Sekolah ini terbagi menjadi dua bagian, ruang untuk siswa dan ruang untuk siswi. Mereka memiliki jadwal bertemu untuk setiap kelas, seperti contoh siswa kelas sebelas bertemu dengan siswi kelas sebelas juga pada hari Rabu.
Karena itu hari Rabu sangat dinanti oleh semua murid kelas sebelas, termasuk oleh Anin.
Anin merupakan seorang manusia, berjenis kelamin perempuan. Tidak ada yang spesial dari dirinya, nilai pas-pasan. Jomblo seumur hidup, beberapa kali suka sama orang tapi orangnya punya pacar.
Sekarang dia sedang menyukai Andre, cowok kelas sebelah yang ramah dan baik ke semua orang. Tapi kekurangan Andre hanya satu, dia usil.
Tapi meski sudah diusili berkali-kali, Anin tetap menyukai Andre. Tetapi dia tetap ragu menyatakan perasaannya, dia takut bahwa Andre ternyata sudah memiliki pacar.
"Anin! Udah ngerjain tugas?" Tika muncul dari belakang Anin, senyum jahilnya terlihat dengan mulus diwajahnya.
"Udah, biar kutebak, belum ngerjain kan?" tanya Anin sambil menatap lurus pada Tika, sudah berkali-kali dia mendapat modus seperti ini.
"Kok tahu?"
"Bukan, aku tempe."
Sembari berjalan santai, pikiran Anin terus memikirkan Andre. Jangan tanya apa yang dipikirkannya, semuanya benar-benar tidak penting.
"Omong-omong, tahu nggak? Dua hari lagi kita liburan ke pantai loh! Bareng para siswa juga, gunain tuh buat nembak si Andre!" ucap Tika sembari terkikik kecil.
Anin terus memikirkan perkataan Tika hingga waktunya pergi liburan ke pantai, hatinya tak tenang hingga melihat Andre.
"Tik, Tika. Andre rasanya tambah ganteng deh." Anin menyenggol pundak Tika hanya untuk menyampaikan hal-hal yang tidak berguna untuk masa depan, sungguh rasanya Tika ingin mengunyah Anin saat ini.
Anin memperhatikan Andre yang sedang asyik bercanda bersama Eka, mata berbinarnya membuat orang-orang langsung mengerti dalam sekali lirik.
"Nin! Gak mau beli apa gitu?" tanya Tika dengan tiba-tiba, Anin menatap Tika dengan kesal kemudian berkata dengan ketus.
"Gak! Lagi liatin ayang dulu."
Ketika Anin menoleh lagi, Andre dan Eka sudah hilang dalam sekejap mata. Anin kemudian dengan kesal mengunyah cemilan kentang yang Tika bawa, orang-orang sekarang melihatnya dengan tatapan aneh.
Tidak lama kemudian Andre kembali, orang yang pertama kali menyadarinya adalah Anin. Dia langsung terlihat senang saat melihat Andre sudah kembali.
"Nin! Mau permen gak? Nih!" Andre memberikan tiga buah permen yang dibelakangnya ada kata-kata mutiara.
Belum sempat Anin berterima kasih, Andre sudah berlari pergi. Sekarang mereka menatap Anin dengan tatapan lebih aneh lagi, Anin hanya merasa heran.
"Coba lihat tulisan di belakangnya," ucap Eka dengan santai, dia kemudian berjalan menuju arah Andre berlari tadi.
Anin membalik bungkus permennya, tampak tulisan berwarna putih dengan gambar yang lucu. 'I Love You' tulisan yang terlihat biasa-biasa saja tapi memiliki arti yang dalam bagi Anin.
Anin mengambil sebuah kertas dari sakunya, dia menulis beberapa patah kata lalu berlari mengejar Andre.
Tika yang melihat Anin berlari mengikutinya berlari, meskipun Tika tidak tahu untuk apa dia berlari.
Ketika melihat Andre, Anin langsung memberikan kertas yang dia tulis tadi.
Andre membuka kertas itu dan kemudian membacanya.
'Kita jadi temen aja ...'
Baru beberapa kata pertama langsung membuat Andre ciut, tapi dia tetap melanjutkan membacanya.
'-jadi teman hidup.'
Senyumnya merekah, dia memeluk Anin dengan erat. Tidak memedulikan wajah Anin yang sekarang sudah mirip tomat, toh sekarang sudah sama-sama menjadi tomat.
The End
