04

36 6 0
                                    

Pagi ini suasana pagi hari di kontrakan sederhana yang ditempati oleh Luke seperti sedikit berbeda dari biasanya karena Aily yang sudah terbangun dan menyiapkan makanan untuk luke, sungguh tak biasa pasal nya setiap pagi hari luke lah yang menyiapkan makanan karena tak tega dengan Aily yang belum bangun.

"Tumben kamu udah bangun jam segini, biasanya abis sholat tidur lagi" ucap luke yang terheran heran.

"Hehe sebenarnya belum tidur sih" Aily tersenyum kikuk pada luke yang membuat tingkat kegemasan nya semakin meningkat.

"Ngapain aja kamu tadi malam sampai sampai gak tidur kayak gini" kesal luke karena tak mau sang adik mempunyai kebiasaan buruk untuk begadang.

"Ada deh..., mau tau gak?" Goda Aily yang membuat Luke gemas sendiri.

"Cepet kasih tau, kalau enggak kakak kejar kamu sampai dapet terus kakak gelatikkin kamu" luke memperagakan tangan nya yang akan menggelik Aily.

"Aihhh ngancem nya gak asik banget, yaudah bentar aku tunjukin ke kakak"Aily pergi meninggalkan luke untuk mengambil sesuatu pada luke.

Tak lama Aily kembali Dengan sesuatu yang disembunyikan dibelakang punggung nya, ia berjalan sambil tersenyum pada luke.

"Apa itu?" Tanya luke saat melihat Aily yang berjalan sambil tersenyum padanya.

"Traaaa ini dia..." Aily menunjukkan biola yang sudah ia hias dengan lukisan yang dibuat tadi malam.

"Wooo bagus banget" puji luke dengan antusias membuat Aily bahagia akan Pujian dari luke.

"Makasih hehe" Aily tampak malu malu mendengar pujian dari luke.

"Biar kakak taruh di ruang tamu biar semua tamu yang kesini bisa melihat karya kamu" Luke membawa biola yang dilukis tersebut ke ruang tamu dan di pajang di meja yang berada dipojok ruangan tamu tersebut.

"Bagus banget" ucap Luke yang sekali lagi memperhatikan lukisan bergambar burung tersebut.

"Sudah muji muji nya, sekarang udah siang nanti kakak telat loh ke sekolah nya" Aily baru sadar saat melihat jam diding sudah menunjukkan pukul setengah tujuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah muji muji nya, sekarang udah siang nanti kakak telat loh ke sekolah nya" Aily baru sadar saat melihat jam diding sudah menunjukkan pukul setengah tujuh.

"Siap adik ku, kalau gitu kakak berangkat dulu" ucap luke, tapi barus beberapa langkah luke kembali lagi.

"Ada apa kak?" Tanya Aily bingung.

"Jangan lupa kunci pintu, kalau ada tamu yang gak dikenal gak usah dibukain, kalau mau pergi kirim pesan ke kakak, kalau bisa jangan kemana-mana sebelum kakak pulang" ucap luke panjang lebar sebelum berangkat sekolah.

"Iya kak" ucap Aily.

Luke pun segera berangkat sekolah agar tak telat seperti kemarin. Seperti biasa ia akan berjalan kaki karena tak mempunyai kendaraan dan beruntung nya sekolah dan tempat kerja nya dekat dengan kontrak nya.

Butuh waktu 15 menit luke sampai di sekolah nya, dan luke bersyukur karena ia tak telat kali ini.

Luke berjalan santai di koridor sekolah, sesekali ia melihat ke beberapa ruang jelas lain dan menjelajahi tempat-tempat di sekolah nya sebelum bel masuk berbunyi.

Saat sedang asik menyusuri beberapa tempat tempat di sekolah nya itu ia melihat ada satu orang remaja cowok yang dirundung oleh ketiga remaja cowok lain, dapat ia lihat dari samping lengan seragam milik di perundung menduduki kelas 12, itu artinya orang yang merundung adalah kakak kelas nya.

Luke tak mau ikut campur dan mengabadikan kejadian tersebut, luke hanya berlalu lewat begitu saja tanpa menegur atau membela orang yang dirundung.

Tapi walaupun tak menegur, luke masih saja di panggil oleh ketiga remaja tersebut.

"Lo bisa pergi" ucap salah satu remaja menyuruh remaja yang tadinya dirundung untuk pergi.

"Lo anak baru?" Tanya remaja paling tinggi.

"Iya bang" jawab luke tanpa rasa takut.

"Berarti belum tau siapa gue?" Ucap nya dengan angkuh.

Luke hanya menggeleng kan kepalanya sebagai jawaban untuk remaja tersebut.

"Nama gue sean Arbintang delio, gue anak donatur sekolah ini" sean memperhatikan diri dengan sombong.

"Salam kenal bang, nama gue luke" ucap luke sambil mengulurkan tangannya.

Tapi tangan nya tersebut tak disambut baik oleh sean.

"Cuman gini reaksi lo" sean tampak kesal dengan reaksi luke yang biasa saja tak seperti yang lain yang mungkin akan mengajak nya berteman atau memuji mujinya.

"Terus harus gimana?" Luke mengangkat satu alisnya karena bingung.

"Lo...." Belum juga sean menyelesaikan ucapannya tapi sudah dipotong oleh seorang remaja wanita yang datang.

"Seannn.... Giooo.... Alennn... Jangan bullyi temen gue" jingga berlari menuju ketiga remaja pria lalu merentangkan tangannya untuk melindungi luke.

"Dia temen lo?" Tanya gio menunjuk luke.

Jingga mengangguk sambil terus merentangkan tangannya.

"Kita gak bully dia, mungkin nanti" ucap gio dengan santai membuat jingga kesal.

"Mungkin gak terlalu parah" lanjut sean.

"Anjing ya kalian, cuman bisa jadi pembully rendahan" kesal jingga yang sudah jengah dengan para pembully yang sial nya adalah pacar dari sang kakak.

"Untung aja lo adik renjana, kalau bukan pasti udah habis lo ditangan gue" ucap sean lalu pergi meninggalkan luke dan jingga.

Setelah tiga remaja pembuat onar tersebut pergi, jingga pun berbalik untuk melihat keadaan luke.

"Gingsul, Lo gak papa kan" tanya jingga sambil memutar mutar tubuh luke.

"Gue gakpapa" jawab luke lalu bergi begitu saja.

Jingga mengikuti luke disampingnya sambil terus mengoceh agar luke melawan ketiga pembuat onar tersebut jika suatu saat luke menjadi sasaran empuk menjadi korban ke-tiga remaja tersebut.

.
.
.

Tak terasa bel pulang sudah berbunyi, kali ini sekolah pulang lebih cepat karena guru yang ada rapat, semua murid bersorak gembira termasuk jingga yang tak repot repot memikirkan cara untuk membolos.

"Yeeeeee pulang cepetttt...." Jingga melompat lompat tak jelas saat mendengar pengumuman untuk pulang lebih cepat.

"Gingsul gingsul. hari ini kan pulang awal, gimana kalau kita pergi main dulu" ajak jingga sedikit ada bumbu bumbu modus pada luke.

"Gue gak bisa, lain kali aja"tolak luke yang membuat jingga kecewa, luke pun mempercepat jalan nya meninggal jingga yang kesal.

"Yaudah kalau gitu kapan kapan gue tagih janji jalan nya" teriak jingga yang sedikit di dengar oleh luke.

Luke hanya mengangkat tangan nya sebagai jawaban untuk ucapan jingga tersebut.

Kali ini luke pulang lebih dulu sebelum berangkat kerja, ia akan membeli kan coklat untuk sang adik sebagai tanda apresiasi telah melukis biola milik nya.

Luke membawa coklat tersebut dengan bahagia, ia berjalan sambil membayangkan ekspresi bahagia sang adik saat melihat ia membawakan coklat favorit nya.

Tapi sesampainya dikontrak luke merasa ada yang aneh, luke berkali kali mengetuk pintu tapi tak mendapatkan jawaban dari Aily.

"Aiy... Kakak pulang" teriak luke sambil terus mengetuk pintu.

Luke yang tak mendapat jawaban pun membuka pintu dan ternyata pintu tersebut tak dikunci.

Luke pun segera masuk mencari keberadaan Aily, dan betapa terkejutnya luke saat mendapati Aily berada dikamar nya meringkuk dilantai dengan tubuh gemetar, matanya sembab dan penampilan nya berantakan.

Pemilik Gigi Gingsul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang