8. We have bigger fish to fry🐠

110 12 0
                                    

Setelah mendapatkan kartu akses, Sabrina berjalan menuju lift Hanggoro Tower. Di setiap langkah yang Sabrina hentakkan di gedung itu membuat semua mata tertuju pada Sabrina.

Tentu saja, siapa yang tidak silau melihat rambut blonde terang itu? Ditambah lagi desain heels yang berkilau khas Manolo blahnik sungguh menarik perhatian.

Mungkin banyak yang tidak tau betapa mahalnya baju dan celana keluaran brand quiet luxury yang digunakan Sabrina, tapi tetap saja Sabrina mampu memancarkan kemewahan itu.

Sabrina lebih terlihat seperti seorang investor yang sedang berkunjung ke perusahaan daripada seorang karyawan magang.

Saat berada di dalam lift, ada satu wanita yang memperhatikan penampilan Sabrina begitu detail.

"Wow, itu tas Delvaux illusion? You've got taste! Jarang banget gue liat orang Indonesia pake tas ini." ucap wanita itu sambil melirik ke arah tas yang Sabrina tenteng.

Sabrina tersenyum senang mendengar pujian itu, "Iya, kualitas kulitnya bagus. Tapi emang belum ada sih store-nya di Indonesia."

Wanita itu mengangguk, melirik name tag Sabrina yang tertera sebagai karyawan magang.

Wow, karyawan magang nenteng tas delapan puluh lima juta? Mungkin dia old money atau mungkin juga simpenan pejabat? Tapi rambutnya emang ani-ani banget sih.

"Beli online atau reseller?" tanya wanita itu lagi.

"Oh, ini hadiah dari Om. Dia beli langsung di store Marina Bay Sands." jawab Sabrina jujur. Tas ini memang hadiah dari Omnya, Deri Hanggoro.

Kan! Itu dari Omnya. Om Broto atau Om Burhan? Gila juga nih bocah imut-imut tapi udah dapet gadun super tajir.

Sabrina belum tau bahwa setiap hal kecil yang ada di kantor ini bisa menjadi bahan gunjingan. Wanita yang tadi berbicara dengan Sabrina itu pun terlihat sudah siap untuk menyebarkan gosip murahan ke seluruh penjuru gedung.

Sabrina kemudian melanjutkan perjalanannya menuju ruangan HRD dan ia bertemu dengan Bu Rustini, calon atasannya.

"Ayo Sabrina! Saya antarkan buat ketemu rekan kerja kamu." ucap Bu Rustini sambil berjalan di depan Sabrina.

Betapa terkejutnya Sabrina saat melihat salah satu pria yang Sabrina kenal, itu Putra.

"Ayo Sabrina, duduk sini!" panggil salah satu karyawan perempuan dengan tersenyum ramah.

Sabrina pun duduk di samping perempuan itu.

"Hai, nama gue Sandra. Yang rambut cepak itu Rizki, yang rambut gondrong itu Putra. Nah, cewek yang dari tadi cemberut itu Maura." jelas Sandra tanpa diminta.

Sabrina tersenyum cerah, "Halo, Mbak Sandra. Nama gue Sabrina."

Putra menyeret kursinya ke samping Sandra, "Halo dedek gemes! Kita ketemu lagi ya?"

Sandra menaikkan alisnya kebingungan, "Loh kalian udah ketemu? Dimana?"

Sabrina mengangguk, "Tadi nggak sengaja ketemu di KRL."

Rizki mendekat ke arah Putra dan langsung menggetok kepala Putra dengan pulpen. "Bisa ae lo buaya muara! Tau aja yang bening-bening."

Putra mengusap kepalanya yang digetok Rizki, ini beneran sakit. "Ini kepala bukan bedug lebaran ya, Cong. Main pukul aja lo,"

Rizki mengabaikan Putra dan mengalihkan pandangannya pada Sabrina. Rizki memasang senyum terbaiknya. Sejenis senyum marketing, tapi lebih lebar lagi.

Princess Office Hours [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang