14

49 8 0
                                    

Luke tampak hanya diam di dalam ruangan yang diisi oleh banyak kriminal yang mendapat kan hukuman, jeruji besi ini menjadi penghalang dengan dunia luar tempat mereka berbuat kejahatan.

Sedari tadi luke bergelut dengan isi kepala, rasa bersalah dan penyesalan menyelimuti dirinya.

'gue menjadi penjahat'

' gue hampir membunuh nya'

'gue melukai orang'

'gue jadi monster'

Kalimat tersebut terus berputar putar dalam kepala luke.

"Lo ditangkap kenapa?" Tanya seorang yang tampak masih muda yang juga berada di sel tahanan tersebut.

Sel tahanan tersebut diisi oleh 5 orang tahanan, entah apa perbuatan mereka hingga mereka bisa berada didalam sini.

"Gue liat lo masih muda" ujar orang yang bertubuh sedikit pendek.

Luke hanya diam tak berani menjawab, pasal nya semua wajah yang dilihat luke nampak menyerang dan ada beberapa yang mempunyai tato.

"Lo gak usah takut sama kita, kita sama sama penjahat" ucap orang yang mempunyai tato di sekujur lengan nya.

"Biar akrab kita kenalan dulu, nama gue roni, terus yang pendek itu damar, yang pakek tato itu heru, nah kalau yang kurus kering itu rendi" ucap orang yang paling muda diantara keempat kriminal yang berada di dalam sel.

"Nama gue luke, gue masuk kesini karena gue hampir membunuh orang yang sudah melecehkan adek gue" jelas luke.

"Pasti orang itu punya kuasa" ucap Roni.

"Kita berdua masuk kesini bukan karena kita kriminal tapi karena kita menjadi tumbal orang yang berduwit" jelas heru.

"Bener tuh, gue sama heru di tuduh sudah melenyapkan majikan sendiri, padahal yang melenyapkan tuh si anak nya sendiri" kesal damar tapi mereka tak bisa berbuat apa apa.

"Kalau gue sih beneran kriminal, tapi kepepet aja soal nya pengen di penjara, lagian enaknya disini gue bisa makan dan ada tempat tidur" jelas Rendi, dia adalah seorang tuna wisma dan tak mempunyai keluarga lagi.

"Parah sih kalau dia, masa ya tiba tiba dateng kekantor polisi terus nonjok polisi alhasil langsung di penjara sih" ucap Roni yang mengingat kejadian kemaren sore saat Rendi memukul polisi agar ia masuk penjara.

"Kalau lo kenapa?, Gue liat umur kita gak jauh berbeda " tanya luke pada Roni.

"Kalau gue karena gue terlalu bandel sih" jawab Roni dengan santai.

"Lo liat tuh orang, mereka itu orang tua gue" tunjuk Roni pada kedua orang dewasa yang tengah mengobrol dengan polisi.

"Mereka itu sangat disiplin, dan karena gue akhir akhir ini bandel nya gak ketulungan jadi lah mereka inisiatif untuk masukin gue ke penjara"lanjut Roni.

"Kek nya gue harus tobat deh, kasian gue sama mereka" ucap roni saat melihat orang tua nya berbicara serius dengan polisi sekaligus teman dari ayah nya.

Luke hanya mengangguk dan hanya mendengar kan mereka bercerita tentang segala lah yang mereka alami.

"Nara, ayo pulang nak" ucap wanita yang berada di depan sel.

"Bentar ma, mau pamitan sama temen teman nara" ucap Naraga Roni dewaga.

Wanita tersebut pun tersenyum lalu pergi menghampiri sang suami yang masih setia mengobrol dengan teman nya yang menjabat sebagai polisi.

"Gue pulang dulu, besok gue harus sekolah. Untuk bang rendi gue tunggu kebebasan lo satu Minggu lagi ya dan untuk kalian berdua gue akan bantu kasus kalian" ucap Roni yang akan keluar dari penjara.

Pemilik Gigi Gingsul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang