Chapter 16: Prepare

114 15 9
                                    

Play "Interaksi" - Tulus while reading this chapter
Disclaimer: All these characters belong to Eiichiro Oda
Happy reading—

Fajar mulai meyingsing kala wanita cantik bersurai hitam ini telah bangun dari tidurnya, kesan cantik dari wajahnya sama sekali tak luntur meskipun ia baru saja membuka mata, senyumnya terpampang begitu tatapan matanya terarah ke sebuah bingkai foto yang diletakkan di nakas tempat tidurnya.

"Selamat pagi Bunda" Ucapnya, Setelahnya Robin bangkit, meregangkan otot ototnya yang kaku dan mulai bersiap, mengingat sebentar lagi ada orang yang akan datang menjemputnya. Ya, siapa lagi kalau bukan Zoro?

○ ● ○ ●

Tit.. Tit.. Tit..

"Hoaaammm.."

Disini kita bisa melihat pria bersurai Hijau yang tadi kita bicarakan, jauh dari dugaan, ia bahkan saat ini masih berperang dengan alarm yang tengah berusaha membangunkannya.

"Ugh.."

Zoro mengerang, mengucek matanya yang baru saja terbuka, rasa malas menggerogoti nya hingga membuatnya hampir saja kembali merebahkan diri di kasurnya, namun ponselnya terus berbunyi, melarangnya untuk tertidur kembali.

Zoro berdecak melirik ponselnya yang masih tersimpan rapi diatas nakas samping tempat tidurnya, tangannya terulur untuk meraih benda pipih berbentuk persegi panjang itu. Matanya mendelik melihat pesan yang masuk. Gawat, ia lupa kalau ia harus kerumah Robin pagi ini.

Tanpa basa basi lagi Zoro bangkit, menyambar handuknya dan dengan cepat masuk ke kamar mandi dan bersiap siap.

____________________________________

Robin

Zoro apa kau sudah berangkat?

Jika sudah kabari aku

Kita akan kerumah Vivi di set jam 9

Aku tengah bersiap
____________________________________

○ ● ○ ●

Robin menyipitkan matanya, pria hijau itu kini berdiri di depan pintu apartemennya, rambut pria itu berantakan, jelas karena ia tak sempat merapikan rambutnya karena panik, pakaiannya tak beraturan bahkan topi yang ia kenakan juga terbalik. Robin menghela nafas lalu menarik Zoro masuk ke apartemennya lagi.

Zoro bingung dengan tindakan tiba tiba dari Robin yang menariknya paksa untuk masuk.

"Ada apa? sebentar lagi jam 9, kita akan terlambat"

Robin tak peduli, tangan rampingnya masih menarik Zoro untuk masuk "Perbaiki dulu pakaianmu Zoro. Kau hanya akan mempermalukan dirimu dengan outfit berantakan seperti itu."

Cetus Robin dan mendorong Zoro masuk ke ruangan bernuansa abu abu itu.

"Ah- Baik, dan.. maaf"

"Untuk?" Robin menaikkan sebelah alisnya, menatap skeptis pria lumut di hadapannya.

"Karena terlambat" Balas Zoro.

Robin terdiam, memproses apa yang dikatakan oleh Zoro "Ah.. jangan permasalahkan itu, aku tau kau tipe orang yang susah bangun"

Zoro tertegun. Tidak, lebih tepatnya terheran.

"Bagaimana kau tau?" Pria hijau itu mengusak surai lumutnya pelan.

"Wajahmu" Jawab Robin, Zoro mengerutkan alisnya.

"Mimik wajahmu sendiri yang menjelaskannya.. ya bisa dibilang, seperti menilai buku dari sampulnya" Lanjut Robin seraya terkekeh.

Zoro mengerutkan keningnya, tangannya bergerak memijat pangkal hidungnya

"Sudahlah, cepat rapikan pakaianmu, kau sendiri yang bilang bukan kalau kita akan terlambat bukan?" Titah Robin.

Mendengar itu, tanpa basa basi Zoro langsung menutup pintu kamar tamu, membiarkan Robin menunggu di depan pintu.

(Beberapa menit kemudian)

Pintu terbuka, menampilkan sosok yang sama, namun dengan versi yang lebih rapi. Robin tentunya tersenyum puas melihat itu, tak lupa ia merapikan topi si lumut yang terlihat sedikit miring. Aku ingatkan, Robin itu perfeksionis!

Mari kita lewatkan adegan itu.

Setelah puas dengan penampilan Zoro, kita peringkat waktunya. Kini Zoro dan Robin tengah berada di dalam mobil sedan khas milik si lumut.

Meski berada dalam satu mobil, perlu kita ketahui bahwa keduanya sebenarnya tergolong orang yang introvert, jadi tak satupun dari mereka berdua yang berusaha untuk bicara terlebih dahulu. Ya, Introvert. Hanya saja dalam kondisi yang berbeda, Zoro adalah seorang introvert yang akan selalu menunggu diajak bicara, berharap ada seorang ekstrovert akan mengajaknya untuk membahas topik topik tertentu. Sedangkan Robin? Robin adalah tipe introvert yang akan bertindak sesuai lingkungannya, apabila ia berada di lingkungan seorang ekstrovert, ia akan ikut menjadi ekstrovert, begitu pula sebaliknya, bisa dibilang Robin adalah seorang ambivert.

Kembali ke topik.

Robin yang kini bisa dibilang  sudah tidak tahan dengan kesunyian yang ada akhirnya memilh untuk angkat bicara.

"Kau begadang semalam?" Tanya si surai gagak itu.

"Iya"

"Boleh kutanya kenapa?" Tanyanya lagi.

"Aku tidak bisa tidur" 

Hening kembali, basa basi memang tak cocok untuk mereka berdua.

"Robin/Zoro" 

Keduanya memanggil nama satu sama lain, manik mereka bertatapan selama beberapa detik setelahnya saling membuang muka.

"Kau saja dulu" Ucap Zoro berdeham.

"E-euhm tidak, kau dulu" Sejenak Robin menatap ke luar jendela mobil berencana untuk diam sampai Zoro berbicara, barulah ia terkesiap karena ponselnya yang tiba tiba saja berdering.....

Note :

Ciee yg pada nungguin😭😭😭

Sumpah awalnya author cma niat mau hiatus bentar, tapi kok malah ketagihan yaa

maaf ya chapter yg sekarang jga agak pendek, jujur dah nulis chapter ini dri lama, tapi gak kepikiran buat alurnya gimana😭😭😭

pokoknya ini author dalam keadaan bingung mau buat apa mau tulis apa, tapi author mau tanya kalian nih, mau lanjut sampe ending atau terpaksa diakhiri dengan ending yang kurang memuaskan??

satu pertanyaan lagi, disini ada yang demen sama genre tipe slice of life ga?? soalnya author punya beberapa ide karya kaya begitu, yang nonformal lah istilahnya soalnya kalau percintaan mulu ini author yg miris😓😓

dijawab ya pertanyaan author, ini untuk semua readers soalnya‼️

She's Mine [Zorobin || Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang