Adzan subuh mengusik Alya dari tidurnya dikursi brankar samping papanya. Badannya terasa remuk, Ia juga merasa jika tidurnya masih kurang. Bagaimana tidak, Ia baru bisa terlelap 30 menit yang lalu. Sementara dari dalam toilet sudah terdengar gemercik air, ia yakin itu mamanya setelah menoleh ke arah sofa yang terlihat hanya adiknya masih tertidur nyenyak disana.
"udah bangun sayang?" tegur mamanya setelah keluar dari toilet dengan muka yang sudah segar
"...mama sholat dulu habis itu bangunin Arka buat balik ke rumah. Kamu aja ya sayang yang pulang sekalian istirahat di rumah biar mama yang jagain papa"
"ngga ma, Aya aja. Kasian adek kan minggu ini ada jadwal latihan taekwondo, yang tahu semua keperluannya pasti mama. Lagi minggu juga ngga kuliah, kegiatan juga ga ada yang urgent jadi ini kesempatan Aya buat jagain papa, keliatannya papa udah agak baikan juga kok"
"sayang kamu kelihatannya capek banget loh, butuh istirahat"
"pliss ma, lagian nanti Aya perlu bicara juga sama dokter tentang kondisi papa. Aya juga masih muda masih bisa kesana kemari ngapa-ngapain, capek dikit inimah nantikan bisa leye-leye di sofa sambil jagain papa. Mama aja yang balik ya? Masak enak terus kirim kesini"
"hm yaudah nanti mama masak makanan kesukaanmu, mama janji begitu adek selesai kita langsung kesini lagi"
"oke mamaku"
_____________________________________________
Seperti kesepakatan tadi, pagi ini Mama Alya dan Aska kembali ke rumah sementara Alya masih menunggu papanya di ruangan rawat inap. Setelah memberi papanya makan dan mengurusi segala keperluannya, Alya pamit untuk ke kantin sekedar membeli hot coffee untuk menyegarkan paginya."Al..."
"eh kak Aryan, ngapain pagi-pagi disini kak?" kejut Alya ketika merasa ada yang memanggilnya di koridor menuju kantin
"Iya ini tadi sebelum ke kantor mampir ke coffee shop terus kebetulan lewat sini ya sekalin aja bawain kamu cemilan sama kopi, nih" Jawab Aryan sambil menyodorkan sebuah bingkisan berisi beberapa roti dan cake lengkap bersama 2 cup kopi
"ya ampun kak ngapain repot-repot, kan bisa beli di kantin. Ini lagi mau kesana"
"beda Al inituh kopi langgananku kalo pagi, cobain deh. Lagipula ngga repot kok orang searah"
"makasih banyak ya kak kalo gitu, jadi ga enak nanti balasnya gimana"
"gaperlu dibalas Al, oh ya papamu gimana kondisinya?"
"Alhamdulillah udah ngga selemes semalam kak, ini tadi abis dicek dokter terus makan sebelum mama sama adek balik. Sekarang istirahat lagi"
"syukurlah. Berarti kamu jaga papamu sendiri? Kamu ngga kabarin sahabat-sahabat kamu buat nemenin?"
"ngga perlu deh kak kayaknya, takut ngerepotin apalagi mereka pasti lagi sibuk mau ngajuin judul skripsi juga. Papa juga udah mendingan sisa tunggu cek lab nya keluar"
"hm gitu, kalo ada yang urgent tetap kabarin mereka dan jangan sungkan buat hubungin aku ataupun kak Nanda kalo kamu butuh apa-apa, jangan ditanggung sendiri"
"hehe iya kak, sekali lagi makasih ya kak. Ngga jadi ke kantin inimah"
"iya Al sama-sama. Kalo gitu aku berangkat ya udah mau jam 8 soalnya, salamin sama Papamu aja. Enjoy yah kopinya dijamin bikin mood naik!"
"sipp kak, hati-hati ya kak kalo gitu"
Setelah Aryan pergi, Alya kembali ke kamar papanya. Disana ia membuka bingkisan yang diberikan Aryan tadi. Ada 2 cup kopi, 3 potong cheese cake dan beberapa choco ball. Tanpa menunggu lama Alya langsung mencicipi semuanya, moodnya seketika naik memakan makanan manis itu. Entah kenapa Aryan seakan tahu yang ia butuhkan pagi ini. Bibirnya tak luput dari senyum manis.
______________________________________________
"Pagi mba, izin cek infus bapak yah mba" ucap suster yang kini berada di ambang pintu kamar papanya."oh iya sus, silahkan"
"sebentar lagi infusnya habis yah mba, nanti panggil aja lewat bel ini. Oh iya tadi dokter pesan jam 9 nanti wali pasien diminta keruangan dokter Sinta yang menangani pak dani. Hasil labnya sudah keluar sekalian dokter mau menjelaskan kondisi Pak dani saat ini"
"Oke sus, makasih banyak yah sus. Nanti saya sendiri yang langsung ke ruangan dokter Sinta"
"kalo begitu saya keluar yah mba, mari"
"iya makasih sekali lagi sus"
______________________________________________
Alya berada tepat di depan pintu bertuliskan "dr. Sinta Karina Habsari, Sp.PD-Dokter Spesialis Penyakit Dalam". Entah mengapa, sejak melangkahkan kaki menuju ruangan ini perasaannya tak karuan, ada banyak cemas menghampirinya.tok tok tok...
"Permisi dokter, selamat pagi" Ucap Alya hati-hati
"Pagi, dengan wali pasien Bapak Dani yah mba?"
"Iya dok, saya anaknya"
"mari mba silahkan masuk"
"...duduk mba. Namanya siapa kalo boleh tau?"
"Makasih dok. Saya Alya dok" ucap Alya ramah sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman dan disambut hangat oleh dokter dengan rambut sebahu yang kira-kira seumuran mamanya itu, masih terlihat segar dan awet muda.
"sebelumnya saya mau tanya, apakah pasien selama ini sering mengeluhkan kelelahan yang berlebih, mual atau seperti kondisi semalam saat mba membawa beliau kesini?"
"kalo kayak semalam, waktu itu papa beberapa kali dok. Pingsan tapi selalu menolak jika mau dibawa periksa. Katanya hanya kelelahan biasa dok"
"Gini mba, setelah kami melakukan uji lab, hasilnya menunjukkan kalo pak dani ini sedang mengidap gagal ginjal yang sepertinya selama ini berusaha pak Dani abaikan dan mungkin ingin merahasiakan kondisinya kepada keluarga. Tapi ini sepertinya harus kami komunikasikan karena jika dibiarkan kondisinya akan semakin parah, takutnya semakin sulit untuk disembuhkan. Kalo dari hasilnya, ginjalnya sudah tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya mba. Karena itulah beliau sering merasa lelah berlebihan, mual, bahkan pingsan seperti semalam"
deg.. jantung Alya rasanya berhenti berdetak, nafasnya memburu ketika ia mendengarkan penjelasan dokter Sinta tersebut. Selama ini papanya memang seringkali terlihat seperti apa yang dokter Sinta tadi katakan, tapi papanya selalu mengelak dan bersikap baik-baik saja dan menolak ketika ia dan mamanya meminta untuk dibawa ke dokter.
"Mba Alya?" tegur dokter sinta membuyarkan lamunannya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"eh iya dok, maaf dok. Dok apa kondisi papa saya masih bisa diusahakan kesembuhannya dok? Apa yang harus dilakukan dok biar papa saya sembuh seperti semula?" tanya Alya yang suaranya mulai bergetar
"tenang ya mba, semua penyakit ada obatnya. Sembuh atau tidaknya kita serahkan pada Tuhan, yang penting kita berusaha dulu memberikan yang terbaik. Sementara ini yang bisa dilakukan adalah memperlambat perkembangan penyakit agar tidak semakin parah dengan menjaga kondisi tubuh pak Dani agar gula darahnya selalu normal, menjaga asupan protein dan tidak bekerja terlalu berat, nanti kami sarankan juga untuk rawat jalan agar kondisinya selalu terpantau dengan baik"
"kemungkinan terburuknya apa dok?"
"kemungkinan terburuknya jika kondisi ginjalnya semakin memburuk, kita harus melakukan hemodialisis atau yang dikenal dengan cuci darah rutin bahkan harus transplantasi"
Alya berusaha mencerna semua yang ia dengarkan. Ia tidak pernah membayangkan ayahnya akan menderita penyakit seperti ini. Bagaimana ia memberitahu ini semua pada mamanya? Terlebih dengan bagaimana ia menjelaskan kondisi papanya pada adiknya yang baru saja duduk di bangku SMP itu?
"Mba Alya, yang bisa dilakukan hanyalah berusaha dan berdoa. Tuhan pasti selalu punya rencana dengan semua takdir yang telah Ia gariskan. Seperti yang tadi saya bilang, semua penyakit ada obatnya. Obat tidak melulu berbentuk pil atau cairan, istirahat yang baik dan pola hidup yang lebih teratur pun bisa jadi obat. Mba Alya tenang ya, saya sebagai dokter yang menangani pak Dani akan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan beliau. Semangat ya mba, mba harus mendampingi papanya melewati penyakitnya" Ucap dokter Sinta panjang pada Alya yang air matanya luruh sedari tadi.
"makasih banyak ya dok. Saya pasti akan selalu semangat mendampingi Papa saya melawan penyakitnya. Makasih sekali lagi dok, saya pamit keluar dok"
"baik mba"
![](https://img.wattpad.com/cover/370239027-288-k357573.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seraya Langit Memeluk
RomansaTentang seorang perempuan dengan segala yang ada pada dirinya dan selalu berusaha menerima hal-hal yang memang menjadi takdirnya seperti Langit yang seraya memeluk semesta apapun cuacanya.