Bab Tujuh Belas

259 36 11
                                    

“Selamat ulang tahun, Shin Hyona.”

Hyona tersenyum cerah melihat Sohee datang ke butiknya membawa sebuah kotak kado. “Terima kasih, Sohee-ya.”

Kedua sahabat itu berpelukan. Hyona menerima hadiah dari Sohee dan mereka duduk di sofa.

“Maaf aku baru sempat datang sekarang.”

“Tidak masalah. Aku tahu kau sibuk di Busan beberapa hari ini.”

Sohee mengamati wajah Hyona. “Tapi sepertinya kau baik-baik saja tanpaku akhir-akhir ini.”

Hyona tidak menjawab. Tapi dari senyum malu-malunya Sohee tahu bahwa sahabatnya itu sedang bahagia.

“Katakan padaku apa yang terjadi? Apa kau dan Cho Kyuhyun sudah resmi berkencan?”

“Kau sudah makan siang?”

“Jangan mengalihkan pembicaraan, Shin Hyona.”

Hyona terkekeh. “Maksudku, nanti akan kuceritakan sambil makan. Sepertinya aku juga perlu saran darimu.”

“Bulgogi? Ssamgyeopsal? Jajangmyeon?” Sohee langsung menyebut makanan-makanan kesukaan mereka dengan cepat.

“Jajangmyeon.”

Keduanya pun pergi ke restoran China yang berada tak jauh dari butik Hyona. Mereka memesan dua porsi jajangmyeon dan satu porsi tangsuyuk. Lalu sambil menunggu pesanan datang, Sohee membuka pembicaraan lagi.

“Jadi bagaimana? Kalian sudah resmi berkencan?”

“Belum,” jawab Hyona.

Antusias Sohee langsung meredup. “Kukira sudah. Kenapa?”

“Sejujurnya aku masih takut memulai hubungan secara resmi. Yaa, meskipun kuakui, sepertinya aku memang menyukai Cho Kyuhyun.”

“Apa yang kau takutkan? Kau bahagia bersamanya kan?”

“Aku bahagia,” jawab Hyona. “Tapi dulu aku juga bahagia bersama Kim Jongwoon. Kau tahu bagaimana aku. Aku bisa berubah menjadi sangat bodoh saat jatuh cinta.”

“Pengalamanmu membentuk dirimu yang sekarang, Hyona-ya. Aku yakin kau tidak akan sebodoh dulu lagi.”

“Aku tidak yakin. Bukan pada Cho Kyuhyun, tapi pada diriku sendiri.”

Sohee menegakkan posisi tubuhnya dan menatap Hyona dengan sungguh-sungguh. “Hyona-ya.”

“Hm?”

“Bagaimana perasaanmu sekarang?”

“Tidak tahu.”

“Bagaimana perasaanmu saat bersama Cho Kyuhyun? Bagaimana perasaanmu saat bersama Kim Jongwoon dulu? Apa kau bisa merasakan perbedaannya?”

Hyona berpikir sejenak. “Aku bahagia saat bersama mereka. Saat bersama Kim Jongwoon, aku selalu berdebar. Aku selalu memikirkan apa lagi yang bisa kulakukan agar kami bisa terus bersama. Aku selalu berusaha, bahkan aku tidak segan-segan mengubah diriku jika ada sesuatu yang tidak Jungwoon sukai. Tapi saat bersama Cho Kyuhyun, aku lebih merasa lebih... tenang. Tenang dan nyaman. Aku bahkan tidak menyadari cepatnya waktu berlalu saat kami bersama. Saat bersamanya, aku tidak pernah berpura-pura menjadi orang lain.”

“Nah, jadi kau bisa merasakan perbedaannya?”

“Apanya?”

“Bahagia yang kau rasakan pada mereka adalah dua jenis bahagia yang berbeda.”

Hyona diam. Merenung. Mengulas kembali perasaannya sendiri. “Emm... sepertinya aku lebih merasa menjadi diriku sendiri saat bersama Cho Kyuhyun.”

“Nah, itu poin pentingnya. Kau tidak pernah berusaha membuatnya terkesan agar dia jatuh cinta padamu. Cinta itu datang dengan sendirinya,” kata Sohee. “Dan poin pentingnya lagi, Cho Kyuhyun memperlakukanmu dengan baik. Kalau tidak, mana mungkin dia repot-repot mencari tahu aktivitasmu di Jeju waktu itu agar kalian bisa bertemu lagi.”

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang