Happy reading
.
.
.
.
."Jefri mah priceless ya, Mas. Mantan bukan sembarang mantan. Gitu-gitu banyak dulu yang iri aku pacaran sama dia. Ya gimana ya, mukanya aja mendukung buat foto model majalah fashion."
Kanaya curiga jika Nagara mengetahui Jefri adalah mantannya dari akun gosip kampus. Dulu saat mereka putus beritanya pokoknya heboh sepenjuru kampus pun kayaknya tahu. Padahal itu mereka masih bau kencur.
Baru semester satu, Kanaya bicara sesuai relalita. Jefri tuh sejak awal masuk saja sudah menyita banyak perhatian orang. Entah dari mukanya atau pembawaannya.
"Udah mantan aja masih dibangga-banggain." cibir Nagara.
"Nggak. Itu cuman ngomongin fakta aja."
"...."
"Berhubung aku udah terciduk basah, pertama-tama, aku minta maaf. Emang sebenernya aku gak kerkom sama Hera. Yang kedua juga maaf malah ketemu mantan. Nggak ada intensi buat balikan sumpah, meski dia baru aja putus."
Nagara dibuat mendelik karena penuturan Kanaya yang ceplas-ceplos itu. Tapi masih mendengarkan dengan seksama kalimat yang akan keluar dari mulut sang istri.
Diluar hujan masih cukup deras. Langit juga masih gelap. Belum ada tanda-tanda hujannya akan mereda.
"Yang ketiga, aku boleh minjem coat kamu nggak? Dingin, Bos."
Tadi saat berjalan ke parkiran untuk masuk ke mobil. Tentu saja Kanaya menerjang derasnya hujan tanpa pelindung apapun. Hanya modal nekat.
Alhasil blouse warna biru muda yang ia kenakan sejak pagi jadi basah di lengan dan juga punggung. Dan karena bahan bajunya yang tipis jadi agak menerawang.
"Salah sendiri hujan-hujanan."
"YANG HUJAN-HUJANAN SIAPA! Ini bentuk pengorbanan aku buat masuk ke dalam mobil. Kalo nggak mau pinjemin juga ya udah. Paling nih kaitan beha punyaku keliatan."
Nagara segera mengangsurkan mantel hitam miliknya untuk dipakai Kanaya. Dilempar begitu saja mengenai wajah yang meminjam.
"Terus tadi ngapain ketemu? Silahturahmi?" tanya Nagara sambil melajukan mobil Kanaya dengan kecepatan sedang.
Salah satu hal attractive tentang Nagara yang Kanaya suka selain jago memasak adalah pria itu selalu terlihat keren setiap kali terlihat fokus menyetir dengan pandangan lurus ke depan.
Apalagi jika memegang kemudi hanya dengan menggunakan satu tangan.
"Di ajak ngobrol. Maaf ih nggak ijin. Takut kamu cemburu."
"NGIMPI."
Bibir Kanaya mengerucut ke depan. "Terus ngapain coba tadi segala nyamperin ke Cafe, aku tanya."
Mata Nagara meliar kemana-mana dan dengan gugup berdehem lalu mengusap ujung hidungnya. "Ge-er! Orang saya juga mau minum kopi disana. Terus nggak sengaja ngeliat kamu sama mantanmu."
"Yang nggak seberapa itu?" Kanaya mengulang kalimat Nagara. "Tapi serius cuma ngobrol biasa. Tadi gantungan tasku jatoh terus dia nemuin. Abis itu ngajak ngopi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Nakal Dosen Tampan | Scoups x Lisa
RomanceKanaya dijodohkan dengan Nagara. Laki-laki galak dan menyebalkan yang merupakan dosennya sendiri. Dia tidak bisa menolak karena itu merupakan isi surat wasiat dari Kakeknya. . . . . Bagaimana kisah mereka berdua? Baca langsung cerita yang sanga...