Dendam

5 3 0
                                    

Setelah 10 tahun dia menghilang, sekarang Armando datang dihadapan Key begitu saja. Setelah semua yang dihadapi oleh Key? Mana bisa Key membiarkannya numpang lewat begitu saja.

"AR! Beraninya kau melewatiku begitu saja!"

Key menatap Armando dengan penuh dendam, tidak ada lagi tatapan ramah yang selalu dia berikan dulu. Tidak ada senyum manis yang selalu memanggil nama Armando, tidak ada sama sekali.

"Oh, Key! Lama tidak berjumpa ya!" Sapa Armando dengan senyuman menyebalkan, tampak Armando tidak memedulikan tatapan penuh dendam dari Key.

"Kau! Padahal sudah mereka katakan berkali-kali, bahwa kau adalah kunci dari kota ini. Tapi kenapa kau malah pergi! Kau tahu? Setelah kepergianmu, kota ini runtuh. Dan hanya aku yang selamat!"

Jelas Key panjang lebar, dadanya terasa sesak. Ini semua salah Armando! Jika saja dia tidak pergi dari kota ini, maka kota ini tidak akan hancur! Jika kota ini tidak hancur, maka dia tidak perlu kehilangan semua keluarganya.

"Dahulu aku tak mengerti kenapa hanya aku yang selamat. Tapi sekarang aku mengerti, yaitu untuk membunuhmu!"

Key mengambil pistol yang berada dibalik mantelnya, dia menodongkan pistol itu ke arah kepala Armando.

"Oh, menarik. Aku ikutan juga," terang Armando, dia mendekat ke arah Key. Armando mengacungkan dua jarinya membentuk pistol, lalu mengikuti gerakan Key menodongkannya pada kepala.

Meskipun tatapannya penuh dendam, dan terlihat seperti tidak takut apapun. Tetapi tangannya gemetaran, dia tidak bisa menekan pelatuk pistol itu. Meskipun dulu dia hanya bertemu dengan Armando sebentar, tetapi banyak kenangan yang dia simpan.

"Armando baik ya! Besok kalau sudah besar, Key mau jadi istrinya Armando!"

Key tidak akan lagi terbayang-bayang dengan masa lalu, dia tidak akan ragu lagi sekarang.

"SELAMAT TINGGAL ARMANDO!"

Key menarik pelatuk pistol yang dia pegang, dan peluru itu kini sudah menembus kepala Armando.

"Aku ... berhasil?"

Setetes air mata jatuh, padahal seharusnya dia merasa senang. Padahal seharusnya dia tersenyum bahagia, kenapa kini dadanya terasa begitu sesak.

"Haha ... HAHAHAHAHA! Lalu sekarang apa gunanya semua ini? Tidak ada artinya."

The End

Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang