Sesuai dengan janjinya kemarin, sore ini Aryan menjemput sahabatnya yang rumahnya memang tidak jauh dari apartementnya. Ya, sejak Aryan mengenyam pendidikan S2 nya dulu iya memang mulai tinggal di Apartement seorang diri meskipun kebanyakan waktu tetap kembali ke Rumah.
Aryan yang kini sudah berada didepan rumah Nando hanya membunyikan klakson agar Nando segera keluar. Bukannya tak sopan tapi memang saat ini ia tahu bahwa orang tua sahabatnya tersebut masih di Swedia jadi gaada juga gunanya ia masuk.
"lama amat lu kayak cewe, dandan lu yak?" Sarkas Aryan ketika melihat Nando mulai memasuki mobilnya
"tadi pas lu nelpon, gue baru bangun cok, cape banget gue abis ngehandle kerjaan bokap meskipun online sih. Terus tadi Katalu kayak cewe? Kayak yang lu sering jemputin cewe aja bjir pake ngomong begitu" jawab Nando
"Gue punya kakak cewe kalo lu lupa. Bilangnya 10 menit lagi eh tahunya main PS 2 babak juga belum kelar-kelar" balas Aryan
"Oh iya lupa, yagimana lu gasabaran banget jadi manusia. ga kasian lu sama sahabat lu yang kelelahan ini" kata nando dramatis
"Lebay lu, yok ah berangkat Bang Riza udah nungguin dari tadi" ucap Aryan lalu menancap gasnya menuju studio abangnya.
_____________________________________________
Kini Aryan dan Nando sudah berada di Kantor Bang Riza, tepatnya di Gedung Label Music Riz Record tempat studio dimana mereka dahulu sering menghabiskan waktu bernyanyi sambil bermain musik ketika suntuk menghadapi dunia.Terlihat anak lelaki kecil berusia 5 tahun berlari ke arah mereka ketika mereka mulai menginjakkan kaki di depan studio.
"akhirnya uncle yan datang juga, zaflan dah nungguin om dali tadi" teriak Zafran yang masih cadel
"Halo jagoan uncle, maaf yah tadi uncle jemput uncle Nando dulu. Yuk masuk" balas Aryan sembari menggendong Zafran untuk masuk
"eh akhirnya datang juga kalian. How's life Ndo? Lama banget baru balik Jakarta lagi" tanya Riza
"hahaha alive and kicking Bang, sekolah baru kelar kemarin bang makanya baru bisa balik sini. Saking lamanya sampe sekarang Zafran udah punya adek yang gemes begini gua gatau" Jawab Nando sambil mencolek pipi Zea yang kini tengah berada di gendongan Riza
"Oh iya bang tumben Kak Selly gaikut padahal duo krucilnya ada disini?" Tanya Aryan mencari keberadaan Istri abangnya tersebut
"Ini tadi sama Nanda ada arisan sama temen-temennya yang lain. Acaranya di Cafe gitu terus katanya ribet kalo harus bawa mereka, takut Cafenya berisik. Tadinya sih mau ditinggal sama Susternya aja di Rumah tapi pas abang bilang kalian mau nyamperin di studio yaudah dibawa kesini deh" terang Riza
"oh gitu toh, yaudah Zea siniin bang kangen gua nguyel pipinya. Sini cantik sama uncle" kata Aryan dan mengambil alih Zea ke gendongannya
"katanya mau main musik ndo, yaudah langsung aja" Ucap Riza kepada Nando
Mereka sibuk bernyanyi, memainkan alat musik disana sambil Aryan yang sesekali menengok ponakannya di kamar samping studio yang tengah tertidur. Mereka pun menceritakan hal-hal random apalagi selama Nando berangkat ke New York.
"Uncle... hiksss, papiiii, hiksss" terdengar tangisan Zafran tiba-tiba dari arah pintu. Rupanya ponakannya tersebut terbangun
"Kenapa nangis sayang?" Tanya Riza pada anak sulungnya
"Zaflan mau mami hiksss" Zafran semakin terisak memanggil maminya
"Nanti ya sayang kita tunggu mami jemput, tadi kan mami sama onty nda pake mobil papi. Tunggu lagi ya, bentar lagi mami kesini kok" Ucap Riza memberi pengertian anaknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Seraya Langit Memeluk
Roman d'amourTentang seorang perempuan dengan segala yang ada pada dirinya dan selalu berusaha menerima hal-hal yang memang menjadi takdirnya seperti Langit yang seraya memeluk semesta apapun cuacanya.