Office's Side

239 13 0
                                    

Seorang lelaki nampaknya sangat sibuk dengan Macbook di depannya sedari tadi. Dengan setelan jas navynya dipadukan dengan celana hitam serta kedua airpod yang tengah bertengger ditelinganya. Hari-harinya memang diisi dengan banyak meeting, atau sesekali berjalan mengitari showroomnya untuk mengecek koleksi-koleksi terbaru.

Setelah istirahat makan siang tadi, kini Aryan tengah melanjutkan meetingnya via zoom dikarenakan salah satu clientnya adalah orang luar. Rencananya dekat ini mereka akan bekerja sama untuk pembukaan showroom cabang terbaru di Surabaya.
_____________________________________________
tok..tok..tok
terdengar suara ketukan dari pintu ruangannya yang menunjukkan seorang wanita berumur 30 tahunan mengetuk pintu. Terlihat Mba Fitri, sekretaris Aryan. Aryapun mengkode dengan menunjuk airpod dan menaikkan tangannya untuk menunggu sebentar lagi.
Sekretarisnya pun mengangguk paham dan berlalu untuk kembali keruangannya.

"Gimana mba? Aryannya ada diruangan kan?" Tanya seorang pria 27 tahunan seumuran Aryan
"iya mas ada kok, tapi bentar ya kayaknya Bapak masih asik ngobrol sama clientnya makanya belum kelar meetingnya sampai sekarang. Ditunggu dulu aja yah mas" Jawabnya sopan
"Eh iya gapapa mba" balasnya dengan senyuman

Beberapa menit kemudian terdengar suara telepon di meja fitri, terdengar Aryan yang menanyakan maksudnya mengetuk pintu tadi.

"Mas Nando, mari saya antar ke ruangan bapak" Ajak Fitri setelah menutup teleponnya
"Oh oke mba" Jawabnya sambil berdiri mengikuti Sekretaris Aryan tersebut.
"Silahkan mas" Fitri mempersilahkannya masuk dan berlalu
"Makasih yah mba" balasnya dan dijawab senyuman oleh Fitri

Melihat yng datang adalah sahabat karibnya sejak SD, Aryan berdiri menghampiri dan memeluk singkat sahabatnya tersebut.
"wetss akhirnya balik juga lu. Gimana New York?" Tanya Aryan excited
"yah gitulah, indah sih tapi lebih asik Indonesia bro" jawab Nando

2 tahun terakhir ini, Nando memang sedang menjalani kuliahnya di bidang bisnis yang kurang lebih sama dengan Aryan. Nando adalah sahabat Aryan sejak SD bedanya pas SMA Nando ikut Ayahnya ke Swedia karena mengurus cabang perusahaannya disana. Pas kuliah S1 kembali ke Indonesia dan 2 tahun lalu memutuskan kembali untuk Ke Newyork mengambil Magisternya. Nando adalah anak tunggal dengan orang tua yang memiliki gurita bisnis di bidang Property dan F&B.

Bedanya dengan Aryan, Nando masih mau mengikuti jejak ayahnya dibidang yang sama. Dengan sifat Aryan yang pendiam dan tidak banyak bersosialisasi diluar kerjaan membuat Nando boleh dibilang satu-satunya sahabat yang Ia nyaman untuk menjadi tempat bercerita berbagai hal.

"Jadi gimana ni? Udah beneran mau stay lu di Jakarta?" Tanya Aryan yang kini sudah mengajak Nando untuk bersantai di Sofa yang ada diruangannya

"yoi, bosen juga diluar. Males liat bule mulu, lidah gua masih lebih seneng nasi padang daripada pasta. Lagian Perusahaan pusat juga udah waktunya gua yang handle" jawab Nando

"Muka doang lu bule, separuh jiwa raga tetep Indonesia hahaha" Aryan yang diiringi gelak tawanya

"eh btw kangen deh gue maen ke studio abang lu. Kangen nyanyi nih gue sambil gitaran, ya meskipun ga bagus-bagus amat si cara gue main"

"Besok kan weekend tuh, sorean lah kita main kesana. Sekalian liat Zea kangen gue" tawar Aryan

"wetss Zea sapa cok? dah punya pacar lo ya? kok lu ga ngasih tu gue sik. Meskipun jauh kan ada Whatsapp bangke" cerocos Nando menggebu-gebu

"HAHAHAHAHA anjir bisa-bisanya, Zea ponakan gue bodoh anaknya bang Riza yang nomer 2" jawab Aryan diiringi gelak tawa

"heh kirain pacarlu cok, udah mau sujud syukur gue akhirnya seorang Rai Aryan Parulian dengan kharisma dan tatapan dinginnya telah berhasil ditaklukkan oleh seorang wanita. Taunya ponakannya, bangke-bangke" Ucap paul kesal

"lagian lu nyerocos aja, belum juga gue lanjut ngomong udah lu tanggepin", Aryan

"ya kan kaget, lagipula kan gue taunya anak bang Riza cowok kok tiba-tiba udah ada cewe aja. Siapa lagi namanya, Zafran ya?"

"Iya Zafran, lah lu aja di Newyork udah 2 tahun goblok ya sempat jadi lagilah tu bocah satu" Jawab Aryan

"Udah ah mending lu ikut gua ngopi di kantin bawah terus liat koleksi gue di showroom" lanjut Aryan lagi menawarkan

"Okelah gass." Jawab Nando menerima dan segera mengikuti Aryan berjalan meninggalkan ruangannya.

Seraya Langit MemelukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang