12

39 6 0
                                    

Hari sudah semakin gelap, tapi aily dan juga luke belum juga sadar. Dan yang menjaga dirumah sakit sekarang hanya sean dan arga, sedangkan jingga sudah diantara pulang oleh sean.

Untuk memudahkan mereka yang menjaga, luke dan aily di rawat diruangan yang sama.

"Lihat lah ini semua dari kesalahan yang ayah buat" ucap sean.

"Ayah gak tau kalau perbuatan gegabah ayah membuat anak anak ayah menderita" arga melihat kedua anaknya yang terbaring lemah dengan infus yang menancap di tangan nya.

"K kakak" Aily terbangun dan langsung mencari keberadaan luke.

"Putri ayah sudah bangun" arga mengelus surai hitam Aily dengan lembut.

"Ada yang sakit, mau dipanggil kan dokter, atau kamu haus?" Arga memberondong banyak pertanyaan pada Aily.

"Anda siapa?, mana kakak saya?" tanya aily yang tak mengetahui siapa orang di depan nya dan juga kenapa sang kakak tak menyambut nya saat ia sadar.

"Kakak kamu pingsan" tunjuk sean pada ranjang disamping Aily.

Saat melihat luke yang tak sadarkan diri, aily mencoba turun dari ranjang nya tapi dicegah oleh arga.

"Kamu istirahat aja, kakak kamu gakpapa dia hanya kecapean" jelas arga yang kembali membaringkan Aily.

"Anda siapa?" Tanya aily sekali lagi.

"Saya ayah kamu" jawab arga dengan tersenyum hangat.

"Kenapa anda baru datang sekarang?, Apakah harta ibu saya sudah habis?, Atau anda akan menambah masalah kami?" Sungguh aily sudah tidak bisa memendam perasaan kesal nya lagi.

Sebelum melaksanakan aksi bunuh dirinya, Aily menemukan surat yang ditulis oleh ibunya dan alasan kenapa orang tuanya berpisah. Rasanya sungguh sakit saat harapan satu satunya ternyata menjadi masalah selanjutnya.

Aily sangat berharap besar karena luke yang selalu bercerita jika sang ayah sangat baik dan penyayang, tapi harapan tersebut hancur saat membaca surat yang ditulis ibunya.

"Bukan begitu, ibu mu pasti salah paham pada ayah. Harta ibu mu masih ada dan saya tak menggunakan sepeserpun, ibu mu hanya salah paham karena memang kakek kamu tidak mau menjelaskan semuanya" jelas arga.

"Kakek kamu memberikan wasiat pada saya untuk menjaga ibu mu dan hartanya juga. Karena kakek mu tak bisa mempercayai ibu mu untuk menjaganya" lanjut arga.

"Lantas kenapa anda baru datang sekarang?, Sudah banyak yang kita lalui. Kakak dan saya selalu mendapat kan kekerasan dari ibu, kita disiksa fisik dan juga batin. Tapi setelah puas menyiksa kami ibu dengan seenak nya mengakhiri hidupnya nya sendiri dihadapan kami, kami sangat kehilangan karena orang tua yang membesar kan kami telah tiada" jelas aily dengan air mata yang bercucuran.

"Asal anda tau, kita pindah ke kota untuk mencari anda. Tapi ternyata anda sudah pindah kan?, saya cukup kasihan dengan kakak saya. Dia memendam semuanya sendiri demi saya, dia berjuang sendiri dan memikul semua bebannya" lanjut aily dengan tatapan benci pada arga.

"Maaf seharusnya ayah datang lebih awal" rasa bersalah menyelimuti hati arga, terasa sesak melihat kedua anak nya menderita selama ini.

"Aily" panggil luke, sedari tadi luke mendengar semuanya dan ia menyesal karena tak bisa membuat Aily bahagia selama ini.

Luke merasa gagal menjadi seorang kakak.

"Maafin kakak" luke turun dari ranjang nya untuk memeluk Aily, tak mempedulikan infus yang lepas membuat darah luke mengalir.

"Kakak sudah gagal menjadi kakak yang baik, maafin kakak tak bisa membuat aily bahagia selama ini" luke memeluk Aily membuat dua orang yang melihat itu hanya bisa terdiam.

"Kakak gak gagal, tapi aily lah yang gagal jadi adik yang baik" aily menyambut pelukan luke.

Sean merasa bersalah karena ia selama ini hidup bahagia sendiri, sedangkan kedua adiknya menderita. Sean sempat mencari keberadaan kedua adiknya saat ia tau ia masih mempunyai seorang adik walau bukan dari ibu yang sama.

"Saya bisa berbicara dengan anda sebentar?" Luke melepaskan pelukan nya pada Aily lalu melihat kearah arga untuk membicarakan sesuatu.

Arga mengangguk lalu pergi keluar dari ruang rawat bersama luke, sedangkan sekarang dalam ruang rawat hanya ada sean dan juga Aily.

Sekarang suasana terasa canggung karena Aily dan juga sean tak ada yang membuka suaranya.

"Eee, aily apakah setelah ini kamu mau tinggal bersama kami?" Tanya sean dengan Canggung.

"Saya tak mau mengganggu keluarga anda" jawab Aily karena Aily berpikir jika ia tinggal dengan ayah nya akan membuat semuanya semakin rumit.

"Panggil kakak saja, seperti kamu memanggil luke" ucap sean agar tak ada rasa canggung diantara mereka.

Aily hanya mengangguk.

"Mengganggu kenapa, selama ini kakak memang mencari kalian, kakak kesepian hidup sendiri. Ibu kakak sudah meninggal karena sakit sedangkan ayah terlalu sibuk bekerja" jelas sean.

"Tapi..." Kini Aily merasa bingung, entah kenapa perasaan nya begitu labil.

Tadi ia sangat benci dan marah, tapi jauh di dalam hatinya ia senang bertemu keluarga nya kembali, aily juga ingin hidup tenang tanpa ada masalah, aily ingin sekolah dan aily ingin luke hidup tenang tanpa memikirkan nya ataupun bekerja keras menghidupi nya, aily kasihan dengan luke yang bekerja siang dan malam.

"Kakak mengerti, pasti aily masih belum bisa menerima" ucap sean.

.
.
.

Di sisi lain, luke dan arga duduk berdua di taman rumah sakit.

"Ayah minta maaf" arga membuka suara memecah keheningan.

"Ayah akan menjaga kalian, ayah akan menebus semuanya" lanjut arga.

"Bagus lah kalau begitu" ucap luke.

"Kamu gak marah sama ayah?" Tanya arga, yang melihat tak ada kemarahan sama sekali dari luke.

"Untuk apa?, Semua sudah berlalu. Sekarang luke hanya berharap jika ayah bisa menjaga Aily dan jangan sampai melukai Aily sedikit pun"arga terharu dengan ucapan luke.

"Maafin ayah" arga menghambur memeluk luke dengan antusias.

"Luke titip Aily" luke melepaskan pelukan arga dengan paksa.

"Kamu mau kemana?" Tanya arga bingung dengan ucapan luke.

"Gak kemana mana, luke hanya menitipkan Aily saja" bohong luke tapi arga juga tak mencurigai maksud dari perkataan luke.

"Kalau begitu ayo kembali, disini dingin" ucap arga mengajak luke kembali.

Mereka pun kembali ke ruang rawat, agar bisa istirahat.

Dan saat sampai diruang rawat nya ternya Aily kembali tertidur, begitu pun dengan sean yang tertidur di kursi samping ranjang Aily.

"Yaudah kamu tidur saja" printah arga yang diangguki oleh luke.

Luke pun menidurkan tubuhnya, tapi luke tak sepenuhnya tertidur, ia menunggu arga dan yang lain terlelap setelah itu ia akan pergi untuk menemui seseorang.

Dan tepat tengah malam, luke melaksanakan aksi nya, ia mengendap-endap keluar dari ruang rawatnya agar tak membangun kan semua orang.

Sebelum keluar luke menghampiri Aily yang sedang tertidur, dengan hati hati luke menyelipkan kertas dan juga gantungan kunci berbentuk beruang 🐻 di bawah tangan aily yang di infus.

"Kakak pergi dulu" pamit luke dengan suara pelan.

Sebelum ketahuan luke segera keluar dari ruang rawat lalu pergi untuk menemui seseorang, ia sidah membuat janji dengan orang tersebut.


Pemilik Gigi Gingsul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang