23 : Pengalaman Pertama

972 143 74
                                    

2 bab lagi ending! Andai gak kepotong projects Devil, Stalker udah lama Tamat. Maaf untuk segala kekurangannya, ya manteman 💜

♥️♥️♥️

King pernah kehilangan. Pertama-tama ayah dan ibunya, lalu neneknya. Ia mengerti rasanya ditinggalkan. Mengerti betapa kesepian hari-hari tanpa tinggal bersama seseorang yang membutuhkan dan dibutuhkan olehmu. King telah melalui 4 tahun yang sulit tanpa neneknya. Setelah ayah dan ibunya tewas dalam kecelakaan pesawat kecil.

King tinggal bersama neneknya sampai kemudian wanita itu benar-benar meninggalkannya. Saat yang sulit, King ingat menyaksikan tubuh renta itu mulai terasa dingin. Sekarang, mimpi yang buruk datang lagi. Bukan hanya menampar, tetapi juga menghantamnya dengan begitu keras saat melihat darah surut dari wajah Soojae dan gadis itu terkulai di pangkuannya. Begitu pucat, diam dan lemas.

"Sayangku, buka matamu."

Ia memegang pipi Soojae, mencoba menyadarkannya, tetapi mata Soojae memilih untuk tetap terpejam. Seolah kegelapan lebih menarik daripada ungkapan cinta yang King bisikan. Orang-orang dekat situ berkerumun, tahu bahwa tembakan-tembakan membabi buta itu pasti mengenai seseorang.

"Jangan merekam! Siapa pun yang merekam wajah calon istriku, akan kuseret ke penjara!"

Luar biasa sekali King sangat terkendali meskipun hatinya hancur. Ia bisa menjaga suaranya tetap tenang, menggunakan sikap dominannya untuk memerintah semua orang agar menyimpan ponsel mereka. Tak lama setelah itu, mobil ambulans datang bersamaan dengan mobil Jungkook. Pria itu berlari keluar, nyaris seperti melempar para penonton yang mencoba menghalangi jalur evakuasi.

Soojae langsung diangkat ke tandu, dibawa masuk menuju ambulans dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. King duduk di dekat Soojae, menggenggam tangan yang pucat itu. Darah mengotori gaun Soojae yang indah, bagian dadanya nyaris berwarna merah hitam akibat rembesan darah yang kental.

"Bertahanlah, Sayang. Jangan tinggalkan aku."

King gagal melindungi Soojae. Ia terlambat bereaksi untuk menjadikan dirinya tameng bagi gadis itu. Ya Tuhan! King tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi seandainya peluru itu berada lebih ke atas, mengenai leher atau kepala kekasihnya. King yakin sepanjang hidup ia akan menyesali diri karena gagal melindungi nyawa gadis yang ia cintai.

Saat merasakan tubuh Soojae bergeming dalam pelukannya, ia tidak ingat apa pun selain menelepon ambulans dan Jungkook, dan meskipun ia tahu Soojae akan baik-baik saja. Ketakutannya tetap ada. Ia hampir menggenggam, mendapatkan Soojae untuknya, tetapi Tuhan jahat sekali kalau Soojae sampai diambil darinya dalam cara seperti itu.

"Tuan Hwan, calon istri Anda akan baik-baik saja. Luka tembak itu bersih, hanya mengenai beberapa jaringan otot di bahu dan tak memerlukan operasi. Saya sudah menjahit lukanya dan memberikan vicodin sesuai dengan dosis."

"Kami bisa pulang?"

"Ya, begitu nona siuman."

"Baiklah."

Setelah beberapa menit nyaris seperti orang gila, King akhirnya bisa bernapas lega. Pelurunya meleset, menembus bahu Soojae dengan bersih, tetapi luka itu tetap saja akan terasa luar biasa sakit. King lega sekaligus senang saat diperbolehkan untuk menemui Soojae yang terbaring di atas ranjang rumah sakit, tak berdaya dan rapuh. Ia duduk di sana, merasakan gejolak rasa bersalah karena tak mampu melakukan sesuatu untuk melindungi pemilik hatinya.

Sᴡᴇᴇᴛ Sᴛᴀʟᴋᴇʀ  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang