Chapter 12

5K 56 0
                                    

𝐕𝐎𝐓𝐄 𝐃𝐈 𝐀𝐖𝐀𝐋 𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝐁𝐈𝐀𝐑 𝐄𝐍𝐆𝐆𝐀 𝐋𝐔𝐏𝐀 📌
ғᴏʟʟᴏᴡ ᴀᴋᴜɴAy_ayana15

                     🐰𝙃𝘼𝙋𝙋𝙔 𝙍𝙀𝘼𝘿𝙄𝙉𝙂🐰 

.....

"Kalula"

"Surprise." ujar Kalula berhamburan ke dalam pelukan Aldrich, memeluk pria itu dengan erat.

Aldrich mematung tak percaya, tenggorokannya tercekat terasa sangat kering, susah payah ia menelan air ludahnya.

Pikirannya melayang kemana-mana. Takut nantinya akan ketahuan oleh Kalula, kekasihnya. Apalagi dengan Elena yang masih berada di bilik kamarnya.

"Kau kenapa kelihatan syok dan sangat tegang begini?" tanya Kalula keheranan.

Aldrich berdehem. "Tidak apa-apa." jawab Aldrich.

"Kamu kenapa kemari, hem? Bukankah ada pemotretan?" tanya Aldrich, berusaha agar terlihat tenang.

"Huum, tapi berpamitan denganmu lebih penting." ujar Kalula dengan mengalungkan tangannya dileher Aldrich.

Aldrich mengecup pucuk kepala Kalula, "Baiklah, sekarang pergilah! Bukankah pesawatnya sebentar lagi berangkat?" ucap Aldrich.

"Kau mengusirku?"

"Bukan begitu. " jawab Aldrich gelagapan.

"Atau apakah ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku?" hardik Kalula.

Deg!

Pertanyaan spontan dari Kalula sukses membuat jantung Aldrich berdetak lebih kencang dari biasanya, keringat dingin membasahi pelipisnya.

"Tidak ada." jawab Aldrich sembari tersenyum kecut, entahlah rasanya hangat dingin, mungkin karena ia takut jika semuanya diketahui oleh Kalula.

"Benar? Tidak ada yang kau sembunyikan?" tanya Kalula lagi.

Aldrich mencoba rileks, guna menutupi apa yang sebenarnya ia sembunyikan. "Benar, tidak ada apa-apa." ujar Aldrich tersenyum, seakan-akan semuanya baik-baik saja, layaknya tidak terjadi apa-apa.

"Tapi kau berkeringat." ujar Kalula ingin mengelap keringat Aldrich akan tetapi tangannya dengan segera ditepis.

"Oh, itu. Aku baru saja habis berolahraga," jawab Aldrich mencari alasan. Akan tetapi benar bukan, mereka juga habis berolahraga tetapi diatas ranjang.

"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu."

"Jangan lupa nanti hubungi aku!" ujar Kalula sembari melepaskan dekapannya.

"Ingat untuk menghubungiku!" ancam Kalula yang disanggupi Aldrich.

"Baiklah, tata sayangku. Sampai jumpa lagi." pamit Kalula dengan mengecup bibir Aldrich, sebelum akhirnya wanita itu berlenggang pergi dari apartemen Aldrich.

Aldrich menghela nafas panjang, ia terduduk diatas sofa. Sungguh, hampir saja. Beruntung Kalula bukan tipe wanita yang suka main nyelonong masuk begitu saja. Jika tidak, Aldrich pun tidak tahu apa yang akan terjadi.

.
.
.
.
.

Bersambung

𝐓𝐈𝐍𝐆𝐆𝐀𝐋𝐊𝐀𝐍 𝐉𝐄𝐉𝐀𝐊 𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐌𝐄𝐍𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀 𝐆𝐄𝐋𝐀𝐏 ⚠️

SUGAR DADDY (17+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang