02

6.5K 579 38
                                    

Sebelum baca bintangnya di tekan dulu ya, makasih

.

.

.

Yasa serta dua temannya, Dion dan Andro, sekarang berada di salah satu apartemen yang di jadikan markas oleh mereka, sekaligus tempat persembunyian. Malam nanti ketiganya akan menjalani sebuah misi, yaitu merampok di sebuah bank swasta.

Jika ada yang bertanya, kenapa Yasa, Dion, dan Andro melakukan hal kriminal dan beresiko seperti itu ? Jawabannya, karena gabut.

Mereka bukanlah anak-anak dari golongan menengah kebawah yang merampok untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dion adalah putra dari seorang dokter spesialis yang juga pemilik dari salah satu rumah sakit mewah. Ada juga Andro yang masih sepupuan dengan Dion. Ayahnya pemilik perusahaan besar berbasis furnitur yang membuat keluarganya berada pada urutan ke-12, daftar pengusaha terkaya di Indonesia.

Dan terakhir sang tokoh utama, Yasa yang merupakan anak tunggal broken home sekaligus putra dari CEO corporate real estate dan salah satu investor yang memiliki 20% aset saham di perusahaan apel tergigit. Tidak perlu di jelaskan secara rinci harta yang dimiliki keluarga konglomerat kenamaan itu. Kalian bisa sakit kepala.

Lalu uang-uang yang mereka rampok dikemanakan ? Tentu saja untuk dibagi-bagikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Aneh memang, ingin membantu orang tapi pakai cara kotor.

Malamnya, tiga cowok brandal itu segera menjalani misi. Mereka sudah berhasil masuk ke salah satu bank yang menjadi target utama setelah memukul dua orang keamanan yang sedang berjaga sampai pingsan dan merusak beberapa cctv yang bisa membuat mereka ketahuan. Yasa dan Andro bertugas untuk masuk ke dalam dan Dion kebagian berjaga di luar untuk memantau keadaan.

Setelah meretas data-data yang ada di komputer, Yasa dan Andro dengan mudah membobol pintu gudang penyimpanan berkas-berkas dan uang.

Keduanya melongo takjub di balik kain hitam yang menutupi sebagian muka.

Tentu saja, siapapun yang melihat tumpukan uang merah muda dengan ketinggian sekitar dua meter itu akan terheran-heran. Walau keduanya sama-sama berasal dari keluarga konglomerat, melihat uang sebanyak itu dengan mata kepala sendiri tentu adalah hal baru.

"Anjing ?" Umpat Andro masih menatap tidak percaya tumpukan uang didepannya.

Tanpa berlama-lama, Yasa memberikan satu tas hitam kepada Andro untuk segera mengisi lembaran-lembaran bernilai itu. Dengan dua tas penuh, keduanya buru-buru untuk keluar sebelum ketahuan.

Ketiga curut itu segera menstarter motor besar masing-masing dan langsung pergi dari sana. Menuju markas lebih dulu untuk menyimpan uang yang mereka rampok, lalu pulang ke rumah.

•••

Jam istirahat sudah berbunyi dari sepuluh menit yang lalu, tapi Rean baru mau ke ke kantin. Karena harus memaksa Benji untuk pergi dengannya. Namun Rean di geplak sama kotak bekal makan milik Benji yang sudah kosong, karena terus memaksa cowok gempal itu, padahal dia sudah bersikukuh tidak mau.

Alhasil, Rean seorang diri berjalan ke kantin dengan wajah bersungut kesal sambil mengusap-usap kepalanya. Benji memang tidak bisa di ajak kerja sama, dasar gendut. Ini kata Rean.

Saat berpapasan dengan Yasa dan kedua temannya serta Ratu yang sudah balik dari kantin, Rean langsung mengebut langkahnya dan dengan sengaja menabrak keempat orang itu sampai ratu terdorong ke belakang, karena dia yang paling kecil di antara mereka.

"Lo apa-apaan anjing !?" Sungut Ratu jengkel.

"Gak sengaja" balas Rean dengan muka kelewat santai.

Cowok itu hendak melengos pergi, tapi lengannya langsung di cengkram Yasa. "Minta maaf" ucapnya datar.

ELYASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang