D'House

167 9 1
                                    

🎼mencari yang tak pasti, wahai kau bunga hati kumenanti dirimu🎼

"bagus ini Al, lagunya fun dan bawaannya seneng kalo didengar. Keren kamu bikin lagu"

"makasih banyak bang. Tapi kayaknya ini butuh revisi lagi deh"

"paling revisinya dikit aja nanti di nada-nadanya yang belum klop, so far ini udah siap banget buat di rilis"

"...kalo kamu bisa bergabung sama label kita sih gue pribadi bakal seneng banget, Tapi ya tergantung kamu"

"nanti saya pikirin lagi ya bang. Kalo bergabung sih pasti mau banget apalagi cita-cita saya yang mau jadi musisi. Tapi kayaknya untuk rilis ini sekalian nunggu saya selesai kuliah dulu deh, minimal selesai tugas akhir nanti, takut ngga bisa fokus salah satunya"

"Ngga masalah Al selama kamu ngga masuk ke tempat yang lain aja sih yah hahaha"

"ngga dong kak, rasanya label ini udah ngga ada tandingannya lagi hahaha"

Terdengar candaan mereka di sebuah studio musik di label musik ternama di Indonesia, Riz Record.

Sejak sore tadi Alya sudah berada di studio musik milik Riza. Nanda sedari kemarin memaksanya kesini, padahal Alya masih ragu pada dirinya sendiri dan menganggap lagu-lagu ciptaannya masih kurang untuk didengarkan oleh orang-orang, terlebih lagi untuk label sebesar ini. Lagipula Alya memang bertekad akan fokus dahulu mendapatkan gelar sarjana sesuai janji Alya pada Papanya, Ia juga takut tidak fokus. Meskipun ia adalah orang yang bisa mengerjakan banyak hal secara bersamaan tetapi untuk sebuah keputusan besar seperti ini tetap saja harus ia perhitungkan.

Namun bukan Nanda namanya jika tidak berhasil membujuknya untuk datang. Katanya ketemua saja dulu karena entah kenapa Nanda sangat yakin Alya adalah calon bintang masa depan yang memiliki musikalitas yang sangat tinggi.

____________________________________________

Malam terasa syahdu. Setelah Niara dan Syila tadi, kini giliran Alya yang mulai memetik gitarnya, mengalunkan beberapa lagu dengan suara indahnya. Penampilannya selalu ditunggu-tunggu pelanggan d'house, selain suaranya yang indah ia juga terkenal sebagai sosok yang rame, lucu dan seringkali menjadi pemecah keheningan di tengah kelompok-kelompok manusia yang asik dengan kopinya.

Di meja pojok yang berada dikawasan outdoor d'house tersebut, sepasang mata tengah memandangnya lekat dengan penuh rasa kagum. Meskipun sedikit terlambat ia tetap bersyukur bisa melihat dan mendengarkan suara perempuan yang beberapa waktu belakangan ini menyita pikirannya. Tentunya Ia tidak sendiri di meja itu, ada Nando yang menemaninya.

"liatnya biasa aja kali, takut banget gue biji mata lu keluar"

"Lu diam aja bisa ngga sih ndo"

"tumben-tumbenan juga lo tertarik sama cewe, gue kira lu udah gasuka cewe lagi wahahah"

"anjir mulut lo bule minta disekolahin banget, emang lu ada cewe selama ini pake ngeledekin gue begitu?"

"wah gatau aja lu, meskipun ga official seenggaknya gue masih sering keluar main atau nonton yah sama cewe-cewe, ga kayak lu yang diotaknya cuma kerja terus"

"diem ah, gue mau fokus dengerin Alya"

"wah kacau beneran ni manusia"

_____________________________________________
Beberapa saat kemudian Alya telah menyelesaikan penampilannya yang ditutup dengan lagu "The Second You Sleep". Ia mengedarkan pandangan mencari Aryan yang sedari tadi telah mengabarinya jika ia sudah sampai di tempat tersebut. Sedikit memicingkan matanya, ia akhirnya melihat yang ia cari. Ia lalu menarik 2 sahabatnya untuk turut serta bergabung dengan Aryan dan Nando.

"Halo kak Aryan, halo kak Nando"

"Hai Al, hai Niara, hai Syila ketemu lagi kita, yuk duduk sini" Ajak Nando ramah pada mereka

"udah dari tadi kak?" tanya alya

"sejak aku chat kamu kalau aku udah disini" kini Aryan yang menjawab

"...tadi nyanyinya keren, metik gitarnya juga keren banget. Ternyata bener yang dibilang Kak Nanda" ucap Aryan berbinar-binar memuji Alya secara gamblang membuat yang dipuji tersipu

"heheh makasih kak. Jadi ngga enak dipuji sama keluarga musisi gini"

"kalo ga enak kasi kucing Al" timpal Nando

"ck, eh kalian pesenlah biar kita ngobrol-ngobrolnya sambil nyemil" tawar Aryan

"sip kak" Niara menjawab

"oh ya Al, ini power bankmu yang ketinggalan kemarin" Kata Aryan sambil memberikan benda itu kepada Alya

"makasih yah kak" jawab Alya diikuti senyuman manisnya.

Mereka bercengkrama, berkenalan lebih jauh satu sama lain. Alya, Niara dan Syila yang awalnya canggung pada mereka karena notabenenya umur mereka yang terpaut lumayan jauh mulai luntur dengan sikap ramah Aryan dan Nando kepada mereka. Banyak hal yang mereka bahas dan sesekali menertawakan hal-hal receh apapun disekitarnya. Kalo kata Syila, ikut ketawa aja biar terlihat mengapresiasi jokes bapak-bapak kak Aryan dan Kak Nando.

_____________________________________________
"Al lu pulangnya ikut kak Nando sama Kak Aryan aja yah, kayaknya jauh banget kalo harus ke tempat lu dulu" ucap Niara pada Alya

"eh ngga usah ra gue bisa naik ojol kok belum kemalaman juga, biasanya juga gitu kan"

"wah kalo itu kita gabisa biarin kamu Al, pokoknya lu ikut kak Aryan aja yah, boleh kan kak?" tanya Syila pada Aryan

"ia boleh, searah juga kan"

"yaudah deh kak, kita balik duluan yah aku udah ditelponin bunda dari tadi soalnya hehe. Pokoknya paksa aja yah kak, anaknya emang agak keras kepala" ucap Niara yang sudah membereskan barang-barangnya

"Kacau banget sahabat-sahabat gue ini. Tega banget kalian ya, bener-bener deh"

"gausah drama ya Alyaku sayang, aman kok pasti. Iyakan kak?" Ucap Syila sambil meminta persetujuan Aryan dan Nando

"aman ra, syil. Kalian hati-hati juga baliknya" jawab Nando

"Okedeh bye semuanya" ucap Niara dan Syila dan bergegas menuju parkiran

"Gimana Al? Masih mau lanjut atau balik ?" Tanya Aryan pada Alya yang berada dihadapannya

"Langsung pulang aja deh kak, takut kemaleman. Kak kayaknya aku naik ojol aja deh, ini aku udah pesan" ucap Alya sambil memperlihatkan hp nya. Sejak usulan Syila tadi, Alya memang langsung membuka aplikasi ojek onlinennya itu. Dia tidak mungkin merepotkan Aryan lagi untuk mengantarnya.

"padahal kita ngga repot sama sekali loh Al, malahan aku ngga tenang kamu pake ojol malem-malem begini. Kamu ngga takut emangnya setelah kejadian waktu itu?", Aryan

"Takdir itu udah diatur kak, kayaknya waktu itu lagi apes aja. Insyaa Allah aku bisa jaga diri kok. Yaudah duluan yah kakak-kakak, drivernya udah didepan" Pamit Alya dan berjalan keluar

Tanpa Alya duga, Aryan melangkah lebih cepat darinya sehingga dengan cepat Aryan membayar ojol yang tadi Alya pesan.

"pak maaf yah, dicancel aja. Ini saya bayar 2 kali lipat. Maaf yah pak sekali lagi dan terima kasih" Ucap Aryan dan diangguki driver tersebut lalu meninggalkan mereka

"Ih kakak apa-apaan sih, kak aku beneran ga apa-apa pulang sendiri. Udah biasa kak untuk aku"

"gaada penolakan Al, aku cuma takut kejadian waktu itu terulang lagi. Lagipula sahabat-sahabatmu tadi sudah mengamanahkan kamu ke aku dan Nando, bisa-bisa kita dicekek sama mereka kalo kamu kenapa-napa"

"...Ndo, ayokk mau ikut ga lu?" Teriak Aryan pada Nando

"Kalian balik aja deh, gue mau mampir ngambil pesenan mami dulu. Ini supir gue juga udah dekat. Nah itu dia tuh" jawab Nando sambil menunjuk sebuah Alphard hitam yang berhenti didepan d'house

"....gue duluan yah Al, kalo dia macem-macem langsung telpon gue aja Al hahah"

"emang gue mau ngapain anjir, pulang lu sana. Salam sama mami papi lu"

"Oke bye"

____________________________________________

Seraya Langit MemelukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang