Vote sebelum membaca, terima kasih..
.
.
.Sekolah 09.55 am
Yasa, Andro, dan Dion sedang mabar Honor of kings di belakang sekolah. Ketiganya nampak serius sampai Bian datang dan menutup mata Yasa. Hal itu membuat Dion dan Andro jengkel. Karena dalam game tersebut Yasa berperan sebagai jungler dan mereka sedang berada dalam posisi tertekan oleh musuh. Akibatnya, base mereka berhasil di hancurkan oleh enemy.
"Lo apa-apaan sih Bianjing?!" Marah Andro.
Cowok itu memang sedikit sensitif jika ada yang mengganggu ketika mereka sedang bermain game. Wajah Yasa juga nampak jengkel dan melirik sinis pada Bian.
"Bisa sopan dikit gak sih android? Gue nih ketos!"
"Bacot! Lo sendiri juga gak sopan, datang-datang main nutup mata orang seenak jidat!"
Bian ikut tersulut emosi, "lah, kocak lo! Lagian bukan mata lo juga yang gue tutup, napa lo yang sewot?!"
Andro terkekeh dengan wajah mencibir dan membalas, "kocak? Lo yang kocak! Makanya tau, Yasa gak main sendiri, kita trio, jadi kalo Yasa blunder, bakal ikut blunder teman satu tim, apalagi si Yasa hyper, ngerti gak!"
Bian kicep mendengar cercaan Andro, bukannya meminta maaf, ia malah mendengus dan menoleh kearah Yasa dengan wajah kesal. "Sa, gak bisa ya lo bilang ke temen lo buat sopan dikit, dia udah kelewatan tau teriak-teriak depan gue!"
Yasa ikutan jengah, ia tidak akan menegur Andro. Karena sudah jelas siapa yang bersalah di sini. "Yang nyuruh lo kesini dan nutup mata gue seenaknya siapa?"
Bian menggeleng dengan wajah yang sudah memerah karena menahan tangis. "Kenapa lo tega banget ikut nyudutin gue gini Sa.." lirih Bian dengan kepala menunduk sambil meremat celana sekolahnya.
Andro dan Dion merotasi mata mereka malas melihat drama cowok pendek itu. Keduanya menepuk pelan bahu Yasa kemudian pergi dari sana.
Yasa membuang nafas jengah dan menarik Bian duduk di kursi. "Andro emang gitu kalo udah menyangkut game, gak suka dia ada gangguan" jelas Yasa sembari memasukan HP-nya ke dalam saku celana.
"Ya tapi kan gue gak tau.." nada suara Bian sudah bergetar.
"Nah sekarang dah tau kan? Lain kali jangan gitu lagi"
"Em.." Bian sudah memeluk Yasa serta membenamkan wajahnya ke dada bidang cowok itu.
Rean datang ke belakang sekolah setelah dipinta wali kelas mereka untuk membantu membawa dan menyusun buku-buku yang wali kelasnya pinjam di perpustakaan. Dengan membawa kotak bekal serta satu botol air ditangannya, ia menghampiri Yasa yang tengah menjadi objek permanja-manjaan Bian.
Rean dengan tidak santainya menarik tangan Bian agar terlepas dari Yasa, kemudian duduk di tengah-tengah keduanya. Ia dengan tenang membuka kotak bekalnya tanpa menghiraukan ekspresi Yasa yang terlihat kaget serta Bian yang wajahnya terlihat seperti ingin menguliti Rean hidup-hidup.
"Lo apa-apaan banci?!" Murka Bian.
"Lo yang apa-apaan? Nempel-nempelin pacar orang kayak lintah aja" balas Rean dengan sebelah alis terangkat.
Bian berdiri dan menyemburkan tawa sarkasnya sambil membawa tangan menutup mulut. "Haha, pacar? Banci ini mulai menghalu!"
Melihat itu Yasa hanya diam, selama salah satu di antara dua cowok itu tidak melakukan tindak kekerasan, ia pikir, seru juga menyaksikan pemandangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELYASA
Teen FictionYasa si cowok brandalan, yang merasa kehidupannya mulai terusik dengan kehadiran seorang murid baru di kelasnya yang mendekatinya secara ugal-ugalan. Perjalanan kisah cinta Yasa dan Rean yang bermula, dan di bumbui drama-drama 'kecil' yang akan mele...