#11 Melawan Ego

27 7 1
                                    

"Rasa sakit yang paling membekas itu memang berasal dari orang tua sendiri, tapi sebagai anak mengalah dan memaafkan adalah jalan utama membuka pintu damai dari semua luka yang tersimpan di hati,"

-Lissy Allea-

Anggika tidak ada di kos-kosan karena harus bekerja. Menyisakan yang Lissy duduk sendiri dan termenung di teras kos-kosan Anggika sembari memandangi langit biru dan gumpalan awan-awan yang bergerak. Pikiran Lissy melayang ke perkataan Alan kemarin sore. Tadi malam, Lissy terjaga dari tidurnya. Bimbang, memilih untuk pulang ke rumah atau tetap seperti ini. Hingga saat ini, Lissy belum merasakan kantuk sama sekali. Ia dibuat sangat dilema dengan keadaan ini. Sampai-sampai nasi padang yang Anggika suguhkan untuk Lissy sarapan belum juga disentuhnya.

Di tengah kebingungan itu, Lissy baru teringat bahwa sudah lama ia tidak switch nomor pada aplikasi hijau di ponsel miliknya. Lissy segera mengambil ponselnya yang sedang di charger di dalam kamar kos Anggika. Sesaat melakukan switch nomor ke nomor yang kedua, ternyata ada banyak sekali notifikasi panggilan tak terjawab dari ayah, ibu, dan adik-adiknya. Lissy tidak menghidupkan centang biru pada aplikasi hijau miliknya agar sewaktu-waktu dapat membaca pesan tanpa harus diketahui. Lissy cukup terkejut melihat isi chat dari ibu siang ini.

Ternyata, kepergian Lissy cukup membuat ibunya kehilangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata, kepergian Lissy cukup membuat ibunya kehilangan. Lissy jadi merasa bersalah karena meninggalkan rumah terlalu lama. Selanjutnya, Lissy melihat pesan dari ayahnya. Ketika Lissy menekan room chat dengan ayahnya, ia pun terkejut. Karena, selama ini Lissy mendapati ayahnya selalu keras pada dirinya. Tetapi, kali ini, Lissy dibuat meneteskan air mata sesaat membaca chat dari ayahnya.

Lissy tak menyangka, kepergiannya membuat hati ayahnya yang pada awalnya keras menjadi lembut seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lissy tak menyangka, kepergiannya membuat hati ayahnya yang pada awalnya keras menjadi lembut seperti ini. Baru kali ini Lissy melihat ayahnya mengatakan kata "sayang" yang sebelumnya belum pernah ia dengar sama sekali.

Kemudian, Lissy bergulir ke room chat berikutnya. Lissy menekan nama kontak yang bertuliskan Dek Robby.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Second Breath [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang