Setelah mobil lelaki yang menolongnya tadi sudah tak terlihat dari pandangannya, Alya bergegas masuk menuju rumah. Di depan pintu terlihat Arka, adiknya yang sedang menunggu dengan muka cemas."Assalamualaikum Ar, papa kenapa dek?" Tanya Alya pada adiknya sambil bergegas menemui kedua orang tuanya di kamar. Kini Alya sangat takut dengan apa yang terjadi pasalnya sewaktu ia live music tadi Arka tiba-tiba menelponnya dan mengabarkan bahwa ayahnya pingsan begitu sampai di rumah. Dengan panik Alya dengan sigap membereskan barang bawaannya dan berpamitan untuk pulang terlebih dahulu dari sahabat-sahabatnya.
"Waalaikumsalam kak. Arka juga ngga tahu kak, papa tiba-tiba aja pingsan", jawab Arka lemas
"Pa, papa kenapa? Papa bilang ya sama Aya kalo papa lagi kenapa-kenapa" tanya Alya begitu ia sampai dihadapan papanya yang tengah berbaring di ranjang dengan mamanya yang duduk diseberang.
"Papa ga apa-apa sayang, kayaknya cuma kecapean deh apalagi tadi agak gerimis jadi kena hujan dikit pas ke bengkel. Kamu jangan khawatir yah?" Jawab papanya lemah sambil menggenggam tangan Alya
"Papa harus sehat terus, mama juga. Papa gausah terlalu memaksakan diri kerja ya pah. Gaji Aya dari EO sama reguleran masih cukup untuk menuhin kebutuhan sekolah adek dan hidup sehari-hari kita berempat" Ucap Alya menatap orang tuanya bergantian
"Makasih yah anak gadis papa yang hebat, anak papa juga gaboleh cape-cape yah harus sehat juga" balas papanya
"ergghhh.." Alya meringis ketika tangannya yang terbentur tadi tak sengaja terkena sudut meja di samping ranjang ayahnya
"Aya itu kok tangan kamu biru begitu sayang? kamu dijalan amankan? Gaada yang gangguin kamu kan?" Mama Alya bersuara ketika ia tiba-tiba sadar bahwa lengan anak gadisnya itu terlihat lebam dan sedikit tergores
"ini ada goresan loh ya, kok bisa begini?" Lanjut papanya
"iya..iya ini ma, pa anu tadi di cafe Aya gasengaja jatuh pas jalan jadi kepentok ujung pot bunga. Tapi gaapa-apa kok nanti Aya bersihin terus kompres pake air hangat." Jawab Alya berbohong karena jika ia jujur dengan apa yang terjadi sudah bisa dipastikan jika papa mamanya melarangnya lagi untuk mengambil reguleran.
"Aya anak papa benerkan semuanya baik-baik aja sayang? Tidak ada yang disembunyikan dari Mama sama Papa?" Tanya Papa Alya terdengar ragu pada jawaban anaknya tadi
"All is well Ma, Pa. Besok pagi pasti udah ga lebam lagi, Percaya yah?" Jawabnya berusaha meyakinkan
"yaudah kalo gitu kamu kembali ke kamar ya, bersih-bersih terus tidur. Tangannya jangan lupa dikompres. Arka juga yah sayang, besok pagi-pagi diantar kakak sekolah. Oke?" Ucap mamanya sambil mengusap kepala anaknya bergantian
"Oke mama" ucap Alya dan Arka bersamaan.
____________________________________________
Jauh berbeda dengan hangatnya rumah sederhana tadi, Seorang laki-laki baru saja tiba di apartement mewahnya yang terletak ditengah-tengah riuhnya kota. Ia masuk ke kamar untuk bebersih kemudian melangkah ke dapur untuk membuat kopi untuk temannya malam ini.Dalam tempat yang terbilang besar ini Aryan tinggal seorang diri, sekali seminggu hanya ada bibi dari rumahnya yang selalu datang untuk sekedar membersihkan apartemen tersebut. Sewaktu-waktu keluarganya datang jika mereka sedang ada kepentingan di sekitar apartement milik Aryan itu.
Dalam genggamannya, Ia membawa segelas Kopi Americano yang masih mengepul lalu mendudukkan diri di sofa balkon kamarnya dengan ipad yang berada didepannya untuk mengecek beberapa berkas yang pagi-pagi besok harus Ia bahas.
Malam semakin larut, hembusan angin ibukota semakin menusuk kulit putih Aryan yang kini hanya mengenakan kaos oblong putih dan celana pendek. Angannya terbawa angin kepada wanita yang ia tolong tadi. Ia masih kagum dengan wanita pemberani yang berusaha membela dirinya dari kedua berandalan itu, matanya yang sendu ketika berterima kasih dengan tulus padanya dan yaa, ucapannya yang membuat Aryan berhasil mengedikkan bahu.
"Makasih ya om?! heh apa-apaan emang gua setua itu untuk dipanggil om-om. Apa gua harus cukur jambang sama kumis tipis gua yak biar ngga dikira om-om" monolog Aryan sambil memegang dagunya
"udah ah bodo amat mending gua tidur" ucapnya lagi lalu berjalan menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seraya Langit Memeluk
RomanceTentang seorang perempuan dengan segala yang ada pada dirinya dan selalu berusaha menerima hal-hal yang memang menjadi takdirnya seperti Langit yang seraya memeluk semesta apapun cuacanya.