Bab Tiga Belas

221 44 21
                                    

Kyuhyun keluar dari kamar mandi dan menyadari ada yang berbeda dari Hyona. Gadis yang sejak tadi banyak tertawa itu mendadak kaku. Kyuhyun bahkan merasakan atmosfer aneh mendadak menyelimuti. Ada apa? Kenapa gadis itu menatap ponsel Kyuhyun dengan begitu benci?

“Hyona, kenapa?”

Hyona tidak menjawab. Perlahan gadis itu mendongak dan menatap Kyuhyun dengan tatapan yang membuat Kyuhyun berhenti mendekat.

“Kau mengenalnya?” Hyona bertanya dengan suara rendah.

“Siapa?”

“Jung Heejin.”

Tepat pada saat itu ponsel Kyuhyun berdering lagi. Kyuhyun tidak mengenali nomor asing itu. Namun belum sempat bereaksi pada ponselnya, tiba-tiba Hyona berdiri dan hendak pergi begitu saja. Untung Kyuhyun dengan sigap menahan.

“Shin Hyona, ada apa? Kenapa tiba-tiba kau marah padaku?”

“Katakan, kau mengenalnya di belakangku? Seperti Kim Jongwoon dulu?”

Kening Kyuhyun berkerut. “Apa maksudmu? Aku tidak mengerti.”

“Jung Heejin. Bagaimana dia bisa tahu nomormu?”

Selama beberapa saat Kyuhyun masih mencoba mencerna keadaan. Ia tidak paham. Hingga akhirnya suara dering ponselnya membuatnya sadar. Kyuhyun buru-buru mengambilnya dan membawanya pada Hyona. “Jadi ini nomor Jung Heejin? Temanmu itu?”

“Aku tidak sudi berteman dengan jalang sepertinya.”

“Baiklah, biar kujelaskan. Tolong jangan marah dulu,” kata Kyuhyun. “Tadi siang setelah aku meneleponmu itu, aku tidak sengaja bertemu Jung Heejin di bandara. Dia meminta nomorku, jadi aku memberikannya karena aku tidak tahu bagaimana menolaknya.”

Hyona mendengus. “Apa? Tidak tahu bagaimana menolaknya?”

“Bukan begitu maksudku.” Kyuhyun mengerang frustrasi. “Maksudku, sebenarnya aku tidak mau memberikannya. Tapi kau tahu tadi siang aku buru-buru ingin segera bertemu denganmu. Saat tidak sengaja bertemu dengannya, pikiranku hanya diisi bagaimana caranya kabur darinya. Aku tidak sempat memikirkan alasan kenapa aku harus menolak memberikan nomorku. Jadi aku berikan saja karena aku ingin segera menyudahi obrolan basa-basi kami, lalu pergi. Hanya itu. Sungguh, tidak ada lagi yang terjadi.”

Hyona tidak menjawab. Kyuhyun menelan ludahnya gugup. Merasa dirinya seperti sedang menjalani sidang hukuman mati.

Ponsel Kyuhyun berdering lagi. Kyuhyun langsung menunjukkannya pada Hyona. “Dengarkan. Biar kubuktikan bahwa memang tidak ada apa-apa di antara aku dan gadis itu.”

Kyuhyun mengangkatnya dan mengaktifkan mode pengeras suara. “Halo?”

“Halo. Cho Kyuhyun-ssi?”

“Ya?”

“Hai. Ini aku, Jung Heejin. Teman Hyona yang tadi berpapasan denganmu di bandara.”

“Oh, ya. Ada perlu apa menghubungiku?”

“Aku ingin bertanya, apa kau punya waktu luang malam ini?”

 Kyuhyun ingin langsung mengatakan tidak. Tapi tiba-tiba Hyona memegang tangannya dan memberinya anggukan kepala. Alis Kyuhyun berkerut. Tidak mengerti.

Lalu Hyona bicara tanpa suara, “Tolong katakan kau punya waktu.”

Kyuhyun masih bingung. Tapi ia memutuskan untuk menuruti perintah Hyona dari pada terkena amuk gadis itu. “Ya. Aku punya waktu luang. Kenapa?”

“Kebetulan sekali. Baru-baru ini aku membuka kedai kopi. Aku ingin mengundangmu ke tempatku. Kau bisa?”

Hyona memberikan kode anggukan kepala lagi. Kyuhyun menggeleng. Tapi Hyona memaksanya.

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang