Bab Tujuh

189 42 11
                                    

Shin Hyona membuka matanya ketika pesawat yang ditumpanginya telah tiba di Jeju. Gadis itu sama sekali tidak buru-buru untuk turun. Ia bahkan sengaja tetap duduk diam sambil memperhatikan pesawat lain yang terparkir dari dalam kabin. Setelah penumpang hampir habis, Hyona baru berdiri dari tempat duduknya dan berjalan keluar. Tepat pada saat itu ia berpapasan dengan seorang pria yang keluar dari kokpit. Pria yang sejujurnya tidak ingin Hyona temui lagi.

“Shin Hyona?” sapa Cho Kyuhyun cerah. “Wah! Aku tidak tahu kau terbang bersamaku tadi.”

Hyona sebenarnya malas dan ingin langsung keluar dari pesawat. Tapi seragam yang Cho Kyuhyun kenakan membuatnya mengerjap. “Kau pilot?”

Kyuhyun melihat penampilannya sendiri. “Ya. Apa aku belum mengatakannya padamu?”

“Aku juga tidak penasaran,” jawab Hyona, dan selanjutnya gadis itu melanjutkan langkahnya keluar dari pesawat.

Cho Kyuhyun mengikuti di belakang. “Ada acara di Jeju?”

“Ya.”

“Acara apa?”

“Bukan urusanmu.”

Hyona bisa merasakan Kyuhyun menghentikan langkahnya. Mungkin terkejut dengan respons Hyona yang ketus. Sebenarnya Hyona merasa bersalah. Sedikit. Tapi biarkan saja. Ia sedang tidak ingin berbasa-basi. Terutama dengan pria asing yang sempat melihat saat-saat memalukan bagi Hyona, ketika mereka bertemu Kim Jongwoon dan Jung Heejin di restoran.

Namun Hyona tidak bisa merasa lega begitu saja. Karena saat dirinya menunggu kopernya muncul di conveyor, Kyuhyun kembali menghampirinya.

“Kau mau makan malam bersamaku nanti?” tanya Kyuhyun.

“Tidak.”

“Kenapa?”

“Aku sudah ada agenda.”

“Sayang sekali.”

Kopernya mana, sih?

“Omong-omong, kita tidak sengaja bertemu lagi,” kata Kyuhyun sambil tersenyum lebar. “Kalau kita sering bertemu seperti ini, bukankah itu namanya takdir?”

“Jangan berlebihan.”

“Kalau tidak takdir memangnya apa?”

“Hanya kebetulan saja.”

“Benarkah?”

Ah, itu dia kopernya.

Hyona hendak mengambil kopernya, tapi lebih dulu dibantu oleh Kyuhyun. Setelah menggumamkan kata “Terima kasih,” yang begitu pelan hingga nyaris tak terdengar, Hyona melenggang pergi begitu saja.

Tapi Kyuhyun masih mengekori.

“Mau sampai kapan kau mengikutiku, Cho Kyuhyun-ssi?”

Bukannya menjawab, Kyuhyun balik bertanya, “Bagaimana kalau kita bertemu secara kebetulan lagi?”

“Itu tidak mungkin.”

“Mau bertaruh?”

“Tidak.”

“Kalau begitu aku akan terus mengikutimu.”

Hyona langsung menghentikan langkah dan menghela napas berat di hadapan Kyuhyun. “Apa maumu?”

“Mau bertaruh? Bagaimana kalau hari ini kita bertemu lagi?”

“Sudah kukatakan itu tidak mungkin.”

“Maka dari itu, mau bertaruh? Kalau kita bertemu secara kebetulan lagi hari ini, kau harus mau makan bersamaku.”

“Kalau tidak, berjanjilah untuk tidak menggangguku lagi. Mengerti?”

“Oke.”

***

Setelah Hyona pergi menaiki taksi, Cho Kyuhyun mengambil ponselnya dan menelepon sang ibu.

“Eomma, apa kau tahu Shin Hyona ada acara apa di Jeju?”

“Tidak. Memangnya kenapa?”

“Bisa tolong cari tahu untukku? Kutunggu sore ini.”

Dan tak lebih dari tiga puluh menit kemudian, Kyuhyun mendapat pesan dari ibunya.

Malam ini Shin Hyona menghadiri pesta pernikahan temannya di Sunset Hotel and Resort.

Kyuhyun tersenyum penuh arti. Ia baru tahu, seorang ibu paruh baya bisa cepat juga menggali informasi. Ibunya bahkan memberi barcode tamu undangan yang hari ini tidak bisa datang.

Ah, Kyuhyun harus mengajak ibu tersayangnya itu belanja nanti. Sebagai ucapan terima kasih.

TBC

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang