Merekah

216 15 2
                                    

Setelah menyimpan ransel yang ia pake dari Rumah Sakit, Alya lalu menjemput adiknya di rumah tante Rika yang letaknya tak jauh dari rumahnya. Tante Rika yang merupakan sepupu dari papanya itu adalah satu-satunya keluarga yang tinggal dekat dengannya. Tantenya tersebut belum memiliki anak setelah kurang lebih 15 tahun menikah, oleh karena itu ia sangat senang ketika ia dititipkan keponakannya.

Di Ruang keluarga yang tidak terlalu luas itu, Alya menemani adiknya belajar dengan laptop yang juga berada dipangkuannya. Setelah sholat magrib tadi ia sempat memvideo call papa dan mamanya sekedar memastikan semuanya aman setelah Alya pulang dari rumah sakit tadi. Beberapa menit berlalu, Adiknya pamit masuk ke kamar duluan mengingat esok hari senin.

Alya masih berkutat dengan laptopnya, hanya ada suara musik pelan yang menemani malamnya. Ia menyelesaikan bagian-bagian dari skripsi yang kemarin di revisi oleh pembimbingnya. Hanya beberapa bagian saja sehingga Alya tidak begitu pusing. Di otak Alya banyak hal yang harus ia selesaikan untuk meringankan sedikit demi sedikit beban yang ada dipikirannya. Ada draft project juga yang harus ia susun untuk project EO selanjutnya yang sudah di email oleh timnya 2 hari yang lalu.

Ditengah kesibukannya itu, musik dari hpnya tiba-tiba berhenti dikarenakan panggilan masuk dari seseorang.

📞"Assalamualaikum, halo Al"

📞"Waalaikumsalam iya halo kak. Ada apa kak?"

📞"anu al, itu mau memastikan aja. Kamu baik-baik aja kan?"

📞"iya kak aku baik aja kok, kenapa emangnya kak"

📞"hehe cuma memastikan doang soalnya tadi aku chat cuma centang 1 doang"

📞"eh sorry kak tadi setelah telponan sama mama aku matiin koneksi internetku di hp biar bisa fokus ngerjain beberapa kerjaan hehe"

📞"oh gitu untungnya aku telpon pake jaringan seluler aktif, yaudah deh sorry yah ganggu deh jadinya"

📞"santai aja kak. Kak Aryan sendiri aman kan sampe rumah?"

📞"iya aman kok. oh ya Al kata bang Riza kamu jadi ngambil tawarannya masuk label ya?"

📞"rencananya sih gitu kak, makanya nanti aku janjian buat ketemu biar bisa make sure semuanya. Kalo cocok sama jadwal dan aturannya kayaknya aku gas aja"

📞"bagus deh, kesempatan buat kamu. Kamu punya potensi soalnya"

📞"hehe thanks kak"

📞"yaudah deh kamu lanjut lagi, nanti kabarin kalo ke label ya siapa tau bisa ketemu lagi"

📞"siap kak, sorry yah kak ngga sempet baca chat tadi"

📞"aman al, aku tutup yah. Jangan terlalu diforsir Al tubuhnya, tadi aja keliatan cape banget."

📞"iya kak, harus kejar target soalnya hihi"

📞"iyaaaa tapi jangan sampai bikin kamu sakit. Kalo gitu, Good night al jangan lupa istirahat!"

📞"night, you too kak"

______________________________________________
Entah darimana datangnya keberanian Aryan yang selama ini tengah menutup diri dari perempuan manapun yang berusaha mendekatinya untuk menelpon gadis itu malam ini. Sejak ia selesai dengan segala macam rutinitas setelah sampai di apartement tadi, ia dirundung rasa gelisah karena Alya belum juga membalas chatnya. Entah kenapa banyak yang ia cemaskan terhadap Alya ketika ia melihat wajah teduh tadi tertidur sangat lelah.

Wajahnya berseri, senyumnya merekah setelah ucapan "night, you too kak" keluar dari mulut gadis diseberang sana. Ia juga tak paham dengan perasaannya, namun Aryan benar-benar dibuat gila. Ia selalu penasaran dengan gadis itu sejak pertama kali bertemu, banyak hal yang dilihatnya berbeda dari sosok Alya dibanding wanita-wanita lain. Ia menerka-nerka apa ini hanya sekedar penasaran saja atau ini benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama?

Seraya Langit MemelukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang