"Heh ngapain mata lu ngikut begitu, juling baru tau rasa kamu yan" tegur Nanda pada adiknya
Sedari tadi Aryan memang sering mencuri-curi pandang ke arah Alya selama mereka ngobrol. Entah karena ia penasaran atau ada sesuatu hal yang ia ingin pastikan pada perempuan tersebut.
"Ck ngga ya kak enak aja mulutnya ngomong juling-juling begitu. Kan punya mata jadi ya wajarlah liat, itu namanya menghargai orang pamit hmm" jawab Aryan tak terima
"apaan orang dari tadi pas ngobrol kamu sering lirik cewe itu ya, suka lu yak?" Kini Nando yang menanggapi
"Wah kacau ni si bule, mana ada begitu" Aryan tidak terima
"Suka mah suka aja kali yan, belum liat aja kalian cara dia metik gitar. Behhh badas kali. Keliatannya juga baik banget tuh cewe. Ya kan yang? Ucap Nanda meminta validasi pada pacarnya
"kalo Alya sih aku bisa jamin sayang. Dia tuh udah mau setahun gabung sama team ku, anaknya emang pinter banget terus kalo ngasih masukan pasti selalu berbobot. Project ini aja aku percayakan dia yang handle, konsep semua dari dia. Masih sambil kuliah lagi tapi time managementnya bangus banget, aku belum pernah liat dia keteteran" Bang Nil dengan penjelasannya
"wkwk menarik sih, kalo Aryan gamau aku juga boleh maju kan bang? Manis juga diliat-liat, sholehah lagi" Kata Nando sambil menaik turunkan alisnya dan refleks mendapat lirikan tajam dari Aryan
"Nah nah matamu tuh ngga bisa boong dek, tertarik kan lu? Btw si Alya tadi bilang om baik nolongin semalam. Emang kamu tolong apa dek?" Tanya Nanda
"apaansih kalian, coba bahas lamaran kakak aja.
Nah Kalo masalah itu semalam ngga sengaja liat dia dijambret di jalan sepi ngga jauh dari cafe pas aku balik dari nganterin bang Riza disana. Untung ada gue lewat situ kalo ngga kayaknya udah dibawa kabur deh tasnya" jelas Aryan"Whatt?! Pantes pas nyanyi kemarin dia keliatan buru-buru turun padahal masih banyak requestan lagu dari pengunjung. Terus dia ngga diapa-apain kan?" kata Nanda
"Ngga sih kak untungnya, lagipula tuh dia jago beladiri tau cuma semalam lagi sial aja dia jatuh makanya ngga bisa handle, pas jatuh eh tasnya dibawa lari" tambah Aryan lagi terdengar excited menceritakan
"hmm tuhkan kak Nan, Bang Nil keliatan kan ? Kiww" melihat ekspresi Aryan, kini Nando kembali menggoda Aryan sambil melirik Nanda dan Bang Nil
"His eyes can't lie sih kata gue mah hahaha" ledek Bang Nil
"wah kacau kalian semua pada gitu yah, orang cuma ceritain doang" Protes Aryan
"fiks aku yang maju kak Nan, masih jomblo kan bang Nil? Aryan kayaknya gamau haha" Ucap Nando semakin menggoda
"iya jomblo sih kayaknya, selama ini hidupnya tentang keluarga aja sih setauku dan dia juga sibuk ini itukan, belum lagi kuliahnya yang mendekati semester akhir" Kata bang Nil yang diangguki Nando
"bwahahah gausah gitu kali santai aja coba muka lu yan" Nando yang kini tertawa karena merasa mendapat intimidasi dari Aryan.
Selama mereka bersahabat memanglah Aryan dan Nando jarang terlibat dalam asmara. Kalo Aryan katanya udah puas jadi playboy pas SMA. Iya pas SMA dulu Aryan seringkali mengenalkan cewe kepada Nando tapi hanya sekedar teman jalan saja dan tidak pernah komitmen untuk pacaran. Selebihnya setelah kuliah mereka memilih fokus dan tenggelam di kesibukan dunia pekerjaannya.
_____________________________________________
Waktu kini menunjukkan pukul 18.00 Aryan dan Nando baru saja keluar dari Cafe tersebut setelah tadi iya banyak bercerita kerjaan, bola, tentunya juga tentang lamaran Kakaknya dan Bang Nil serta cerita random lainnya. Nanda sudah pergi bersama Bang Nil, Nando ikut bersamanya ke Kantor untuk mengambil mobil karena sewaktu ke Cafe mereka semua ikut di Mobil Aryan."Yan gue duluan kalo gitu mau jemput Papi Mami di Bandara" Pamit Nando setelah sampai di depan kantor Aryan
"Papi Mami lu ke Indonesia? duh gue ada kerjaan lagi dikit, kalo ngga gue ikut jemput"
"Ngga usahlah lagian papi gue lama kok kayaknya disini, kapan-kapanlah lu ke rumah"
"Okedeh siap. Sampein salam gue aja yah kalo gitu"
"Okok. Gue jalan dulu yak"
"Hati-hati lu"
Kini Nando mulai menjauh sementara Aryan naik kembali keruangannya menyelesaikan kerjaan tadi yang ia tinggal lalu bergegas kembali ke Apartemennya.
_____________________________________________
Kini Aryan berada di Balkon kamarnya. Tak ada yang ia kerjakan karena semuanya telah ia selesaikan sebelem pulang tadi. Hidup sendiri kadang-kadang membuatnya bosan maka dari itu ia memutuskan membawa kucing kesayangannya untuk tinggal bersamanya disini. Kucing kesayangannya itu dia panggil abu, yah alasannya sesimple karena warnanya abu-abu. Aryan memang lelaki yang sangat datar hidupnya, ngga banyak macem-macem. Prinsipnya adalah hidup seminimalis dan sebiasa mungkin."bu laper lu yak? kasian banget gue tinggal-tinggal." Ucap Aryan pada kucingnya
"ngeonggg...ngeonggg" kucing abu-abu Aryan seperti merespon ucapan sang majikan lalu menggeliatkan badannya di kaki Aryan.
"btw bu, tadi gue ketemu cewek semalam lagi. Matanya teduh banget kayak pernah liat tapi gatau dimana, adem banget lagi mukanya. Eh apaan dah, gue kenapa yak bu? ah tau deh cuma mau bilang itu doang siapa tau lu penasaran gue ngapain aja hari ini. Nah itu aja yang beda, ketemu tuh cewe. Yang lainnya kan sama aja kayak biasanya. Udah ah bu mending lu habisin makanan lu, gue mau gitaran bentar di balkon"
Seperti itulah Aryan jika tidak ada kerjaan pastilah ia mengajak kucing kesayangannya itu ngomong. Ya meskipun cuma Aryan yang sibuk ngomong sendiri. Aneh memang.
Ia membawa dirinya ke Balkon dengan gitar yang sudah mulai ia petik. Aryan memang pintar bermain musik, suaranya pun bagus. Dianya saja yang tidak mau mengikuti jejak keluarganya. Malam itu ia habiskan dengan bermain dengan kucing dan gitarnya, menyanyikan lagu-lagu favoritnya dan ditutup dengan lagu aerosmith,
~I don't wanna close my eyes~
~I don't wanna fall asleep~
~'Cause i'd miss you baby~
~And i don't wanna miss a thing~
KAMU SEDANG MEMBACA
Seraya Langit Memeluk
RomanceTentang seorang perempuan dengan segala yang ada pada dirinya dan selalu berusaha menerima hal-hal yang memang menjadi takdirnya seperti Langit yang seraya memeluk semesta apapun cuacanya.