20

4.8K 478 100
                                    

Vote sebelum membaca ya.

Bacanya pelan-pelan aja.

.
.
.

"Kenapa harus saya pak? Saya ijin nyelidik kasus yang lain aja boleh gak? Masa saya harus cosplay jadi anak sekolah selama sebulan" Detektif muda berusia 23 tahun itu berucap dengan wajah memohonnya pada pria di depannya.

Pria yang lebih senior bernama Yudis itu menoleh pada rekan-rekannya yang lain memperhatikan wajah-wajah mereka dengan seksama, kemudian beralih lagi pada pemuda yang baru saja melayangkan protesannya.

"Bisa kamu liat sendiri, disini hanya kamu yang cocok buat jadi peran anak sekolah Rean.. maksud saya pak Rean" yudis menjelaskan sekaligus meyakinkan juniornya yang di panggil Rean tersebut. Dan tentu usulannya mendapat anggukan persetujuan dari rekan-rekannya yang lain.

"Tapi pak__"

"Tidak ada bantahan. Ini kartu identitas kamu yang baru, dan sudah saya rubah nama dan usia kamu" final Yudis sembari menyodorkan sebuah kartu identitas palsu guna melancarkan penyelidikan yang akan di pegang oleh Rean.

Rean mengamati kartu tersebut yang namanya semula adalah Nakala Arean Pradipta kini menjadi Rean Altama. Serta umurnya diubah menjadi 17 tahun.

"Dan saya mohon, jangan bermain-main dan memperlambat kasus yang akan kamu pegang ini. Dan tolong penyelidikan ini tidak lebih dari satu bulan. Mohon kerjasamanya pak Rean"

Akhirnya Rean menurut dan berjabat tangan dengan Yudis sebagai tanda persetujuan untuknya membuka kasus.

Setelah berpamitan, detektif muda itu pulang kerumahnya untuk mempersiapkan peralatan-peralatan sekolah yang akan digunakan besok di 'sekolah barunya', yakni sekolah tempat tiga pelaku kriminal itu menempuh pendidikan mereka.

Rean juga semakin menyempurnakan penyamarannya dengan tidak tinggal dirumah yang biasa ia tinggali, tapi menyewa sebuah rumah kost yang lebih kecil.

.
.

Pemuda yang sekarang sudah menjadi cowok SMA itu memandangi bangunan sekolah dihadapannya dengan wajah datar sambil memegang tali tasnya. Walau sebelumnya ia menolak keras usulan dari seniornya, tapi ternyata tidak seburuk itu, hitung-hitung buat nostalgia ke masa SMA-nya dulu.

"Ayo dek masuk, udah bunyi bel ini, mau bapak tutup gerbangnya" suara seorang satpam tua menyadarkan Rean dari pemikirannya.

"Iya pak"

Rean segera masuk ke dalam, meminta salah satu murid yang ia cegat untuk mengantarnya ke ruang guru.

"Thanks bro" Rean berterimakasih pada murid cowok berkacamata itu saat sudah sampai di depan ruang guru.

Murid tersebut mengacungkan jari jempolnya dan segera pergi dari sana, dan Rean juga masuk ke dalam kantor.

Tidak menunggu waktu lama, Rean di bawa oleh seorang guru perempuan ke kelas yang akan ditempatinya.

Guru tersebut memukul-mukul penggaris diatas meja guna mengambil atensi anak-anak di kelas.

"Baik anak-anakku, hari ini kita kedatangan satu murid baru yang akan melengkapi jumlah kalian dari 39 menjadi 40" ujar guru cantik itu antusias.

ELYASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang