08

4.7K 494 23
                                    

Vote sebelum membaca, terima kasih..

.
.
.

Sesuai janji, Yasa mengantar Rean pulang sekolah setelah kedua temannya membawakan tas mereka. Walau Rean harus mendapat berbagai tatapan sinis serta cibiran dari para penggemar Yasa, tapi Rean tidak peduli. Malam ini Yasa, Andro, dan Dion akan beraksi lagi untuk merampok.

Sesampainya di kost-an Rean, cowok yang seketika menjadi kecil jika di dekat Yasa itu tidak mau turun dari motor, lengannya tetap memeluk erat perut Yasa.

"Turun lah woi" Yasa berucap ketika tidak mendapat pergerakan bahwa Rean akan turun.

"Masuk ke dalam dulu gue buatin kopi" ajak Rean.

"Gak perlu gue mo langsung balik" Yasa menolak, tapi tangannya enggan melepas lengan Rean yang masih mengait di perutnya.

"Kenapa buru-buru banget sih?"

"Ya istirahat, lo pikir apaan?!" Balas Yasa agak ketus.

"Lo bisa kok istirahat di kost-an gue"

Yasa terkekeh dibalik helmnya dengan nada mencibir "yakin?"

Rean ikut terkekeh di boncengan Yasa, "kenapa harus gak yakin?"

Yasa membuka helmnya dan sedikit menoleh ke belakang, membuat pelukan Rean otomatis terlepas. Keduanya saling menatap beberapa detik. Rean mengangkat tangannya untuk merapihkan rambut Yasa yang acak-acakan. Yasa mendekatkan wajahnya di depan wajah Rean dan berbisik dengan suara rendah khasnya, "sesuka itu lo sama gue?"

Rean menelan ludahnya sukar lalu mengangguk pelan. Tatapan keduanya masih bertaut satu sama lain, namun dengan sorot mata yang berbeda.

Yasa menarik kepalanya kembali dan membuang nafas kasar. "Turun sekarang"

Rean menghela nafas kecewa. Ia pikir, Yasa akan terus mendekat dan berakhir menciumnya, namun ia salah.

Akhirnya Rean melompat turun dari motor besar itu dan memandang Yasa sejenak, kemudian terkekeh. "Gue gak bakal berenti sampe lo bener-bener jadi milik gue. Btw, makasih udah nganterin pulang, hati-hati di jalan calon pacar.."

Yasa menatap punggung Rean yang sudah berbalik dan masuk ke dalam kost-annya. Kemudian memakai kembali helmnya dan segera pergi dari sana.

Yasa melihat sebuah kios kecil di pinggir jalan menepikan motornya. Tiba-tiba merasakan kerongkongannya kering. Cowok tinggi itu membeli satu botol air mineral dingin dan langsung meneguknya beberapa kali hingga tandas, ternyata memang haus.

Yasa membayar dengan pecahan dua puluh ribuan lalu kembali ke motornya.

"Adek!" Cewek penjual itu memanggil Yasa.

Yasa berbalik dan membuat ekspresi bertanya, "kenapa mbak, uangnya kurang?"

"Bukan atuh, ini kembaliannya, airnya cuma tiga ribu"

Yasa tersenyum kecil, ia pikir ada apa, "Gapapa mbak, ambil aja" kemudian menstarter motornya pergi dari sana.

"Si bule, udah cakep bae pula ah"

ELYASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang