Kyuhyun baru keluar dari kamar mandi dan aroma harum itu langsung menyapa indra penciumannya. Kyuhyun menuju dapur, menemukan Hyona sedang sibuk dengan masakannya. Kyuhyun mendekati gadis itu dan langsung memeluknya dari belakang.
“Astaga! Kau mengagetkanku.”
“Maaf.” Tapi toh Kyuhyun tidak melepaskan pelukannya. “Kau memasak apa?”
“Hanya omurice. Kau mau?”
“Aku suka itu.”
Hyona tersenyum. “Kalau begitu lepaskan dulu pelukanmu.”
“Tidak mau.”
“Cho Kyuhyun...”
“Apa kita resmi berkencan sekarang?” tanya Kyuhyun.
“Ayolah lepaskan aku. Aku tidak bisa memasak kalau begini.”
“Jawab dulu pertanyaanku.”
Hyona mematikan kompornya. Gadis itu berbalik menghadap Kyuhyun dan menatap mata pria itu.
“Kita berkencan mulai hari ini?”
“Maaf, sepertinya aku belum bisa,” jawab Hyona.
“Kenapa? Kita bahkan sudah melakukan semuanya semalam.”
“Aku tahu. Dan kau benar, sepertinya aku memang mulai menyukaimu entah sejak kapan tanpa pernah kusadari. Tapi untuk langsung berkencan...” Hyona menggigit bibir bagian dalamnya, menahan kekhawatiran yang tak bisa ia jelaskan. “Aku masih takut menjalani komitmen baru. Pelan-pelan saja, ya? Aku nyaman dengan hubungan kita yang sekarang.”
Kyuhyun yang awalnya merengut pun akhirnya mengerti. Ia merengkuh Hyona ke dalam pelukannya. “Baiklah, aku mengerti. Aku akan menunggu sampai kau siap. Oke?”
“Terima kasih.”
“Itu karena aku mencintaimu.”
Hyona memejamkan mata. “Aku sedang berusaha membiasakan diri dengan kalimat itu sekarang.”
“Aku mencintaimu, Shin Hyona.”
Hyona terkekeh. Gadis itu melepaskan pelukannya dan memukul dada Kyuhyun pelan. “Duduk sana. Biar kuselesaikan dulu. Aku tahu kau lapar.”
“Ada yang bisa kubantu?”
“Ada. Duduk dan jangan ganggu aku. Oke?”
Kyuhyun tertawa. “Baik, Tuan Putri.”
***
Jika satu bulan yang lalu Kyuhyun hanya memerhatikan Hyona dari jauh, hari ini Kyuhyun langsung menemani gadis itu datang ke makam ayahnya. Menyapa. Memberikan penghormatan.
“Appa, perkenalkan ini Cho Kyuhyun. Dia yang datang di hari ulang tahunmu bulan lalu,” ujar Hyona.
“Selamat pagi, Abeonim.”
“Appa, sejujurnya aku masih bingung harus mengenalkan Cho Kyuhyun sebagai apa. Tapi setidaknya, saat ini, aku ingin mengatakan padamu bahwa dia adalah orang yang akhir-akhir ini selalu membuatku tersenyum. Dia orang yang membuatku cukup kuat untuk menghadapi hari ini, hari yang sesungguhnya masih menjadi hari paling berat untukku.”
Kyuhyun menggeser kakinya mendekat ke arah Hyona dan merangkul punggungnya. Memberikan kekuatan. Membuat Hyona diam-diam tersenyum.
“Lihat, Appa, dia bahkan merangkulku sekarang,” batin Hyona.
Hyona kira, dirinya tidak akan pernah bisa menghadapi hari ini. Tapi siapa sangka Tuhan masih bermurah hati padanya dengan mengirimkan makhluk bernama Cho Kyuhyun.