#14 Bentuk Bahagia

45 18 12
                                    

"Tuhan Maha Baik, dari semua kesedihan ini, berubah menjadi kebahagiaan yang tak akan tertukar dengan apa pun nilainya,"

-Lissy Allea-


Hari ke hari, bulan ke bulan, hingga tak sadar bahwa Lissy telah mendapatkan dunianya kembali. Meski rutinitasnya sama setiap hari, tetapi Lissy bersyukur bahwa hidupnya sampai saat ini baik-baik saja. Keluarga yang harmonis, teman-teman yang mendukung, lingkungan kerja yang positif membuat Lissy merasakan tenang. Walaupun seperti itu, Lissy tetap menjalani pengobatan ke psikiater untuk sekedar berkonsultasi.

Hari ini, Lissy mendapati rumah yang sepi. Mungkin karena hari minggu, hanya ada Robby dan Ferry yang sedang bermain play station di ruang tamu.

"Ayah sama Ibu kemana, Fer?" tanya Lissy sembari celingak-celinguk ke seluruh sudut rumahnya.

"Nggak tau, ke pasar kali," jawab Ferry, pandangannya tak teralihkan sama sekali dari depan layar televisi.

"Gue mau jogging bentar, nggak jauh-jauh, kok, muterin komplek. Jaga rumah, ya, kalian!" pamit Lissy sembari mengaitkan topi ke kepalanya.

"Yoi!" sahut Robby singkat.

Akhirnya, Lissy keluar kamar dan bersiap untuk lari berkeliling komplek. Meski hanya mengelilingi komplek, tetapi wilayah komplek yang Lissy tinggali cukup luas. Jogging juga menjadi bagian pengelolaan emosi dan jiwa Lissy.

•••

Lissy telah merasa cukup dengan jogging hari ini, ia segera pulang ke rumah untuk membersihkan diri. Namun, ketika akan masuk ke rumah. Lissy tidak mendapati pintu rumah yang terbuka. Lissy masuk dan membuka pintu, tetapi tidak bisa. Lissy mencari kunci yang biasa di taruh di bawah keset ketika tidak ada orang di rumah. Ternyata benar, tidak ada orang di rumah ketika Lissy menemukan kunci itu. Sesaat membuka pintu, Lissy mendapatkan notifikasi dari Alan.

Lissy mengerutkan dahinya, tiba-tiba sekali Alan mengajak keluar seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lissy mengerutkan dahinya, tiba-tiba sekali Alan mengajak keluar seperti ini. Kemudian, jari-jemari Lissy menari di atas keyboard ponsel miliknya untuk membalas pesan Alan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Second Breath [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang