menjabat sebagai sekretaris Ohm di kantor ini, nama Blue sudah terkenal di seluruh penjuru kantor. Bahkan mungkin nama fanbase-nya sudah ada. Nanon tidak berani dekat-dekat dengan pria itu, apalagi menyapanya kalau ada banyak orang.

"Kak Blue kayak banyak pikiran." ujar Nanon.

lya benar. Lagi pikirin kakak kamu.

Gumam pria itu dalam hati. Lalu tertawa sendiri.

Nanon menatapnya aneh. Ganteng-ganteng gila, giliran Laki-laki manis itu yang tertawa.

"Kenapa tertawa?" Blue menatapnya bingung.

"Nggak."

"Oh ya, kamu harus siap-siap hadepin Ohm nanti." kali ini Blue bicara setengah berbisik.

"Kau sudah membuatnya kehilangan muka di depan banyak orang. Sejak tadi dia terus mengatakan akan menghabisimu. Kamu tahu maksudku kan?"

Nanon tersenyum canggung. Ya ampun, merinding juga dia dengarnya. Kemudian pintu lift terbuka.

"Aku duluan ya kak." ucap laki-laki manis itu. Blue mengangguk.

"Jangan lupa pesanku tadi." seru Blue sebelum lift tertutup lagi. la tertawa melihat raut wajah Nanon yang tiba-tiba berubah aneh.

"Nanon, kamu sendiri? Kemana chimon?"

wanita bernama Rika bertanya. Ia adalah salah satu pegawai tetap di tim itu yang paling banyak menyuruh. Tapi masih dalam hal wajar, jadi Nanon menurut-menurut saja.

"Chimonnya masih ada urusan sedikit di kampus mbak, tapi sekarang dia mungkin udah di jalan menuju ke sini." jawab Nanon.

"Kalau begitu kamu saja yang pergi ke toko bunga sama windy."

Windy adalah anak magang yang satunya lagi. Chimon yang akrab sama dia. Nanon tidak. Tunggu, Toko bunga? Ya ampun, baru juga dia sampai dari kampus. Bisakah dia bilang tidak, atau pura-pura sakit perut lagi? Tidak, pasti akan langsung ketahuan. Terus bagaimana dong?

"Rika," Rika membalikan badan,

"Iya bu Laya?" ia menatap Laya yang sudah berdiri di depan pintu.

"Biarkan Windy pergi sendiri saja ke toko bunga. Aku ingin Nanon membantuku." Nanon bernapas lega begitu Laya bilang begitu. Yes, dia tidak jadi pergi. Sudah sore begini juga. Sebentar lagi jam pulang. Namun keputusan Laya sepertinya tidak membuat sih windy senang. Gadis itu melemparkan tatapan tidak sukanya ke Nanon. Nanon yang sadar langsung pura-pura sibuk.

"Mbak, pesanan bunganya banyak nggak sih? Emang bisa aku sendiri?" Gadis itu bicara ke Rika dengan nada keberatannya.

"Pesanannya memang cukup banyak. Tapi kamu tidak akan bawa kok. Nanti mereka yang telpon."

GAIRAH LIAR SANG KAKAK IPAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang