(05) THE COERCER

6.1K 411 144
                                    

Untuk para pembaca yang bersedia spam di part sebelumnya aku ucapin terima kasih banyak ya. Jangan lupa tinggalin jejak juga di chapter ini untuk semua readers.

Tandain kalau ada typo oke

Tandain kalau ada typo oke

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

ㅤCelestial menggeliat dari tidurnya, ringisan kecil keluar saat merasakan kepalanya pusing dan penglihatan yang sedikit kabur. Setelah membuka mata dengan sempurna dan melirik sekelilingnya, mata Celestial membelalak menyadari bahwa tempat ini bukanlah kamarnya.

ㅤㅤ"Gue dimana?"

ㅤㅤ"Ini gue gak diculik orang 'kan?"

ㅤㅤCewek itu menyibak selimut untuk melihat seluruh bagian tubuhnya, pakaiannya utuh dan tidak ada bekas aneh apapun di tubuhnya. Hal itu membuat Celestial menghela nafas lega.

ㅤㅤMelihat tas yang semalam ia bawa berada di atas nakas disamping tempat tidur, Celestial langsung meraihnya. Membuka tas dengan terburu-buru untuk mengambil ponsel, matanya melotot melihat jam menunjukkan pukul sembilan pagi.

ㅤㅤ"Mampus. Gue bisa habis sama Jergion nih."

ㅤㅤRaut wajah Celestial benar-benar terlihat kusut. Tidak pulang ke rumah semalaman, terlambat pergi ke sekolah, dan ada begitu banyak pesan dan panggilan telpon dari Jergion dan Papanya.

ㅤㅤIa menekan salah satu voice note yang dikirim Jergion semalam. "Janji pulang jam berapa lo? Nyari mati belum pulang jam segini?"

ㅤMendengar satu voice note saja sudah membuat Celestial merinding, apalagi harus mendengarkan yang lainnya. Jergion tidak akan memberi ampun untuknya ketika sampai di rumah.

ㅤㅤ"Gue harus pulang."

ㅤㅤCelestial bangkit dari kasur dengan sedikit oleng, ia melirik ke seluruh penjuru kamar. Pertama-tama sebelum keluar dari kamar ini ia harus membersihkan wajahnya yang berantakan.

ㅤㅤSebenarnya seberapa banyak Celestial minum semalam? Siapa yang membawanya kesini? Dan apakah minumannya semalam dibayar?

ㅤㅤMemikirkannya saja membuat Celestial gigit jari, benar-benar malu dengan perbuatan cerobohnya sendiri. Tapi patah hati itu sungguh menguras tenaga dan emosi.

ㅤㅤSetelah mencuci wajahnya, Celestial melangkah keluar dari kamar. Sedikit kagum karena tempat yang ia yakini sebagai apartemen ini begitu besar.

ㅤㅤ"Nick?" Pupil matanya membesar melihat Nick yang tertidur di sofa tepat di depan televisi. Tatapannya mengedar untuk melihat figura yang terpajang di meja. Ada foto Nick bersama temannya dan juga keluarganya disana.

ARDUOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang