19. Terciduk

1.4K 182 18
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.

Sehabis Nagara keluar dari Cafe Cake Roll, dia duduk di dalam mobilnya. Seraya menyedot lemonade pesanannya. Semoga teman-teman Kanaya tidak curiga saat tadi dia menghampiri mereka dan bertanya dengan SKSD alias sok kenal sok deket.

Kini pilihan Nagara hanya kembali ke apartemen atau pergi ke rumah mertuanya. Tapi yang kedua terdengar ekstrim, apalagi jika ternyata Kanaya tidak kabur kesana. Yang ada malah dia di interogasi banyak hal.

Sekelebat bayangan tentang temannya hinggap di kepala Nagara.

Haidan, si tukang bolos dan sebat ketika kuliah dulu yang kini sudah berubah menjadi budak korporat. Berangkat pagi pulang malam.

Mereka akhirnya memutuskan untuk bertemu di kedai ramen dekat dengan lokasi rumah Haidan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka akhirnya memutuskan untuk bertemu di kedai ramen dekat dengan lokasi rumah Haidan. Berhubung katanya temannya itu sedang malas pergi jauh.

Dilihat dari penampilannya juga sepertinya sih dia baru banget bangun tidur. Wajahnya masih sayu. Hanya mengenakan kaos lengan pendek dan celana selutut. Jangan lupakan sandal butut yang sudah sangat buluk yang menjadi alas kakinya.

Ini kalo orang yang tidak tahu penghasilan dan pekerjaan yang Haidan jalani, mungkin dia di kira mas-mas tukang parkir. Tinggal pake rompi warna orange saja.

Mereka lalu bersalaman khas cowok pada umumnya. Kemudian Haidan menarik kursi di depan Nagara.

"Berantem kenapa?"

Dengan tenang Nagara menceritakan soal ucapannya yang tadi hingga membuat Kanaya pergi.

Tidak ada respon yang bisa Haidan berikan selain berkata, "Tolol."

Kemudian kembali meniup kuah ramen miliknya yang masih panas dan menyeruputnya.

"Udah jadi dosen, bukannya makin pinter malah makin sadis omongan lo. Mahasiswa lo pada trauma nggak sih kalo lo marah-marah?"

"Gue bukan orang gila yang marah-marah tanpa sebab. Kalopun gue marah berarti ya mereka emang salah. Jadi harusnya mereka terima aja gue marahin, toh omongan gue nggak rasis."

Haidan mengerjap, dia tiba-tiba teringat sesuatu. "Bentar deh, istri lo tuh kan mahasiswa lo juga. Gila, Gar. Di kampus kena omel. Di apartemen kena juga. Mulut lo jahanam banget."

"Gue sebagai suami ngingetin aja. Lagian dia keluar sama temen-temen ceweknya semua. Kalo ada apa-apa gimana."

"Tetep aja nggak membenarkan congor lo yang nggak bisa di rem itu."

"Ya, gue akuin gue salah. Terus ini menurut lo gue mesti gimana? Keberadaannya aja antah berantah, gue gak tau dia ada dimana."

"Tanya sama temen deketnya lah, Bro. Masa gitu aja lo harus gue ajarin. Cewek-cewek kalo ada masalah kan tempat berkeluh kesah ya sahabatnya. Boro-boro ke orang tua."

Istri Nakal Dosen Tampan | Scoups x LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang