Episode 12

622 43 1
                                    

FAHIM POINT OF VIEW

Malam itu aku putuskan buat kembali ke kamar aku dan Mas Anton. Aku hanya ingin lihat jika Mas Anton sudah tertidur atau belum, sesedihnya aku dimarahi Mas Anton tetapi terkadang aku merasa kasihan jika Mas Anton tidur sendiri.

Waktu aku berjalan menuju kamar, aku lihat pintunya terbuka mungkin Mas Anton lupa buat menutupnya. Biasanya kalau lagi marahan sama aku, Mas Anton bakal nunggu aku buat tidur. Walaupun aku juga masih kecewa sama Mas Anton, tapi emang dia sifatnya seperti itu.

Samar-samar aku mendengar suara di dalam kamarku, aku semakin penasaran buat ngelihat Mas Anton lagi ngapain. Namun, sewaktu aku di depan pintu, aku mendengar jelas suara orang lain di dalam yang sedang saling bicara bersama Mas Anton.

“Aku mau tau gimana perasaan cinta kamu ke aku.”

Jelas aku nggak salah dengar, perasaanku nggak nyaman saat mau masuk ke kamar. Langkah kaki aku tetap menuntun buat ke dalam. Pintu kamarku terbuka dan semua yang aku khawatirkan terjadi juga.

Aku lihat Mas Rama di atas tubuhnya Mas Anton, mereka seperti mau ciuman. Jujur rasanya lihat mereka ngelakuin itu di depan aku benar-benar membuat aku kecewa. Mas Anton melihatku lebih dulu hingga dia mendorong Mas Rama.

Jantungku berdetak lebih cepat, perasaan sakit dihati terasa begitu nyata. “Aku bisa jelasin dulu!” Mas Anton hendak menghampiriku tapi aku langsung menghindarinya.

Aku segera keluar dari kamarku untuk kembali ke kamarnya Dio. Langkah kaki di ikuti suara Mas Anton membuatku berhenti tepat di depan kamarnya Dio.“Tolong dengerin aku dulu, aku tadi nggak tau kalau Rama ke kamar kita.”

“Dio lagi tidur Mas, aku juga ngantuk. Maaf udah ganggu kamu.” Hanya itu yang bisa aku katakan ke Mas Anton. Aku masuk ke kamar Dio dan langsung aku nggak bisa menahan sesak yang ada di dalam dadaku.

Kuhampiri Dio yang sedang tidur, lalu aku memeluknya. Isak tangis aku tahan membuat sakit di bagian dadaku. Bisakah aku menyimpulkan kalau Mas Anton punya hubungan dengan Mas Rama? Kedua mataku melihat mereka bercumbu di kamar aku sendiri.

Detik itu pula rasanya duniaku hancur, aku kira Mas Rama adalah temanya Mas Anton seperti yang sering dia bicarakan. Aku juga nggak bakal nyangka kalau Mas Rama yang seperti orang baik bisa melakukanya dengan Mas Anton.

Malam itu aku tidak bisa tidur, memikirkan semua yang sudah aku lihat. Padahal awalnya aku hanya ingin kembali memperbaiki masalah yang tadi siang aku dan Mas Anton lakukan, ternyata ada kejutan lain untukku.

Samar-samar pintu kamar Dio terbuka. Merasa itu Mas Anton segera aku berpura-pura memejamkan mata. Sampai kurasa dia duduk di ranjang milik Dio tapi entah apa yang dia lakukan. Nggak lama kemudian dia pergi lalu menutup kembali pintunya. Sepertinya memang Mas Anton, entah dia mau ngapain masuk ke kamar Dio.

Aku nggak beranjak dari ranjang, aku masih setia membuka mata hingga entah kapan aku tertidur dengan pulasnya. Sampai menjelang pagi, aku bangun dengan begitu beratnya. Seingatku aku baru saja menutup mata tetapi bangun begitu sudah menjelang matahari terbit. Aku menguap lalu meregangkan ototku, aku lihat Dio yang masih terlelap. Aku lepaskan tangan Dio kemudian menyelimuti badanya dengan selimut. Aku turun dari ranjang menuju kamar mandi.

Lalu sewaktu aku hendak menuju dapur, sejenak aku lihat ke kamarku. Masih terasa sakitnya ketika aku lihat Mas Anton dan Mas Rama berciuman di kamarku. Aku membuyarkan lamuanku supaya fokus dengan tugasku.

Aku memasak dengan diam bahkan sesekali melamun. Sampai waktu aku mau membangunkan Dio, pintu kamarku terbuka dan kulihat Mas Anton yang baru bangun. Tanpa menyapa aku melewatinya begitu saja menuju kamar Dio.

“Dio sayang bangun yuk. Udah pagi loh.” Aku membangunkan Dio dan segera Dio bangun dengan masih begitu berat. Sesekali Dio menjatuhkan kepalanya karena masih mengantuk.

“Cuci muka dulu ya, Baba udah masakin ikan goreng kesukaan Dio.”

Aku tuntun Dio menuju kamar mandi lalu membantunya mencuci muka. Kali ini aku tidak menggendong Dio, aku pegang tangan Dio sambil jalan bersama menuju dapur. Sampainya di dapur, Mas Anton udah duduk di kursi.

Dio duduk di samping Mas Anton, masih terlihat lesu. “Dio bisa makan sendiri kan? Baba mau nyuci baju dulu ya.” Aku memberikan piring yang sudah ada ikan gorengnya ke Dio, dia menggangguk.

Tanpa berlama-lama aku segera pergi dari dapur. Aku benar-benar nggak mau lihat Mas Anton untuk sekarang ini. Aku mengambil pakian kotor milik Dio, biasanya aku tidak pernah mencuci tapi untuk kali ini aku membuat alasan agar tidak melihat Mas Anton.

“Kamu ngehindari aku Him?”

Suara Mas Anton yang tiba-tiba ada dibelakang membuatku menoleh melihat orangnya. Mas Anton menatapku bahkan tanpa senyuman seperti yang biasa aku lihat setiap pagi. Aku masih marah denganya, aku kembali memunggungi Mas Anton berupaya masa bodoh dengan apa yang mau dia lakukan.

“Aku tau kamu pasti kecewa sama aku.”

Aku hanya mendengarkan apa yang mau Mas Anton katakan, tapi aku rasanya benar-benar marah sama Mas Anton kali ini. “Aku mau dengar kejujuran dari kamu Mas.” Mas Anton menatapku seperti halnya aku yang sekarang sudah berhadapan denganya. “Mas Rama itu siapa kamu?”

Mas Anton nggak langsung menjawab, dia masih setia menatapku. Hingga pergerakan bibirnya membuat aku memantapkan hati. “Pacarku.”

Sekuat apapun aku menahanya, tetapi setelah pengakuan Mas Anton itu benar-benar nyakitin aku. Aku memejamkan mataku, menopangkan badanku agar tidak terasa lemah.

“Aku udah jujur sama kamu, maaf aku..”

Plak

Satu tamparanku mengenai wajahnya Mas Anton, aku menangis di depanya sekarang. Aku nggak bisa nyembunyikan kalau aku sakit dengar kejujuranya. “Selama ini aku percaya sama kamu, tapi kamu ngelakuin semuanya dibelakang aku.”

“Aku..”

“AKU APA? JELAS-JELAS KAMU BAWA DIA KE RUMAH KITA. AKU NGERASA BODOH PERCAYA KALAU DIA TEMEN KAMU MAS!” emosiku nggak bisa aku tahan.

Aku teriak di depan Mas Anton, tapi sama sekali nggak ada perlawanan darinya. Waktu masih dalam keadaan emosi tiba-tiba Dio mendatangi kami sambil bawa piringnya.

“Ba, Dio mau disuapi Baba.” Segera aku menghapus air mataku lalu beranjak pergi menghampiri Dio.

---

Menetap Diantara Cinta Mereka [Season 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang