Vote sebelum membaca.
.
.
.Yasa dan Rean belum tidur. Yasa yang tangannya masih sibuk mengelus-elus punggung Rean, dan Rean yang masih mengendusi bau badan Yasa. Namun tiba-tiba Rean mendongak dan bertanya,
"Yasa, lo pernah punya cinta pertama gak?"
Yasa menghentikan sejenak tangannya dan menatap posisi Rean yang lebih rendah, "..maksud?"
"Seseorang yang bener-bener lo demen gitu, mungkin salah satu cewek-cewek yang pernah lo pacarin, lo pernah punya rasa sama mereka gitu.."
Yasa terlihat berpikir sejenak kemudian menjawab, "pernah, tapi gue masih kecil banget, kelas 1 SD" Yasa kembali melanjutkan kegiatan mengelus punggung Rean.
"Cerita dong, gue pengen denger" wajah Rean tampak antusias dengan binar-binar keingintahuan, hingga tangannya sedikit memukul-mukul pelan dada Yasa.
Yasa menaikan satu alisnya agak ragu. Jika ia menceritakan, apa Rean akan marah?. Tapi dilihat dari reaksi pacarnya itu, sepertinya tidak. Ia akan bercerita apa adanya, sesuai yang terjadi.
Yasa sedikit berdehem kemudian mulai menceritakan tentang masa lalunya. Sebenarnya tidak bisa dibilang itu adalah 'cinta', karena usia Yasa yang masih sangat kecil.
"Pertama, dia cowok bukan cewek. Dia juga lebih tua sekitar 6 tahun gitu dari gue, karena pas gue kelas 1 SD, dia udah ujian buat naik ke jenjang SMP" Yasa menceritakan sambil mengingat-ingat tentang cinta pertamanya itu, dan Rean yang masih setia mendengar.
"Namanya.. Naka. Gue kenal dia karena tiap sore abis pulang sekolah, dia suka main bola bareng temen-temennya di lapangan dekat komplek perumahan gue, dan gue selalu duduk bareng temen-temen gue sambil makan siomay demi ngeliat dia bermain bola dengan muka seriusnya yang manis itu, ada rasa senang tersendiri buat gue" Yasa kembali menatap Rean, menyorot wajah manis yang belakangan ini terlihat agak gembil. Tangan Yasa berpindah ke wajah Rean, berganti mengelus pipinya dengan pelan. "Lo tau? Mukanya tuh.. mirip sama lo. Dan apa? Gue pernah dengan randomnya ngajak dia nikah kalo gue udah dewasa nanti sampe gue diketawain semua temennya. Tapi apa reaksinya ? Dia senyum dan ngangguk trus ngelus rambut gue yang saat itu tinggi badan gue sedadanya doang, dan dia jawab mau"
"Jadi.. bisa dibilang lo mau pacaran sama gue karena muka gue mirip sama cinta pertama lo it_mmpphhh" kalimat Rean terpotong saat Yasa langsung melumat bibirnya dengan kasar.
Pergulatan basah bibir serta lidah mereka berlangsung selama hampir satu menit dan akhirnya terlepas.
"Gak. Kita pacaran karena emang udah takdir aja. Lagian gue juga baru nyadar pas cerita ini kalo kalian emang rada mirip" jelas Yasa setelah sebelumnya menjilat sisa Saliva di bibir Rean.
"Terus.. kenapa kalian pisah?" Tanya Rean.
"Gue juga gatau, dua tahun kemudian dia hilang tanpa jejak"
"Yasa.." sepertinya Rean masih kepo.
"Hm?"
"Seandainya lo dipertemukan lagi dengan cinta__"
"Naka" koreksi Yasa.
"Ya, Naka. Seandainya kalian ketemu lagi dan dia belum sama siapa-siapa, lo bener bakal nikahin dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ELYASA
Teen FictionYasa si cowok brandalan, yang merasa kehidupannya mulai terusik dengan kehadiran seorang murid baru di kelasnya yang mendekatinya secara ugal-ugalan. Perjalanan kisah cinta Yasa dan Rean yang bermula, dan di bumbui drama-drama 'kecil' yang akan mele...