10. Gelap

1.1K 145 8
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.

Independent woman dari Hongkong!

Listrik tiba-tiba mati ketika Kanaya tengah menonton film, karena belum juga bisa terlelap.

Kala itu jam menunjukkan pukul 23.30. Semuanya gelap gulita, hanya ada penerangan dari layar laptop, dimana film yang terputar disana terjeda sebab sambungan Wi-Fi mati.

Padahal apartemen Nagara tuh termasuk elit. Namun kejadian seperti ini bisa terjadi, meski sangat jarang.

Karena satu gedung mati, jadinya terdengar beberapa teriakan dari penghuni yang lain. Mungkin sama kagetnya dengan Kanaya. Kanaya tipikal yang tidak bisa tenang jika berada di kegelapan. Apalagi sendirian.

Ia selalu merasa gelisah. Dan teringat dongeng tentang monster yang selalu bersembunyi dibalik kegelapan atau dikolong bawah tempat tidur.

Keringat dingin perlahan turun dari pelipisnya. Sialnya lagi ponselnya mati total sebab lupa di-charge.

Jika sudah begini, tidak ada pilihan lain selain pergi ke kamar Nagara dan mengungsi disana sampai listrik menyala. Tapi apakah Nagara mau menampungnya?

Dengan modal nekat, Kanaya berjalan keluar kamar.

Dia sempat tersandung lantai yang berunduk saat  menuju kamar Nagara. Sampai lututnya berdenyut nyeri. Tapi begitu Kanaya raba tidak ada cairan yang keluar, berarti aman. Paling hanya memar dan tidak berdarah.

Suara debaman kala ia jatuh terdengar keras dimalam yang sunyi itu. Tapi tidak berhasil membuat Nagara keluar dari kamarnya.

'Budeg apa gimana nih cowok, masa tidurnya pules amat. Nggak ada perhatiannya sama istri sendiri. Gue sampe terseok-seok gini....'

Segala rutukan yang Kanaya keluarkan dalam hatinya berhenti kala pintu dibuka oleh si pemilik sebelum ia sempat mengetuknya.

Wajahnya sayu dan matanya yang menyipit khas orang baru bangun tidur. Nagara bertanya dengan suara serak dan berat, "Kamu denger nggak? Barusan ada suara gedebuk kayak ada yang jatoh?"

Apakah dia bahkan tidak terganggu dengan beberapa kebisingan teriakan orang akibat listrik padam???

Nagara masih belum sadar jika mati lampu. Remang-remang ia melihat Kanaya dari cahaya malam yang menembus jendela ruang tengah.

"Loh kok gelap? Lampunya kamu yang matiin? Katanya nggak suka gelap-gelapan?"

Sejak Kanaya pindah ke apartemennya, Nagara jadi terbiasa menyalakan semua lampu ruangan terkecuali kamarnya sendiri. Sebab pada dasarnya dia lebih menyukai kegelapan. Namun Kanaya justru sebaliknya.

"Mati?!" sungut Kanaya.

"Innalillahi. Siapa? Kamu?"

"LAMPUNYA! eh bukan. LISTRIKNYA YANG MATI!"

Kok sekarang jadi gantian Nagara yang ngeselin.

"Ohhh oke." jawab Nagara santai, paling bentar lagi nyala. Tidak lagi berminat bertanya soal suara debaman dari luar.

Sebab kantuk sudah menyerangnya habis-habisan. Dia lantas memutar badan berniat kembali menutup pintu. Tapi Kanaya segera menahan pergelangan tangannya.

"Kita nggak lagi syuting video klip film india, Nay." celetuknya disertai dengan menguap disela kalimat.

"Hish! Nggak ada nanya kenapa aku disini gitu?! Tadi tuh suara aku jatuh. Nih! nih! lututnya nyut-nyutan rasanya!" Kanaya menunjuk lututnya dengan tangan kiri. Padahal tidak terlihat juga.

Istri Nakal Dosen Tampan | Scoups x LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang