10

29 6 0
                                    

Suasana kontrakan sederhana luke tampak sunyi tak ada lagi suara cerewet dan tawa yang menggema milik aily.

"Aily, kakak mau kerja" pamit luke dari luar kamar aily, tapi nihil tak ada jawaban sama sekali.

Luke hanya menghela nafas lalu pergi bekerja. Bukan tak perhatian tapi luke juga harus bekerja demi terus bisa melanjutkan hidupnya.

Dengan berat hati luke pergi menuju bengkel tempat ia bekerja, dengan langkah berat ia berjalan, tatapan nya sayu dan isi kepala yang berisik berhasil membuat luke tak nyaman, beberapa hari ini aktifitas nya selalu terganggu karena isi kepalanya yang berisik tersebut.

Tak butuh waktu lama, luke sudah sampai di tempat kerjanya, tapi saat akan mulai bekerja ia dipanggil oleh pemilik bengkel.

"Luke, akhir akhir ini pelanggan bengkel yang kamu tangani banyak yang komplain, saya kira cuman karena kesalahan kecil, tapi ternya kamu buat kesalahan hingga berkali kali. Jadi dengan terpaksa saya pecat kamu dan ini gaji terakhir kamu" ucap pemilik bengkel lalu pergi meninggalkan luke yang belum berbicara satu kata pun.

"Lama lama gue gila diusia dini kalau gini" ucap luke yang hanya bisa pasrah saat dipecat, luke tak memohon untuk tidak dipecat karena ia tau kalau kesalahan nya tersebut tak akan bisa membuat nya kembali bekerja di bengkel tersebut.

Luke pun dengan lemas berjalan menuju danau tempat ia bisa berdiam untuk menenangkan pikiran nya.

Di tepi danau luke hanya termenung, ia terlalu sibuk dengan berbagai pikiran buruk nya.

Dreeettt...

Suara ponsel luke yang menunjukkan seseorang tengah menelfon nya, luke pun segera mengangkat nya karena telfon tersebut berasal dari orang tua murid yang ia didik saat les.

"Halo bu, ada apa ya?" Tanya luke dengan sopan.

"Maaf nak luke, ibu mau mengabari jika anak ibu mau pindah dan kursus di tempat lain karena suatu hal" ucap nya dari sebrang telfon.

"Oh iya bu gak papa" ucap luke dengan sopan walau dalam hatinya sangat sangat terpaksa merelakan murid les nya yang sekarang satu satunya bertahan karena semua murid nya sudah pindah ke tempat kursus yang lebih menjamin untuk mendapatkan nilai yang lebih bagus.

Satu anak yang diajar nya sekarang jika ikut pergi, kini luke hanya bisa menertawai nasibnya yang sangat sangat tidak baik.

"Haha ha, lucu banget hidup gue" luke merasa lucu dengan nasih hidup nya yang dipermainkan.

"Jangan terpuruk terus, gue harus cari kerja lagi" ucap luke bangkit dari tempat duduk nya lalu pergi tanpa tujuan.

Ia akan mencari kerja entah apapun kerjaan nya, cukup lama luke berjalan tapi nihil ia tak menemukan tempat kerja yang sedang mencari karyawan hingga Luke menemu tempat yang sedang mencari karyawan.

Luke pun segera pergi ke tempat tersebut, tampak sepi dengan hanya beberapa karyawan saja tempat tersebut adalah gudang penyimpanan beras.

"Pak, dini cari karyawan ya?" Tanya luke pada salah satu orang disana.

"Iya, kamu mau kerja disini?" Tanya orang tersebut.

"Iya pak, saya lagi butuh pekerjaan banget?" Ucap luke dengan yakin.

Orang tersebut tampak meneliti luke dari atas sampai bawah, orang tersebut tampak tak yakin dengan luke.

"Kebetulan saya pemilik gudang beras ini, tapi kamu yakin mau kerja disini?. Banyak pekerjaan yang keluar karena harus mengangkat beras beras ini untuk diantar" ucap orang tersebut.

"Yakin pak, gini gini tenaga saya kuat" ucap luke meyakinkan orang tersebut.

"Baik lah, saya terima kamu bisa kerja mulai sekarang karena kita butuh cepat untuk mengantar beras beras ini ketempat pemesan" ucap irang tersebut sambil berjalan menunjukkan ketempat tumpukan beras yang harus di angkat.

Luke pun dengan segera bekerja, ia mengangkat karung karung beras tersebut dengan beberapa orang yang lain. Luke tak ikut mengantar beras tersebut tapi ia akan mengangkat beras beras tersebut ke mobil bak terbuka untuk segera diantar.

Cukup banyak beras yang luke antar hingga tak terasa hari mulai gelap, badan nya terasa sakit sakit apalagi ini baru pertama kalinya luke bekerja seperti ini.

"Kamu sudah boleh pulang, dan ini gaji kamu untuk hari ini" ucap orang tersebut sambil memberi kan amplop putih yang berisi uang gaji luke.

"Kenapa di kasih sekarang pak?" Tanya luke bingung pasal nya setiap ia berkerja, ia akan di gaji setelah satu Minggu atau satu bulan setelah ia bekerja.

"Karena saya tak yakin kamu bisa lanjut kerja besok atau tidak, jika kamu bisa lanjut bekerja besok kamu datang lagi, tapi kalau tak sanggup kamu bisa langsung keluar seperti yang lain. Saya tau bekerja seperti ini membutuhkan tenaga yang banyak apalagi saya lihat lihat kamu masih sangat mudah dan dari cara kerja kamu saya lihat kamu terlalu memaksakan diri, beberapa kali kamu hampir terjatuh karena tak bisa menahan beban berat" ucap orang tersebut panjang lebar karena sedari tadi ia mengawasi luke yang sedang bekerja.

"Baik pak"jawab luke sambil menerima uang tersebut.

Setelah itu luke pun pulang dengan keadaan tubuh yang sangat lelah, tapi dengan sebisa mungkin luke tak menunjukkan raut lelahnya agar Aily tak menghawatirkan nya.

Sesampainya di kontrakan nya luke segera membersihkan tubuhnya, lalu menyiapkan makan malam seadanya hanya dengan telur dadar yang ia potong menjadi dua.

"Aily, makan dulu" panggil luke dari luar kamar Aily.

Tak lama aily pun keluar dengan lesu, aily duduk dan memakan masakan luke tersebut.

"Aily selesai" ucap nya setelah menghabiskan makanan nya.

Aily pun kembali kekamar nya tanpa menemani luke makan hingga selesai, tapi nampak nya luke mulai terbiasa dengan sikap Aily yang berubah menjadi tertutup tersebut.

Luke menghela nafas panjang sambil memakan makanan sedikit tak nafsu.

Setelah menyelesaikan makanan nya, luke pun membersihkan meja makan dan juga mencuci piring kotor.

"Hufftt badan gue sakit sakit" keluh luke merasakan setiap sendi sendi nya terasa sakit karena baru pertama kali kerja berat.

Setelah dirasa semua piring sudah bersih, luke pun pergi ke kamar nya untuk mengistirahatkan tubuh yang lelah.

Tapi nampaknya matanya tak bisa diajak kerja sama, ia tak merasakan kantuk sama sekali ia hanya merasakan tubuh lelahnya dan isi kepalanya yang berisik. Ia tak bisa mengutarakan isi hatinya dan juga isi kepalanya ia hanya bisa memendam walau terasa sangat sesak dan menyakitkan.

Tanpa luke sadari air mata luke mengalir karena sudah tak tahan lagi dengan masalah hidup nya, semua masalah berkumpul seakan tak ada habis nya dan tak ada ujungnya.

Air matanya sudah mengungkapkan seberat apa beban yang ia tanggung, luke terus menangis hingga ia tertidur karena kelelahan menangis.

Pemilik Gigi Gingsul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang