Cerita kedua saya, semoga suka.
Sebelum baca bintangnya di tekan dulu ya, makasih.
.
.
Seorang guru perempuan masuk ke dalam kelas dan memukul-mukul penggaris besinya ke atas meja. Membuat murid-murid sontak berhenti dari kegiatan mereka dan menoleh ke depan. Namun tidak dengan satu cowok yang kepalanya masih terbaring malas di atas meja dengan tas yang hanya berisikan satu buku tulis dan satu pena didalamnya sebagai bantal. Dia Ryshaka Elyasa Bintara. Yang akrab di sapa Yasa.
Cowok yang terkenal akan sifat pemalas serta penampilan amburadul. Namun anehnya, cewek-cewek malah menyukai hal itu. Ya apalagi kalau bukan karena mukanya yang ganteng.
Kalau kata mereka, Yasa itu semakin acak-acakan, semakin tinggi juga tingkat kegantengannya.
Disebelahnya juga ada satu cewek cantik yang diketahui sebagai pacarnya. Cewek yang baru di pacari Yasa selama tiga hari itu senantiasa memijit-mijit pelan bahu Yasa agar tidurnya semakin nyenyak.
"Baik anak-anakku, hari ini kita kedatangan satu murid baru yang akan melengkapi jumlah kalian dari 39 menjadi 40" ujar guru cantik itu antusias.
"Ayo nak, masuk" lanjutnya.
Tidak lama, masuk seorang cowok dengan tampang santainya berjalan sambil memasukan tangan di kedua saku celana abu-abunya.
Dia berdiri tepat di samping ibu guru. Matanya datar menatap murid-murid yang lain.
"Oke sekarang perkenalkan diri kamu" titah sang guru yang dapat anggukan dari cowok itu.
"Nama gue Rean Altama, tinggi 170 ce em, gue pindahan dari mana, kalian gak perlu tau. Thanks" seluruh murid kelas melongo dengan tidak elitnya saat mendengar kalimat perkenalan yang terdengar ogah-ogahan itu. Kecuali Yasa, karena memang masih tidur.
"Baik Rean, kamu bisa duduk di_"
"Duduk di samping cowok yang lagi tidur itu boleh nggak Bu?" Potong Rean.
"Maksud kamu Yasa? Kan itu sudah ada Ratu. Kamu sama Benji aja ya?" Saran ibu guru menunjuk siswa gempal yang duduk sendiri di meja bagian sudut nomor dua dari belakang.
Mau tidak mau, Rean menurut dan melangkah ke meja dimana Benji berada. Dia sedikit melirik Ratu yang tengah menatapnya dengan raut jengkel.
Rean tersenyum kecil pada Benji, menaruh tasnya dimeja lalu duduk.
Ibu guru sekaligus wali kelas yang membawanya tadi sudah keluar, dan digantikan dengan guru lain yang mengajar pada mata pelajaran fisika.
Guru laki-laki paruh baya dengan rambut bagian tengah yang tandus itu mengambil sisir kecil dari dalam saku celana kain lalu tanpa malu menyisir rambut beberapa helainya. Dia kembali menyimpan sisirnya dan membawa atensi murid-murid padanya kemudian memulai pelajaran jam pertama.
Sepanjang pelajaran berlangsung, Rean sesekali mencuri-curi pandang ke arah Yasa yang beberapa saat lalu sudah bangun dari tidurnya.
Namun saat cowok manis itu ingin mencuri pandang lagi, Yasa sudah menatap datar ke arahnya dengan satu alis terangkat.
Secepat kilat Rean menoleh ke depan karena malu tertangkap basah oleh Yasa.
Tidak lama kemudian, bel istirahat pertama berbunyi, guru berkepala tandus di bagian tengah yang baru Rean ketahui namanya pak Komeng pun sudah keluar dari kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELYASA
Teen FictionYasa si cowok brandalan, yang merasa kehidupannya mulai terusik dengan kehadiran seorang murid baru di kelasnya yang mendekatinya secara ugal-ugalan. Perjalanan kisah cinta Yasa dan Rean yang bermula, dan di bumbui drama-drama 'kecil' yang akan mele...