Satu tahun lalu...
Hyona menegak es vanila latte miliknya hingga tandas lalu menghela napas berat.
“Kau bisa tersedak jika minum dengan cara seperti itu,” komentar Kim Jongwoon yang duduk di hadapan Hyona sambil menyodorkan tisu.
“Aku kesal!” omel Hyona. “Jung Heejin sialan! Bisa-bisanya dia mencuri ide desain yang sedang kukerjakan!”
“Bagaimana bisa?”
“Aku curiga saat dia masuk ke ruanganku dan berkata ingin menyapa. Aku sedang mengerjakan desain baruku saat itu. Lalu tiba-tiba dia membuat desain yang persis sepertiku. Dan entah apa yang dia lakukan pada atasan sampai-sampai desain miliknya yang di-approve.”
“Sabar...”
“Kurang sabar apa aku dalam menghadapinya? Sejak kuliah Heejin selalu meniru semua yang kulakukan dan mengatakan seolah-olah itu adalah idenya. Sekarang dia bahkan mengikutiku bekerja di Dieor dan mengacaukan kerja kerasku belakangan ini!”
Kim Jongwoon meraih telapak tangan Hyona dan menepuk-nepuknya perlahan. “Sabar. Mungkin ide itu memang dia ciptakan sendiri. Dan kebetulan saja ide itu sama denganmu.”
Hyona langsung melotot. “Kenapa kau malah membelanya?! Kau ini kekasihku atau kekasihnya?!”
***
“Aku bersama Jung Heejin sekarang.”
Kalimat itu masuk ke telinga telinga Hyona dan langsung menembus tepat ke jantungnya. Malam itu, Hyona mendapat pengakuan bahwa kekasihnya telah berkhianat. Terlebih, dengan rivalnya sendiri.
“Sejak kapan?” Hyona nyaris tak mengenali suaranya sendiri yang terdengar parau.
“Sudah... cukup lama.”
“Kau tahu Jung Heejin adalah musuh bebuyutanku sejak dulu kan? Kau tahu pekerjaanku kemarin kacau gara-gara dia kan?”
Hyona berharap Jongwoon hanya bercanda. Pria itu datang ke rumahnya malam-malam begini, ia kira karena akan memberinya kejutan. Ya, Jongwoon memang berhasil membuat Hyona terkejut. Tapi bukan jenis kejutan seperti ini yang Hyona harapkan.
“Aku tahu, Hyona. Aku—“
“Kalau begitu kenapa? Kenapa kau melakukannya? Kenapa kau mengkhianatiku demi gadis yang selalu iri dengan segala pencapaianku? Katakan, apa dia merayumu? Apa dia—“
“Aku sudah muak dengan janjiku untuk terus menjagamu. Aku sudah tidak tertarik dengan mimpi-mimpi kita tentang masa depan. Aku... lelah.”
***
“Hai. Apa kabar?” Suara berat yang sudah lama tak Hyona dengar lagi kini memasuki telinganya. Gadis itu menelan ludahnya gugup dan tanpa sadar tangannya mengepal.
Hyona kira dirinya sudah sedikit membaik. Ternyata sama saja. Mendengar suara Kim Jongwoon masih menggetarkan sesuatu di dalam hatinya. Tentu saja. Ia berkencan dengan pria itu lebih dari lima tahun. Banyak hal yang telah mereka lakukan bersama. Banyak mimpi yang telah mereka rajut berdua. Melupakannya tentu tidak semudah itu. Dan melihat Jongwoon menggandeng tangan Jung Heejin masih membuat dada Hyona seperti dicabik-cabik. Andai Hyona bisa langsung menghilang dari tempat ini.
Shin Hyona menarik napas dalam. Bersiap untuk lari dari kenyataan ketika tiba-tiba ia merasakan sebuah lengan melingkar di pinggangnya. Lengan seseorang yang sempat ia lupakan keberadaannya. Cho Kyuhyun.
“Kenapa sayang? Kau mengenal mereka?” tanya Kyuhyun.
Hyona mengerjap. Kyuhyun memanggilnya apa?
Sejujurnya Hyona ingin melayangkan protes. Tapi ketika melihat Jongwoon dan Heejin... sepertinya terlalu menyedihkan jika Hyona jujur tentang keadaannya sekarang. Ia harus menunjukkan pada mereka bahwa Hyona tetap bisa berdiri tegak.
Maka dengan kesadaran penuh, Hyona semakin mendekatkan dirinya pada Kyuhyun. Membiarkan pria itu merangkul pinggangnya. “Hanya seorang kenalan,” katanya, lalu menyunggingkan senyum palsu di depan Jungwoon dan Heejin. “Hai, kalian. Lama tidak bertemu.”
Kali ini Heejin yang maju. Gadis itu merangkul lengan Jongwoon. Seolah memamerkan pada Hyona bahwa ia telah berhasil merebut Jongwoon dari gadis itu. “Hai, Shin Hyona. Kau terlihat semakin cantik saja.”
Hyona hendak menjawab tapi ternyata Kyuhyun lebih cepat. “Dia memang selalu bertambah cantik setiap harinya.”
“Siapa...”
“Aku Cho Kyuhyun.” Kyuhyun berjabat tangan dengan mereka. “Tunangan Shin Hyona.”
Bukan hanya Jongwoon dan Heejin yang terkejut, Hyona juga. Apa pria itu gila?
“Aku tidak tahu kau sudah bertunangan,” kata Jongwoon.
Kyuhyun menimpali lagi, “Ya, kami memang hanya mengundang orang terdekat saja.”
“Wah, kebetulan sekali. Kalau begitu kita bisa makan siang bersama sekarang.”
“Tapi kami baru saja selesai makan,” sahut Hyona cepat.
“Sayang sekali.”
“Silakan. Kami pergi dulu.”
“Hm. Semoga lain kali kita bisa melakukan kencan ganda,” kata Heejin.
Kencan ganda? Berpapasan dengan mereka saja Hyona tidak sudi.
Tapi Kyuhyun malah menjawab lain, “Tentu. Lain kali.”
***
Kyuhyun menghentikan mobilnya di depan sebuah minimarket. Pria itu turun membeli minuman, lalu kembali ke mobil dan memberikannya pada Hyona.
“Terima kasih.”
“Kau baik-baik saja?” tanya Kyuhyun.
Hyona mengangguk. Gadis itu menutup botol air pemberian Kyuhyun dan menatap pria itu dengan alis berkerut. “Kenapa kau melakukannya?”
“Apa?”
“Kenapa kau mengaku sebagai tunanganku di depan mereka? Kenapa kau ikut campur dengan hidupku?”
“Bagaimana aku tidak ikut campur jika kau terlihat membutuhkan bantuan?”
“Tapi—“
“Siapa mereka? Aku sudah terlanjur ikut campur. Bukankah lebih baik kau katakan saja padaku siapa mereka dan apa yang sudah mereka lakukan sampai membuatmu seperti ini?”
Hyona diam. Gadis itu menunduk, meresapi berbagai macam jenis rasa yang bercampur aduk di dadanya.
“Apa Kim Jongwoon pernah memiliki hubungan denganmu? Apa mereka mengkhianatimu?”
Hyona menghela napas, kemudian mengangguk pelan.
“Apa karena itu kau melarangku menaruh rasa padamu?”
“Maafkan aku. Tapi aku benar-benar sedang tidak ingin berhubungan dengan pria mana pun.”
“Dan memilih untuk diam di masa lalu?” tanya Kyuhyun.
Hyona diam sejenak, kemudian, “Aku hanya sedang ingin menikmati kesendirianku.”
“Tapi tidak semua laki-laki sepertinya.”
Hyona mendengus. “Sekarang kau tertarik padaku. Dulu, Kim Jongwoon juga tertarik padaku. Tapi apa yang terjadi selanjutnya? Apa ada jaminan kau tidak akan mengkhianatiku seperti yang dia lakukan?”
“Memang benar tidak ada jaminan. Tapi—“
“Sudahlah,” potong Hyona “Kita bahkan baru bertemu tiga kali. Aku yakin kita tidak akan bertemu lagi lain kali. Kita ini asing.”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi? Apa kau akan membuka peluang untukku?”
Hyona menatap Kyuhyun lalu berkata dengan yakin, “Tidak.”
TBC
Udah lama gak posting Believe. Semoga gak pada lupa ceritanya 🥰