11

4.3K 485 52
                                    

Vote sebelum membaca, terima kasih..

.
.
.

Hari Sabtu sekitar jam tujuh malam, Yasa mengajak Rean ke pasar malam sekaligus berkencan. Yasa berpamit pada Atmaja dan langsung menuju garasi untuk mengeluarkan motornya.

Namun ia mendapat kiriman pesan dari Bian yang ternyata juga mengajaknya ke tempat yang sama. Yasa menatap jengah sambil mengetik balasan penolakan kepada Bian.

Lima detik setelah pesannya terkirim, HP nya kembali bergetar karena balasan dari Bian.

Sa, gue pengen jalan
berdua sama lo,
bisa nggak kali ini
jangan ajak si banci dulu

Jaga mulut lo,
Yang lo bilang banci itu
Pacar gue.
Lagian gue sama Rean
Mau kencan, lo ngapain
Mau ikut segala?
Mending turu, drakoran kek

Iihh yaudah deh,
Pergi ber3 kalo gitu,
Gamau ada penolakan
Titik!!!
Jemput sekarang gue tunggu!

Yasa mendengus jengkel. Ia tidak jadi mengeluarkan motor dan menggantinya dengan mobil, agar muat bertiga. Bian benar-benar sangat mengganggu acara kencannya bersama Rean.

Yasa tidak mau berurusan dengan orang tua Bian yang selalu memelas memintanya menjaga anak mereka, menurutnya itu sangat merepotkan. Jika saja ayahnya dan ayah Bian bukan merupakan kolega lama dari sebelum ia dan Bian lahir, mungkin Yasa akan dengan tegas menolak permintaan orang tua Bian, sekalipun mereka memohon.

Beberapa menit di perjalanan, akhirnya Yasa sampai di rumah Bian. Melihat cowok pendek itu yang sudah rapih dengan penampilan imutnya, Hoodie pink pastel dipadukan celana pendek berwarna putih selutut menunjukkan kaki putih nan jenjang remaja bertubuh kecil itu.

Bian dengan riangnya berjalan ke mobil Yasa dan membuka pintu bagian depan.

"Lo di belakang, itu tempat Rean" ujar Yasa.

Bian hanya merotasi matanya malas, tanpa peduli ucapan Yasa, ia tetap masuk dan duduk di samping kursi kemudi.

"Bian!" Yasa mulai jengkel.

"Gak mau! Gue maunya di depan! Gue bakal nangis kalo lo tetep nyuruh gue duduk di belakang!" Wajah putih Bian sudah memerah karena menahan emosi.

Yasa tidak menanggapi lagi, daripada urusan semakin panjang. Ia berniat akan mencium dan memeluk Rean serta meminta maaf padanya jika cowok itu sampai marah dan ngambek nantinya.

Yasa merasa bersalah, karena awalnya sudah mengajak pacarnya jalan berdua, tapi malah terganggu dengan kehadiran makhluk pendek di sampingnya ini.

Selama di perjalanan Yasa hanya diam, tidak merespon Bian yang sejak tadi mengoceh dengan antusiasnya tanpa henti.

"Yasa..?"

"Hm"

"Penampilan gue imut gak malam ini.."

Yasa menoleh sekilas pada Bian lalu menjawab, "imut"

Bian sontak menyunggingkan senyum manisnya "imut mana sama si Rean itu?"

Yasa diam, jika membandingkan penampilan antara dua cowok yang mempunyai tinggi badan hampir setara itu, Bian mempunyai wajah yang memang lebih dominan cantik dan imut dengan fitur wajah yang lembut seperti perempuan. Kalau Rean lebih kearah manis bercampur ganteng, dengan garis rahang yang sedikit terpahat halus di wajah kecilnya.

ELYASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang