Cahaya Kesayangan

3 1 0
                                    

10 tahun sudah sejak kepergian Kayla dari dunia ini, tetapi tubuhnya tetap tersimpan rapi di sebuah lemari kaca.

Ibra menatap sendu mayat Kayla, setelah Kayla pergi dari dunia ini hidupnya hampa. Tidak ada lagi orang yang memaksanya makan, tidak ada lagi orang yang memaksanya tidur.

Kejadian 10 tahun lalu benar-benar membuat Ibra menyesal, kenapa dia tidak bisa menolong Kayla saat itu. Seandainya saat itu dia tidak mematung di jalan, seandainya saat itu dia tidak terdiam saat Kayla akan ditabrak oleh mobil yang melintas.

"Percobaan ini akan menjadi yang terakhir, setelah itu tidak ada lagi."

Ibra mengambil beberapa bahan-bahan yang dia butuhkan, mejanya sampai terlihat penuh.

Ibra mengambil satu persatu bahan yang ada di mejanya dan mencampurnya menjadi satu, setelah ini tidak ada lagi.

Ibra meminumkan cairan obat yang baru saja tadi dia buat kepada Kayla, apapun yang terjadi berikutnya dia hanya bisa pasrah menunggu.

"Aku menunggu terlalu lama untukmu, cepatlah bangun putri tidur." Ibra tersenyum kecil sembari mengusap pipi Kayla, apakah dia sekarang gila? Tidak, dia gila setelah ditinggalkan oleh Kayla.

Satu jam, tiga jam, satu hari dia menunggu efek cairan obat itu bekerja. Tapi tidak ada yang berubah.

"Sepertinya memang mustahil untuk membuatmu hidup kembali, apakah kau sudah tidak menyayangiku lagi?" lirih Ibra, matanya begitu sendu saat melihat Kayla.

Ibra tertawa kecil, pandangannya kosong. Yang dia inginkan hanyalah bertemu dengan Kayla, setidaknya biarkan dia meminta maaf pada Kayla.

Ibra menatap pisau yang terletak di mejanya, dia mengambil pisau itu.

"Kalau kau yang tidak mau kemari, maka aku yang akan pergi ke tempatmu. Tidak peduli dimana pun kau berada, sesulit apapun keadaanmu saat ini." Ibra tersenyum miris, cahaya kehidupannya diambil. Maka untuk apa dia hidup disini? Bukankah sebaiknya dia menyusul cahayanya saja, cahaya kesayangannya.

The End

Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang