Bab Dua Puluh

228 32 5
                                    

Setelah rangkaian acara menerbangkan lampion selesai, Hyona dan Sohee kembali ke mobil. Hyona yang duduk di kursi penumpang mengecek ponselnya dan melihat sebuah panggilan tak terjawab. Bukan nomor dikenal. Terlebih, kodenya bukan kode Korea Selatan.

Hyona berniat mengabaikannya. Tapi ketika membaca pesan yang datang dari nomor yang sama, mata Hyona langsung melebar.

“Ini aku, Cho Kyuhyun.”

Hyona menutupi mulutnya yang menganga. Tangannya bergetar hebat. Dan ia benar-benar berharap, ini bukanlah sebuah pesan iseng.

“So-sohee,” panggil Hyona terbata.

Sohee yang duduk di sampingnya menoleh. “Hm?”

“Katakan aku sedang tidak bermimpi.”

“Maksudnya?”

Hyona menunjukkan ponselnya pada Sohee. Detik itu Sohee pun menganga.

“Ini... ini nyata kan?”

Sohee langsung mengangguk. “Cepat hubungi dan tanyakan dia di mana sekarang!”

Hyona langsung menelepon nomor itu. Berdering. Panggilannya tersambung. Tapi hingga beberapa saat tidak diangkat, sampai akhirnya hanya tersambung pada kotak suara.

Tidak menyerah, Hyona menelepon nomor itu lagi. Kali ini panggilannya diangkat pada dering ke tiga.

Hyona menahan napasnya. “Halo? Cho Kyuhyun?”

Hening.

“Cho Kyuhyun? Apa itu benar kau? Tolong jawab aku. Tolong katakan padaku kalau kau masih hidup!”

Untuk beberapa saat masih belum ada sahutan dari seberang. Hyona bahkan sempat berpikir bahwa ini hanya ulah orang iseng. Orang yang ingin menertawakan kesedihannya. Orang yang ingin bahagia di atas tangisnya.

Kendati demikian Hyona masih diam. Menunggu. Sekalipun ini hanya ulah orang iseng, Hyona masih ingin percaya bahwa Kyuhyun masih hidup dan sekarang sedang berbicara dengannya.

Sampai akhirnya suara itu benar-benar nyata. Suara yang terdengar begitu jauh, begitu lirih, suara yang terdengar seperti sedang menahan sakit.

“Ul... jima... Hyo... na...”

Detik itu tangis Hyona langsung pecah. Namun berbeda dengan tangis-tangis sebelumnya, malam ini ia menangis karena tak sanggup menahan rasa bahagia dan lega yang luar biasa.

Pemilik suara yang menyebut namanya itu masih hidup.

Cho Kyuhyun selamat.

“Cho Kyuhyun, kau dengar aku? Bagaimana keadaanmu? Kau baik-baik saja? Apa kau terluka parah? Kau di mana sekarang? Apa kau bisa memberitahu keberadaanmu? Biar aku bisa menjemput— halo? Halo? Cho Kyuhyun?” Hyona mengecek ponselnya dan ternyata panggilan itu terputus.

Hyona mencoba menelepon sekali lagi. Tapi tidak diangkat.

“Bagaimana ini?” Hyona mulai panik.

“Kenapa?” tanya Sohee.

“Kyuhyun. Suaranya terdengar seperti kesakitan. Aku takut terjadi sesuatu yang buruk dengannya.”

“Coba hubungi keluarganya. Mungkin Cho Kyuhyun juga menghubungi keluarganya.”

“Ah, benar.”

Hyona menelepon Ahra yang langsung diangkat pada dering kedua. “Halo, Eonni?”

“Ya, Shin Hyona?”

“Cho Kyuhyun. Dia masih hidup. Dia baru saja menghubungiku. Dia—“

“Aku tahu, Hyona. Dia juga sudah menghubungi kami, dokternya membutuhkan persetujuan operasi dari wali.”

“Operasi?”

“Ya. Kyuhyun terluka parah, Hyona-ya. Dia baru saja ditemukan dan kondisinya cukup mengkhawatirkan. Aku sedang dalam perjalanan ke bandara sekarang.”

“Eonni, apa aku bisa ikut? Aku juga ingin menemaninya.”

“Tidak perlu, Hyona. Aku ingin mengajakmu pun tidak bisa. Aku bisa berangkat sekarang juga karena mendapatkan bantuan dari temanku yang bekerja di kedutaan besar China untuk kunjungan darurat, dan hanya bisa satu orang keluarga inti. Begitu kondisinya memungkinkan, aku akan segera membawa Kyuhyun kembali ke Seoul.”

Meski bahagia Kyuhyun masih hidup, tak dipungkiri bahwa Hyona merasa kecewa dengan dirinya sendiri karena tak bisa hadir di saat-saat tersulit pria itu. Juga sebuah fakta, bahwa dirinya masih belum menjadi siapa-siapa bagi Kyuhyun.

“Baiklah kalau begitu, Eonni. Hati-hati. Tolong kabari aku jika ada yang kau butuhkan nanti.”

“Terima kasih, Hyona. Terima kasih karena selama ini kau tidak menyerah menunggu adikku.”

***

Shin Hyona yang berada di terminal kedatangan menunggu dengan gelisah. Masalahnya bandara itu dipenuhi reporter sekarang. Berita bahwa kopilot yang dikabarkan meninggal ternyata masih hidup, tentu membuat para reporter haus akan siaran eksklusif kedatangan Kyuhyun dari China. Dan masalahnya, kondisi Kyuhyun teramat jauh dari kata baik untuk dimintai keterangan. Apalagi hanya menanggapi pertanyaan konyol para reporter. Ambulans dan tim medis sudah siaga. Karena Kyuhyun memang diterbangkan ke Korea Selatan pasca operasi setelah kondisinya cukup stabil.

Shin Hyona khawatir. Takut jika kerumunan orang-orang justru membuat Kyuhyun celaka.

Dan benar saja, begitu brankar pasien yang didorong Ahra keluar dari pintu kedatangan, para reporter langsung berkerumun. Untung tim keamanan segera menghalau. Hyona dan tim medis segera membantu Ahra memindahkan Kyuhyun ke ambulans.

Ketika di dalam ambulans, Hyona baru bisa melihat kondisi Kyuhyun dengan jelas.

Tangan kanan Kyuhyun dibebat. Kedua kakinya dibalut gips. Dadanya diperban. Bahkan lehernya pun disangga cervical collar. Hyona juga bisa melihat jahitan di dahi Kyuhyun. Pria itu benar-benar terluka dari ujung kepala hingga ujung kaki. Hanya keajaiban yang mampu membuat Kyuhyun selamat. Pria itu bahkan masih bisa tersenyum walau tipis.

“Jangan menangis...” bisik Kyuhyun lirih sekali. “Aku... sedang tidak bisa... memelukmu.”

“Aku takut. Kukira aku tidak akan bisa melihatmu lagi. Aku takut tidak bisa melihatmu lagi.” Gadis itu menghapus air matanya dan berusaha untuk tidak menangis. Tapi rasanya sulit sekali. “Tapi aku lega kau masih hidup. Aku sangat bahagia. Aku terlalu bahagia. Maka dari itu aku menangis. Maafkan aku.”

“Maaf... membuatmu... khawatir...”

Hyona menggeleng. “Jangan minta maaf. Kau tidak salah apa pun. Aku yang berterima kasih karena kau berhasil melewati semua bencana itu dan selamat sampai kemari. Aku sangat bersyukur kau bisa pulang dalam kondisi hidup.”

“A-aku...”

“Sudah, jangan bicara terus,” pinta Hyona yang tidak sanggup melihat Kyuhyun bicara dengan begitu susah payah. “Kau istirahat saja, hm? Pasti rasanya sakit sekali. Kita langsung ke rumah sakit. Eomoni sudah menunggu di sana. Kau masih butuh perawatan sampai benar-benar sembuh.”

Kyuhyun tidak lagi bicara. Pria itu memejamkan mata sepanjang perjalanan. Dan ketika tangan kiri Kyuhyun yang bebas meraih tangan Hyona untuk digenggam, detik itu Hyona merasa semestanya kembali hidup.

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang