09

4.7K 530 36
                                    

Vote sebelum membaca, terima kasih..

.
.
.

Setelah bel masuk, semua murid-murid yang berada di kantin maupun pelosok sekolah lainnya mulai berbondong-bondong malas masuk ke kelas mereka masing-masing.

Bian berhenti di depan kelas Yasa. Ia sedikit mencondongkan wajah lalu memeluk cowok itu lagi, setelah sebelumnya melirik sinis pada Rean.

Rean? Hanya merotasikan matanya malas. Rasa-rasanya, ia ingin menonjok wajah menyebalkan cowok yang lebih rendah dua centi darinya itu.

Dia sudah mengklaim Yasa sebagai calon pacarnya, tolonglah, manusia-manusia genit macam Bian ini di singkirkan saja, hanya menjadi penghalang.

Setelah itu, Bian melepas pelukan sepihaknya lalu pergi ke kelasnya sendiri, sebelum menyenggol lumayan keras bahu Rean.

Rean mengusap-usap bahunya sembari menatap kesal punggung Bian yang sudah berjalan menjauh. Dengan menahan kekesalannya, Rean lebih dulu masuk ke kelas dengan menubruk tubuh Yasa yang berdiri di pintu masuk.

Andro dan Dion sudah menahan tawa daritadi melihat drama rumah tangga di depan mereka. Makanya punya istri cukup satu saja, dasar Yasa maruk. Isi pikiran random keduanya.

Yasa melihat Rean yang sudah duduk manis di bangku sebelahnya duduk dengan tas sudah di genggaman, kemudian beralih pada Benji yang saat ini sudah duduk dengan cewek yang sebelumnya duduk dengannya. Wajah cewek itu nampak kesal sambil memandangi Rean. Mungkin Rean sudah memaksanya untuk pindah tempat duduk.

"Rean istri pertama ato kedua, Sa" tanya Dion usil.

"Pertama, dan satu-satunya kayaknya" yang menjawab bukan Yasa tapi Andro.

"Ahahah, bisa jadi"

Yasa tidak mau mempedulikan omongan tidak penting kedua temannya itu lagi dan berjalan ke mejanya. Ia sedikit menarik sandaran bangkunya yang berada di dekat jendela lalu duduk.

Yasa merogoh HP dari sakunya saat merasakan benda itu bergetar. Ia membaca sebuah chat yang pengirimnya adalah Bian.

Sa, entar bisa anterin
Gue pulang gak?
Gak bawa mobil soalnya.

Yasa mengernyitkan alisnya, lalu membalas pesan itu.

Gabisa.

Please Sa,
Uang gue dah abis
Gak bisa buat naik
Kendaraan umum.

Gue bayarin,
Singgah kelas gue
Kalo pulang.

Tidak ada balasan apapun lagi dari bian. Ayah Yasa dan Bian merupakan kolega lama. Hal itu lah yang membuat ayah Bian menaruh harapan pada Yasa agar bisa menjaga anaknya. Saat Yasa mengatakan keberatan atas hal itu, ayahnya malah mengelak dengan alibi, "jagain aja El, lagian Bian anaknya manis, baik pula, siapa tau kalian jodoh, pasti bakal cakep banget cucu-cucu Daddy"

Dasar Atmaja, memangnya anakmu itu bodyguard yang harus menjaga seorang anak bos. Yasa sama sekali tidak menaruh minat pada Bian sejak dulu, walau tidak bisa dipungkiri Bian memang cantik dan imut, tetap saja bukan tipe Yasa.

ELYASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang