17

29 8 0
                                    

Gio sudah sedari tadi menunggu kedatangan satya, ia duduk menghadap keluar jendela membuat pantulan wajah nya samar samar terlihat, body Gio juga nampak seperti wanita karena pemilihan baju yang cocok.

"Aihhh lama banget sih" Gio mendumel pasal nya sudah setengah jam ia menunggu.

Ia sudah siap sambil sesekali mencoba merubah suara nya seperti suara wanita.

Tok..tok...

Tiba tiba seseorang mengetuk pintu kamar hotel nya, gio pun segera bersiap dan benar tak lama terdengar suara pintu terbuka dari luar.

"Maaf sudah menunggu lama ya, gue tadi ada urusan" jelas satya yang mendekat kearah Gio.

"Stop!" Ucap Gio menghentikan langkah Satya.

"Kenapa?" Tanya Satya bingung.

"Gue marah" Gio mencari cari alasan agar satya tak bertemu pandang Secara langsung.

"Ok gue minta maaf" ucap Satya sambil mencari cari sesuatu di tas kecil yang ia bawa.

"Nih uang buat lo biar gak marah lagi" Satya melemparkan segepok uang tersebut kelantai agar dipungut oleh Gio.

'Nih orang ngeselin banget sih' batin Gio yang merasa kesal dengan tindakan Satya yang merendahkan seseorang.

Tapi Gio mau tidak mau harus mengambil uang tersebut agar Satya tak merasa curiga, setelah memungut uang tersebut Gio kembali duduk membelakangi Satya.

"Bisa kita berhubungan sekarang?" Ucap Satya yang membuat Gio syok dengan ucapan Satya.

'nih orang asu banget deh' kesal Gio.

"Sebelum itu ada sesuatu yang ingin saya tanyakan" ucap Gio yang ingin memancing pertanyaan pada Satya.

"Tanya apa?" tanya Satya.

"Kenapa lo mau ketemuan sama gue?" Tanya Gio basa basi.

"Ya buat apalagi kalau bukan buat seneng seneng" jawab Satya dengan entengnya.

"Udah berapa cewek yang pernah lo tidurin?"tanya Gio. "Gue takut jika lo punya penyakit menular" Gio melanjutkan ucapannya agar tak dicurigai.

"Ada kali 20 lebih"Satya barucap bangga karena merasa keren.

'babi babi. gue aja deket cewek gemetar satu badan, lah dia tidurin cewek sebanyak itu' batin Gio tak menyangka dengan jawaban yang dilontarkan Satya.

"Kenapa lo melakukan itu?" Tanya Gio  yang terakhirnya karena sudah tidak tahan lagi untuk menonjok si bajingan ini.

"Buat pelampiasan karena dirumah gue selalu ditekan oleh kedua orang tua gue, dan awal coba ternyata cukup ampuh untuk menghilangkan setres dan tekanan. Gue keterusan berhubungan dengan cewek, ada sesuatu kesenangan dalam diri gue, tapi ada satu cewek yang gue gak berani tiduri..." Satya menjeda ucapan nya sebentar sebelum melanjutkan kalimat selanjutnya.

"Dia adalah adek temen gue sendiri, dia sudah menjadi incaran gue untuk gue nikahi dimasa depan, gue cuman bisa menyentuh nya sedikit sedikit sebagai permulaan karena dia akan gue pakek terus menerus saat sudah waktunya, Aily tersayang" ucap Satya sambil menyebut nama Aily diakhir ucapan nya.

Gio yang mendengar ucapan Satya pun tak tahan lagi untuk menonjok muka satya, tanpa banyak basa basi lagi Gio pun langsung berbalik dan Langsung menonjok Satya dengan sekuat tenaga.

"BAJINGAN YA LO!" Triak Gio saat sudah menonjok Satya.

"Lo cowok?!" Satya terkejut saat rambut palsu yang dikenakan Gio lepas.

"Kalau iya emang kenapa?" Tanya Gio lalu langsung kabur sambil membawa Sepatu hak tinggi yang sempat ia lepas sebelum berlari.

Satya yang melihat Gio berlari pun segera mengejar nya hingga membuat Gio Terus merapalkan doa.

Pemilik Gigi Gingsul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang