Sabrina berjalan menyusuri lorong kampusnya dengan percaya diri. Suara hentakan kakinya yang terbalut heels dari Jimmy Choo itu terdengar merdu memenuhi seisi lorong.
Rambut blonde yang dicatok bergelombang dan dihiasi pita besar itu sukses membuat Sabrina terlihat mencolok. Blazer chanel dan celana Ralph Lauren berwarna soft pink itu membuat Sabrina terlihat manis dan mewah.
Penampilan Sabrina memang selalu berhasil mencuri perhatian. Banyak orang yang menyamakannya dengan Blair Waldorf di serial Gossip Girl atau Cher Horowitz di film Clueless.
Sang Queen Bee yang menjadi cewek paling populer dan disegani di kampus itu selalu menjadi pusat perhatian dimana pun kakinya melangkah. Tentu saja Sabrina menyukai itu, menjadi sang Queen Bee itu memang keinginannya.
"Sabrina!" teriak salah satu cewek yang berdandan cukup heboh itu sukses mengalihkan perhatian Sabrina.
"Claire!" sahut Sabrina tak kalah heboh. Mereka pun langsung berpelukan seperti Tinky-winky yang bertemu Dipsy di serial teletubbies.
"Ya ampun, udah lama banget kita nggak ketemu, Sab!" ucap Claire dengan nada heboh.
Sabrina memutar matanya jengah. "Perasaan baru minggu kemarin deh kita party bareng."
"Ya kan biasanya kita bareng-bareng terus tiap hari, tapi semenjak semester akhir kita jarang bareng. Eh, gimana skripsi lo? Udah ngajuin seminar belom?" tanya Claire sambil mengikuti Sabrina yang berjalan menyusuri lorong kampus.
Sabrina menghela napas berat. "Belom, Claire. Dosen pembimbing gue grumpy abis. Pusing gue, ini salah itu salah. Nggak kelar kelar deh ini skripsi gue."
Claire memandang Sabrina prihatin. "Buk Revina emang ribet orangnya. Sial banget lo dapet dia. Itu perawan tua emang super grumpy karena jarang dibelai."
Sabrina tertawa kecil. "Udah lama nggak dapet big O kayaknya, jadi suka senewen liat gue yang hot ini."
Claire memukul bahu Sabrina pelan. "Ya lo liat aja tampang dia, Sab. Sepet banget tiap hari gue liat, nggak pernah senyum. Keburu mengkeret duluan tuh batang cowok kalau ketemu dia."
"Tau ah. Sebel banget gue. Rasanya pengen gue dukunin aja tuh si macan kumbang."
Claire menggeplak kepala Sabrina, "Bisa aja lo, monyet ragunan!"
"Kalau bisa gue mau nikah aja deh. Bodo amat skripsi gue. Cita-cita gue kan mau jadi trophy wife yang ikut arisan berlian sambil nenteng birkin," ucap Sabrina berandai-andai.
Claire tertawa kencang. "Lah, bukannya lo lagi ngejar-ngejar Om Om konglomerat sepupu ipar lo itu ya?"
"Om Biyan nolak gue terus, Claire. Kayak alergi banget kalau liat gue. Mana Om Biyan udah punya pacar lagi. Walaupun nggak direstuin sih, tapi Om Biyan keliatan bucin banget tuh sama pacarnya."
"Gila lo, Sab! Pacar orang juga mau lo embat. Awas lo dapet karma. Terakhir gue nonton ada yang tewas kesamber petir terus mayatnya masuk got gara-gara jadi pelakor."
Sabrina mencebik. "Tampang lo boleh bule, mana nama lo berat lagi Claire, tapi tontonan lo sinetron ikan terbang. Kurang-kurangin deh!"
Claire cengengesan. "Yah, intinya itu deh. Hidup lo bakal nggak berkah kalo jadi pelakor."
"Pelakor dari mana sih? Lagian kan mereka belum nikah. Sebelum janur kuning melengkung sah-sah aja dong kalau gue tikung. Kata Mbak Ririn juga, Neneknya Om Biyan pasti bakal ambil tindakan kalau samapai mereka masih lanjutin hubungannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Office Hours [ONGOING]
ChickLitAbiyano datang bagai pangeran berkuda putih yang menyelamatkan hidup Sabrina. Sabrina terbuai dengan sandaran yang Abiyano tawarkan hingga jatuh cinta semakin dalam. Sabrina tidak sadar bahwa Abiyano selalu menyimpan pedang yang bisa membunuh Sabrin...