17. First Kiss

1.4K 195 19
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.

Saking kagetnya Kanya bahkan sampai cegukan. Membuat Nagara puas, karena niatnya memang ingin balas dendam menggoda sang istri yang kini semakin menjadi-jadi.

Lalu menggeser kursinya agar lebih dekat dengan Kanaya.

Kemudian Nagara menyangga kepalanya dengan satu tangan bertumpu di atas meja. Menatap istrinya dari arah samping.

"A-apa sih, Mas. Aku cuman bercanda."

"Tapi saya serius."

Melihat wajah Kanaya yang takut dan hampir mewek seperti sekarang membuat jiwa nelangsa Nagara beberapa waktu kemarin setiap kali di goda gadis itu seketika merasa senang.

Tidak cukup sampai disitu. Nagara ingin sekalian membuat Kanaya menangis, agar dia betulan kapok dan berhenti menggodanya.

Tangannya dengan lancar memegang dagu Kanaya untuk menoleh ke arahnya. Dengan jahil Nagara menjilat bibirnya sendiri. Membuat Kanaya salah fokus dan memperhatikan intens ke arah tersebut dengan meneguk ludahnya kasar.

'Rest in peace kewarasan gue,' batin Kanaya.

Dan tanpa aba-aba atau peringatan Nagara mendekatkan wajahnya ke sang istri. Kanaya dengan sigap menutup kedua matanya.

Namun selang beberapa detik tidak ada apapun yang terjadi, membuatnya perlahan membuka matanya kembali.

Wajah Nagara yang berjarak sekitar lima senti darinya. Cukup untuk membuat Kanaya menahan napas. Sedang seringai lebar terpancar di bibir suaminya itu.

"Ngapain tutup mata?"

Kanaya tidak sanggup menjawab. Jantungnya berdetak tidak beraturan. Dadanya terasa sakit sebab tanpa sadar menahan napas. Nagara yang menyadarinya lantas mengelus pipi kanan Kanaya lembut.

"Napas kalo nggak mau mati," ucapnya sambil sedikit menjauhkan diri.

Saat Nagara mengatakan hal tersebut gadis itu baru tersadar dan langsung mengambil oksigen untuk pasokan paru-parunya. Baru saja satu helaan napas terdengar.

Nagara kembali membuatnya harus kesulitan bernapas. Karena dengan tiba-tiba suaminya itu maju dan menyatukan kedua belah bibir mereka.

Berbanding terbalik dengan tadi. Kini mata Kanaya membelalak lebar. Dapat dirasakan Nagara tersenyum disela kecupan mereka. Merasa menang atas permainan yang selama ini Kanaya lakukan.

Dia lantas memiringkan sedikit kepala untuk mulai menggerakkan bibirnya.

Untung sekali, Kanaya sudah mandi sebelum ikut duduk di sebelah Nagara yang tengah memakan dan berceloteh panjang lebar.

Pagutan pelan tanpa tuntutan itu tanpa sadar membuat Kanya larut dengan perlahan menutup kedua matanya.

Secara naluriah juga Nagara menempatkan telapak tangannya di tengkuk leher Kanaya untuk memperdalam ciuman mereka.

Nagara melakukannya dengan mata yang terbuka. Menatap lamat-lamat wajah Kanaya dari jarak sedekat itu. Tangan yang satunya ikut ambil bagian dengan memutar tubuh Kanaya agar sepenuhnya mengarah ke arahnya.

Istri Nakal Dosen Tampan | Scoups x LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang