11 : Reuni

1.4K 252 203
                                    

"Jadi, apa yang kau lakukan di sini?"

Sementara Jungkook sibuk membuat telur orak-arik untuk mereka berdua, Soojae duduk di kursi makan sambil menyeruput secangkir teh.

Benar-benar punggung yang lebar, pikir Soojae, nyaris tertangkap basah tengah memandangi Jungkook ketika pria itu menoleh dari balik bahunya yang kekar.

Soojae menunduk, pura-pura asik dengan pola bunga di cangkir teh seolah benda itu adalah sebuah penemuan dari abad Yunani kuno. Tentu saja. Siapa pula yang bisa memalingkan mata dari punggung selebar itu? Atau dari pinggul dan pinggang kekar yang ramping? Jungkook yang bertubuh besar tengah berdiri di depan kompor, dengan celemek hijau dan spatula. Jungkook tampan sekali dengan rambut hitam dan tato. Sejak kapan Jungkook berubah dari pemuda manis menjadi pria sejati?

"Aku bekerja untuk King."

"Sopir?"

"Bisa dibilang begitu."

"Sayang sekali, kau tampan dan keren. Mengapa kau mau jadi sopir si bajingan itu?"

"Kau menyebut King bajingan?"

"Memang." Jungkook menarik sudut bibir, Soojae tahu karena ia tengah mengamati ekspresi di wajah pria itu.

"Menarik."

"Kenapa?"

"Setahuku, seluruh gadis memujanya."

"Hanya aku yang waras."

Sambil tertawa, Jungkook menuang menu sarapan mereka ke atas dua buah piring, dengan hati-hati menyajikannya ke atas meja dan duduk di hadapan Soojae tanpa menimbulkan suara. Dalam ukuran pria yang memiliki tubuh sebesar dan setinggi itu, Jungkook terbilang sangat gesit.

"Sepertinya kau punya dendam dengan bosku."

"Apakah terlihat sangat jelas?"

"Tertulis di dahimu 'aku benci King' mana mungkin aku melewatkannya?"

Untuk pertama kalinya Soojae bisa tertawa lepas. Jungkook mengamatinya melalui sepasang mata hitam yang jeli. Saat merasakan dirinya tengah diperhatikan, pipi Soojae memerah. Jungkook mendorong piring sarapan ke tengah-tengah meja setelah mengosongkan isinya. Soojae bahkan baru beberapa kali menyendok telur-telur gurih itu.

Jungkook menopang wajah dengan satu tangan sementara tangan lain mengangkat gelas kopi ke mulut. Dari balik kepulan uap kopi yang nikmat, mata Jungkook terus mengikuti gerak-gerik gadis di depannya.

"Belum pernah aku melihat orang yang baru bangun tidur secantik dirimu."

Soojae merengut, berusaha menyingkirkan bayangan wajah King atau ciuman pria itu. "Aku habis muntah-muntah tahu."

"Kau sudah baik-baik saja kan? Mau kubuatkan sup?"

"Aku baik-baik saja."

Saat keluar dari kamar mandi tadi, pipi Soojae sudah semerah tomat. Bukan karena tersipu malu, melainkan karena amat sangat marah, tapi begitu melihat Jungkook dan pria itu menawarkan diri untuk membuatkannya sarapan. Amarah itu langsung lenyap.

"Apa?" Dipandangi orang seperti Jungkook membuatnya gelisah.

"Hanya mengamatimu, kau terlihat jauh lebih dewasa dan manis."

Pipi Soojae seolah terbakar. Gadis itu menutupi rasa gugupnya dengan cemberut dan membelalak marah. "Apakah semua pria sama saja?"

"Dalam segi ukuran, tidak."

"Apa?"

Jungkook tertawa. "Maksudku, apa yang kau maksud dengan apakah semua pria sama saja?"

"Maksudku, berhenti menggodaku."

Sᴡᴇᴇᴛ Sᴛᴀʟᴋᴇʀ  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang