09

31 6 0
                                    

Senyap tak ada yang bersuara semua orang fokus pada bukunya, mereka semua mematuhi aturan agar tak berisik dalam perpustakaan. Jingga yang tak tahan dengan kesenyapan pun memilih untuk tidur dan tidak mempedulikan tugas nya untuk mencari buku yang diperintahkan oleh guru.

"Gingsul, kalau dah ketemu bilang ya. Gue ngantuk banget pengen horisontal body battery saving mode" ucap jingga yang merebahkan dirinya di kursi panjang yang berada di perpustakaan tersebut dan jingga berucap dengan memejamkan matanya pasalnya ia terlalu malas dengan buku buku yang tersusun di perpustakaan tersebut.

"Halah bahasa nya, bilang aja mau rebahan" ucap Luke yang membuat jingga tertawa saat luke mengerti maksud dari ucapan nya tersebut.

"Biar keren dan gaul gitu"jingga membuka matanya lalu mengambil buku cukup tebal dan melempar nya pada luke sebagai isyarat agar tak menggangunya.

"Sana pergi jangan ganggu gue" usik jingga.

"Dasar Trachypitecus auratus" ejek luke yang membuat jingga langsung terbangun dari tidurnya.

"Ape lu kate, gue bukan primata berwujud monyet ya, ya walau bentukan nya lucu tapi jangan samain dia sama gue lah" kesal jingga.

"Iya iya, cuman ada kemiripan aja dikit" luke tersenyum, ia sangat menyukai menjahili dan membuat jingga kesal.

"Udah jangan cemberut terus, ayo kita cari bareng buku nya biar cepet selesai tugas nya" luke segera menarik lengan jingga sebelum jingga kembali bermalas malasan.

"Gue liat liat sebenarnya lo tuh pinter tapi males belajar aja" ucap luke yang melihat potensi besar dalam diri jingga.

"Bukan meles ya, gue cuman kasian anak tetangga. Nanti kalau gue pinter kasian anak tetangga di banding bandingkin terus sama gue, cukup gue yang menjadi korban" luke cukup tercengang dengan pemikiran jingga, ternyata bukan tingkah nya saja yang di luar nalar, tapi ternyata pemikiran nya juga diluar angkasa.

"Bilang aja males" dumel luke dan beruntung nya jingga tak mendengar ucapan luke.

Mereka pun melanjutkan mencari buku yang yang di perintahkan oleh guru.

.
.
.

Disisi lain, tepat nya di rumah mewah yang ditempati keluarga jingga. Seorang wanita paruh baya sedang termenung menatap kamar anak bungsu nya yaitu jingga.

"Sudah lama aku gak masuk kedalam kamar ini, ternyata sudah banyak berubah" ucap tamara yang terakhir kali ia masuk kekamar sang anak bungsu nya saat jingga masih duduk di bangku SMP.

"Dulu dia sangat menyukai warna terang, tapi kenapa sekarang dia sangat menyukai gelap" ucap nya lagi saat mengingat dulu jingga sangat menyukai warna biru dan semua barang dan cat kamarnya serba berwarna biru, berbeda dengan sekarang yang dipenuhi dengan barang barang berwarna gelap.

"Dia sangat menyukai musik ya?" Tanya nya padi diri sendiri saat melihat ada beberapa alat musik dikamar nya.

"Buku apa ini dan obat apa ini?" Tanya nya saat melihat obat obatan tersusun rapi disamping buku yang bertuliskan 'kenangan'.

Tamara yang penasaran pun mengambil buku tersebut dan membuka buku tersebut.

"Cantik nya anak mama" puji nya saat melihat halaman pertama buku tersebut terdapat foto saat jingga masih kecil.

'ini foto ku saat masih tk, aku baru menyadari jika aku sangat cantik saat kecil' itu adalah tulisan yang berada di bawah foto yang tertempel lada buku tersebut.

Di halaman berikutnya juga terdapat foto dan juga tulisan dari balik foto tersebut, dalam buku tersebut banyak foto berkesan yang menjadi kenangan untuk nya, ada foto saat jingga mendapatkan medali untuk juara karate, lomba menggambar dan foto foto membahagiakan yang lain.

Pemilik Gigi Gingsul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang