7. Getting their wires crossed🧵

111 13 0
                                    

Sabrina menatap pantulan dirinya di cermin. Make up flawless dan rambut blonde yang tercatok rapi itu terlihat sempurna menunjang penampilan Sabrina.

Kemeja berwarna baby pink dari Ralph Lauren dipadukan dengan celana panjang putih dari Brunello Cucinelli membuat tampilan Sabrina bertambah manis.

Sabrina berjalan ke arah walking closet, lalu memilih tas yang akan dia gunakan. Pilihannya jatuh pada tas berwarna natural ivory dari Delvaux. Untuk sepatu Sabrina menggunakan heels setinggi tujuh senti dari Manolo Blahnik.

Semua yang ada pada tubuh dan wajah Sabrina terlihat selaras menghasilkan penampilan yang trendy. Tidak salah kalau Sabrina dijuluki sebagai fashion icon oleh teman-temannya sejak masa sekolah.

Hari ini menjadi hari pertama Sabrina untuk bekerja sebagai karyawan magang di Hanggoro Group. Karena mobil Sabrina masih disita, Sabrina berencana ingin naik KRL untuk pergi ke kantor.

Sabrina yang sudah termakan konten pekerja kantoran di Jakarta jadi penasaran. Bagaimana rasanya naik transportasi umum untuk pergi ke kantor?

Claire menatap Sabrina yang berada di depan cermin, "Udah cakep banget lo, Sab. Duh, gue takutnya kalau lo secakep ini langsung diadopsi jadi ani-ani sama atasan lo,"

Sabrina tertawa, "Atasannya yang mana? Bosnya kan Papi gue, Claire."

Claire tertawa, lalu menatap jam tangan cartier di tangannya, "Udah jam tujuh, Sab. Yuk buruan! Gue anterin sampe ke stasiun,"

Sabrina mengangguk, lalu berjalan beriringan dengan Claire menuju mobil Claire.

Saat di perjalanan, Claire mengingatkan Sabrina sekali lagi. "Lo seriusan mau nyobain naik KRL sendirian, Sab? Emangnya lo ngerti jalurnya? Kayaknya bakalan rame banget loh. Gue anterin pake mobil aja ya?"

Sabrina menggeleng, "Gue udah nonton youtube kok, Claire. Gue udah pelajari semuanya. Tenang aja!"

Claire menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Hati-hati, Sab. Kadang apa yang di internet nggak sesuai realita. Apa jangan-jangan lo malu ya karena gue pake BMW jadul? Besok gue pake McLaren deh biar lo gak tengsin,"

Sabrina kukuh dengan keinginannya, "Nggaklah, gila lo! Gue cuma pengen ngerasain hal baru, Claire. If you worry about me, you should join me then."

"Hell, yeah! Lo aja deh. Gue jauh-jauh ke Singapur kemarin cuma buat cuci rambut di salon dan lo nyuruh gue naik transportasi umum? Nggak dulu deh, Sab." tolak Claire dengan tampang ngeri.

Tidak terasa mobil Claire pun sudah sampai di stasiun. Sabrina bersiap untuk turun.

Claire menatap Sabrina dengan pandangan ragu, "Sebenarnya gue nggak tenang mau ngelepasin lo gitu aja, tapi yaudah deh. Hati-hati ya, Sab. Kalau ada apa-apa hubungin aja gue."

Sabrina tersenyum menenangkan, "Don't worry! I'll be ok. I'll call you later,"

Sabrina berjalan menuju dalam stasiun dan mengeluarkan kartu yang sudah ia siapkan. Sabrina pun menempelkan kartu ke alat scan yang ada di gate, tapi gate tersebut tidak bisa terbuka.

Ini pertama kalinya Sabrina naik transportasi umum. Bahkan saat Sabrina liburan keluar negeri, Papinya itu selalu menyediakan kendaraan pribadi untuk Sabrina.

Sabrina terlihat kebingungan sendirian seperti orang bodoh, terus mencoba membuka gate yang ada di depannya. Tiba-tiba ada seorang yang menepuk pundaknya pelan.

Sabrina berbalik dan melihat seorang pria berkemeja coklat berdiri di belakangnya. Dari tampilannya, sepertinya pria ini seorang pekerja kantoran yang berusia akhir dua puluhan. Pria itu tersenyum manis padanya, terlalu manis.

Princess Office Hours [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang