Dulu tidak pernah seperti ini.King ingat saat pertama kali bertemu Soojae, gadis muda yang bahkan belum genap berumur 18 tahun. Lugu, cantik dan ceria. Gadis itu dulu selalu membuat King jengkel karena terus mengekorinya seperti bayangan.
Dulu, baginya Soojae seperti kutu di kepala. Seperti jerawat di hidung atau apalah itu—yang ia anggap mengganggu. Ya, karena gadis muda itu membuat King bergairah. Padahal King tidak mau merasakan hal seperti itu.
Karena tidak seharusnya!
Soojae masih terlalu muda, dan selama ini ia selalu berkencan dengan wanita-wanita dewasa, yang tahu apa yang mereka inginkan.
Pertama kali berdekatan dan memeluk gadis itu saat membawanya kembali naik kuda dulu sekali. Sepanjang jalan King ingat tubuhnya berdenyut dari kepala hingga ke pangkal paha, dan sejak saat itu ia tahu kepalanya benar-benar sudah tidak beres karena membayangkan dirinya menyentuh Soojae. Ia tahu Soojae tidak akan menolak. Bahkan kalau King membawa gadis itu pergi ke semak-semak.
Bagaimana mungkin ia bisa berpikir sebrengsek itu? Benar-benar memalukan. King seolah tidak mengenal dirinya. Seolah otaknya baru saja dicuci, seolah tubuhnya diganti dengan tubuh orang lain.
Sekarang, Soojae sudah dewasa. King tak perlu lagi menahan diri, meskipun pada akhirnya ia harus menghadapi kebencian gadis itu dulu. Bukan masalah, karena ia tahu pasti seperti apa perasaan Soojae. Sejak dulu, gadis itu tak pernah berubah. Selalu penuh kejutan. King mudah bosan, apalagi dengan perempuan, tetapi Soojae tidak membuatnya bosan, tidak akan pernah. Untuk itulah ia memutuskan. Bahwa ia tidak akan membiarkan Soojae lepas kali ini.
"Aku ingin melihatmu seperti ini setiap malam, Sayang."
Soojae terlelap begitu damai. Di dadanya, meringkuk seperti bayi kucing. Hangat dan lembut. King tidak bisa tidur karena sangat bergairah, tetapi tangannya tetap di sana, di pinggul Soojae. Tidak berani melakukan hal lain, hanya mendengarkan tarikan napas teratur dari gadis itu.
Pernahkah sebelumnya King benar-benar membiarkan seorang gadis berbaring di sisinya selain daripada setelah berhubungan seks? Tidak pernah. Hanya Soojae, gadis yang berbaring di tempat tidur bersamanya dan tidak melakukan apa pun yang terlalu jauh. Bukan tidak, tapi belum.
King tersenyum. Senang karena Soojae sudah membuka diri untuknya. Ia benar-benar menyesal, menyesal karena pernah menyakiti Soojae, karena telah membuatnya ketakutan. Karena tidak pernah mencoba meminta maaf, karena bersikap seperti bajingan kelas kakap—selama 4 tahun terakhir.
King ingin menikahinya. Ingin gadis itu menyandang namanya, mengandung anaknya, menjadi miliknya.
"Kau akan jadi milikku, lihat saja."
❤️❤️❤️
Kenikmatan itu masih tertinggal di tubuhnya. Bagaikan bom waktu yang berdenyut lebih cepat dan siap meledak kapan saja.
King tinggal sampai dini hari, berbaring saja, memeluknya seperti malam di mana ia baru saja mengalami hal menakutkan itu. Gairah yang membara membuat mereka terjaga.
Namun, King mengerahkan segala macam cara untuk menidurkannya. Rasanya aneh. King baru tiga kali tidur di atas ranjang yang sama dengannya, tetapi Soojae seolah sudah terbiasa dengan kehadiran pria itu di dekatnya. Hanya dengan mendengar suara tarikan napas King, ia sudah lelap beberapa menit kemudian.
Saat pergi untuk sarapan dan bertemu King di meja makan. Jelas King sama sekali tidak terpengaruh. Sementara Soojae mencoba sangat keras untuk bersikap biasa dan tidak canggung. King duduk di hadapannya, bersebelahan dengan Jungkook. Berbicara dan bercanda seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sᴡᴇᴇᴛ Sᴛᴀʟᴋᴇʀ [End]
Historia CortaBermula dari rasa penasarannya terhadap laki-laki, Han Soojae berani menguntit tetangganya dengan niat untuk menggoda. Namun, sore itu King Taehyung mengejutkan Soojae dengan perbuatannya yang tak terkendali. Bertahun-tahun mengalami trauma, takdir...